Tuesday, February 25, 2014

KONTROL atau EVALUASI (Q.S. AN-NISA’ : 71)



KONTROL atau EVALUASI
(Q.S. AN-NISA’ : 71)

       I.            PENDAHULUAN
Di dalam memahami kandungan al-qur’an, kita perlu penafsiran yang benar agar dalam memahami pesan yang disampaikan oleh al-qur’an bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari yang tentunya sesuai dengan tuntunan dari Allah. Dari banyak peristiwa yang terjadi, dan kehidupan sehari-hari banyak yang keliru dalam melaksanakannya dan agar manusa tidak terjebak dalam kesesatan yang dalam. Maka dari itu, disini akan sedikit dipaparkan tentang kontrol atau evaluasi yang dikaitkan dengan Q.S. An-Nisa’ ayat 71.

    II.            PERMASALAHAN

1.      Ayat Dan Artinya
2.      Pengertian Ijmal (Global)
3.      Asbabun Nuzul
4.      Tafsir Mufrodat
5.      اِيْضَاحْ (Penjelasan)

 III.            PEMBAHASAN

1.      Ayat Dan Artinya
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! (Q.S. An-Nisa’: 71)

2.      Pengertian Ijmal (Global)
Di dalam ayat sebelumnya, dijelaskan bahwasanya barang siapa yang mentaati Allah dan rasulnya, maka Allah akan membalas dengan karunia yang tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya. Mereka diantaranya ialah Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Hubungan dengan ayat sebelumnya adalah penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana menjadi kelompok orang yang mendapat karunia Allah dalam hal jihad atau berperang.
Di dalam surat ini Allah Ta’ala telah banyak menerangkan perkara keagamaan, seperti ibadah kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun; perkara peradaban seperti bergaul dengan kaum kerabat, tetangga, anak-anak yatim dan orang-orang miskin; serta urusan-urusan pribadi, seperti hukum-hukum perkawinan, perbesanan dan perwarisan. Di dalam ayat ini Allah menerangkan beberapa hukum perang dan politik, serta menggariskan bagi kita jalan yang harus ditempuh dalam melindungi agama dan pemerintahan kita yang berdasarkan pokok-pokok itu dari musuh.
3.      Asbabun Nuzul
Dalam ayat ini tidak diketemukan asbabun nuzul.
4.      Tafsir Mufrodat
حِذْ رَكُمْ   : al-hidzru dan al-hadzar seperti al-mitslu dan al-matsal; yakni berjaga-jaga dan bersiap-siap untuk menghadapi kejahatan musuh.
اَلنَّفْرُ      : lari dari sesuatu dan lari kepada sesuatu. Contoh dari yang pertama ialah firman-Nya :
“Dan sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).” (Al-Isra’, 17:41)
5.      اِيْضَاحْ (Penjelasan)
يَاَ يُّهَا الَّذِ يْنَ اَ مَنُوْا خُذُوْا حِذْ رَكُمْ
Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah kalian untuk menghadapi kejahatan musuh, seperti dengan mengetahui keadaanya dan kadar persiapan serta kekuatannya. Apabila kalian mempunyai musuh yang banyak, maka ketahuilah apa yang menjadi kesepakatan dan perselisihan mereka, carilah berbagai cara untuk melawan mereka apabila mereka menyerang dan gunakanlah cara-cara itu. Termasuk dalam persiapan ini adalah mengetahui keadaan musuh, dan mengetahui peta daerahnya, persenjataan serta cara-cara menggunakan dan implikasinya seperti mengetahui masalah arsitektur, kimia, dan pengangkutan beban-beban. Ringkasnya, hendaknya kalian memparsiapkan segala peralatan perang, seperti pesawat terbang, bom, tang, kapal perang berlapis baja,  senjata anti-pesawat dan lain sebagainya. Sehingga musuh tidak menyerang kalian terlebih dahulu atau mengancam kalian dalam negeri, dan tidak menghalang-halangi kalian di dalam menegakkan agama atau di dalam menyerukannya.
Nabi saw. dan para sahabatnya sangat mengerti tentang peta daerah musuhnya, sebagaimana mereka juga mempunyai mata-mata yang disebarkan untuk memberi kabar. Maka, ketika belau diberitahu bahwa kaum Quraisy melanggar perjanjian (syarat-syarat perjanjian dalam perdamaian Hudaibiyah) beliau segera mengadakan persiapan untuk menaklukkan Makkah, dan Abu Sufyan tidak berhasil memperbarui perjanjiannya kembali. Sebelum itu, ia mengira bahwa kaum Muslimin tidak mengetahuipelanggarannya terhadap janji
Dalam perang Yamamah, Abu Bakar berkata kepada Khalid bin Walid, “Perangilah mereka dengan peralatan yang mereka gunakan untuk memerangimu: pedang balas dengan pedang dan lembing balas dengan lembing”.
Halim meriwayatkan dari ‘Aisyah, bahwa kesiap-siagaan tidak bertentangan denga takdir, karena perintah untuk bersiap-siaga termasuk di dalam takdir. Perintah untuk itu adalah demi melindungi kita dari kejahatan musuh-musuh, bukan melindungi takdir, lalu kita tidak mengadakan persiapan. Sebab yang dimaksud dengan takdir ialah berjalannya segala perkara dengan aturan, dimana sebab berlaku berdasarkan musabab. Kesiap-siagaan termasuk ke dalam kelompok sebab. Maka mengadakan persiapan berarti mengamalkan tuntutan takdir, bukan mengamalkan hal yang bertentangan dengannya.
فَا نْفِرُوْا ثُبَا تٍ اَوِ انْفِرُوْا جَمِيْعًا
Berangkatlah kalian kelompok demi kelompok atau berpencar, jika jumlah bala tentara besar atau strategi musuh mengharuskan yang demikian. Atau hendaknya umat secara keseluruhan berangkat ke medan pertempuran, jika kondisi menuntutnya sesuai dengan kekuatan musuh.
Ringkasnya, hendaknya kalian memilih: apakah berangkat kelompok demi kelompok, ataukah seluruh kaum Mukminin akan berangkat sesuai dengan kondisi musuh.
Untuk melaksanakan perintah ini menuntut agar umat selalu berjihad, seperti setiap individu mempelajari dan beratih tehnik berperang, mencari persenjataan yang dibutuhkan di dalam peperangan ini, dan mempelajari cara menggunakannya di dalam setiap masa sesuai dengan keadaannya.
Dari sini dapat diketahui, bahwa negara Islam wajib menegakkan tugas ini dengan sendirinya, bukan tetap menjadi beban pihak lain. Kemudian umat berkewajiban membantunya, bahkan mengingatkannya apabila pemerintah melalaikannya. Keadaan sekarang berbeda, umat-umat Islam tampak lengah dan lalai dalam masalah itu, sehingga setiap negara yang bertetangga dengannya tamak terhadapnya, merongrongnya dari setiap sudut dan mencaplok banyak daerahnya.
Agama sangat menekan masalah ini. Maka terdapat seperti firman Allah Ta’ala:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apapun yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian”. (Al-Anfal, 8:60)

