Tuesday, February 25, 2014

KENAKALAN ANAK REMAJA



I.                   PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional, yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat yang khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial secara utuh, serasi selaras dan seimbang.
            Perlindungan anak merupakan suatu bidang pembangunan nasional, karena melindungi anak berarti melindungi manusia dan membangun manusia seutuh mungkin. Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, oleh karena itu mengabaikan perlindungan terhadap anak berarti tidak akan memantapkan pembangunan nasional. Penyimpangan tingkah laku atau perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anak disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya dampak negatif dari perkembangan pembangunan yang cepat, arus globalisasi dibidang komunikasi dan informasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perubahan gaya hidup sebagian orang tua, yang telah membawa perubahan sosial yang mendasar dalam kehidupan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak.[1]
            Dalam menghadapi dan menanggulangi berbagai perbuatan dan tingkah laku Anak Nakal, perlu dipertimbanakan kedudukan anak dengan segala ciri dan sifatnya yang khas. Walaupun anak telah dapat menentukan langkah dan perbuatannya berdasarkan pikiran. perasan dan kehendalnya- keadaan sekitarnya dapat mempengaruhi perilakunya. Oleh karena itu, dalam menghadapi masalah Anak Nakal, orang tua dan masyarakat di sekelilingnya seharusnya lebih bertanggung jawab terhadap pembinaan, pendidikan dan pengembangan perilaku anak tersebut.
            Mengingat ciri dan sifat yang khas pada anak dan demi perlindungan terhadap anak, maka perkara Anak Nakal, wajib disidangkan pada Pengadilan Anak yang berada di lingkungan Peradilan Umum. Dengan demikian, proses peradilan perkara Anak Nakal dari sejak ditangkap, ditahan, diadili sampai dalam pembinaan masyarakat selanjutnya, wajib dilakukan oleh pejabat khusus yang benar-benar memahami masalah anak.
                 Menurut Muladi dan Barda Nawawi Arief, tujuan dan dasar pemikiran dari Peradilan Anak jelas tidak dapat dilepaskan dari tujuan utama untuk mewujudkan kesejahteraan anak yang pada dasarnya merupakan bagian integral dari kesejahteraan sosial. Dengan kalimat terakhir ini tidak harus diartikan bahwa kesejahteraan atau kepentingan anak itu pada hakikatnya merupakan bagian dari usaha mewujudkan kesejahteraan sosial. Hal ini sesuai pula dengan pendapat Sudarto yang dikemukakan saat membahas tentang RUU Pengadilan Anak: “…walaupun di dalam RUU disebutkan Pengadilan Anak mengutamakan kesejahteraan anak di samping kepentingan masyarakat, namun beliau berpendapat bahwa kepentingan anak tidak boleh dikorbankan demi kepentingan masyarakat”.[2]
B.     RUMUSAN MASALAH
Untuk memfokuskan dalam pembahasan ini, penulis ingin membuat rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Apa saja yang menjadi penyebab kenakalan pada anak remaja yang merokok di panti rehabilitasi?
b.      Bagaimana peran Rohaniawan Islam dalam pelaksanaan bimbingan bagi kenakalan anak remaja?
C.     KERANGKA TEORITIK
·         REMAJA DAN ROKOK
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative).
Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
·         Penyebab Remaja Merokok
1.      Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.[3]
2.      Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.
3.      Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah..
4.      Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remajaseringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
D.    METODE PENELITIAN
Metode riset ilmiah merupakan salah satu alat pendekatan ilmiah yang digunakan untuk mencari kebenaran atau untuk menemukan suatu pengetahuan yang baru, menguji teori, menjawab suatu pertanyaan atau untuk mencari pemecahan suatu masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu, untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai harapan, suatu penelitian harus sisitematis, teliti, skeptis, logis dan objektif. Maka pendekatan dalam proses pengumpulan data menjadi syarat utama dalam pelaksanaan sebuah penelitian.[4]
1.         Jenis Penelitian.
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, yaitu prosedur penelitian lapangan yang menghasilkan data deskriptif, yang berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan penelitian yang diamati.
Bogdan dan Taylor (1975) menyatakan bahwa penelitian kualitatif memfokuskan kajiannya terhadap fenomena secara holistif dan tidak mereduksi fenomena itu ke dalam variabel-variabel  yang kemudian dicari hubungannya secara parsial, akan tetapi fenomena tersebut dilihat sebagai sebagian dari suatu keseluruhan. Adapun penelitian ini yang bertumpu pada lapangan dan telaah teks. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif.   
2.         Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara atau proses yang sistematis dalam pengumpulan, pencatatan dan penyajian fakta untuk tujuan tertentu.[5] Untuk memperoleh data empiris tentang Kenakalan Remaja Merokok di Panti Rehabilitas, peneliti mengunakan teknik pengumpulan data tersebut melalui beberapa metode yaitu:
a.       Wawancara
Metode wawancara atau metode interview, yaitu cara yang dipergunakan seseorang dalam malakukan penelitian, untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari responden, dengan berdialog dengan face to face terhadap orang lain.[6] Dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) adalah untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai (interviewee) selanjutnya diadakan pencatatan untuk dijadikan data dalam penelitian.
b.      Dokumentasi
Yaitu suatu penyelidikan terhadap benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen dan sebagainya.[7] Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa dokumen di Panti Rehabilitas tentang Kenakalan Anak Remaja yang Merokok.
c.       Observasi
Observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial keagamaan (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis.[8] Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan serta keadaan secara langsung obyek yang akan diteliti yaitu Peran Panti Rehabilitas terhadap Anak Nakal yang Merokok.
II.                PERAN ROHANIAWAN ISLAM DALAM PROBLEM SOLVING TERHADAP ANAK YANG MEROKOK
Peran Rohaniawan Islam dalam problem solving ini setidaknya memberi pengarahan kepada anak remaja tentang rokok itu sendiri meliputi kandungan rokok dan bahayanya. Sehingga mereka dapat dengan mudah menjauhi rokok tersebut.
A.    Analisis Kandungan Yang Ada Di Dalam