 IV.            KESIMPULAN
Setelah kita memahami penjelasan ayat di atas, maka akan disimpulkan sebagaimana dikaitkan dengan “Kontrol atau Evaluasi”.
Telah dijelaskan bahwa di dalam perang kita harus berjaga-jaga dan bersiap-siap menghadapi musuh, ini dapat disimpulkan bahwa kita juga harus mengkontrol atau mengevaluasi terlebih dahulu sesuatu yang akan kita lakukan. Segala sesuatu yang akan kita hadapi harus dipersiapkan terlebih dahulu. Agar nantinya tidak timbul kekecewaan. Kita juga harus memahami hal seperti apa yang akan kita hadapi. Misalnya, kita akan menghadapi ujian yang mana kita pun telah berkali-kali melewatinya. Jadi dengan pengalaman yang lama, kita telah memahami bagaimana bentuk-bentuk ujian itu. Dengan begitu kita berusaha mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi ujian, seperti belajar, menjaga kesehatan, mempersiapkan alat-alat ujian, dan lain sebagainya. Apabila segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan baik, maka presentase dari kegagalan itu pun sedikit.

    V.            PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan. Tentunya jauh dari kesempurnaan, dan karena itulah saya mohon kritik serta saran yang membangun. Dan saya mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin..

DAFTAR PUSTAKA
Rasyidi, Anwar, Drs., Tafsir Al-Maraghy, Semarang: Penerbit Toha Putra, 1986

No comments:

Post a Comment

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...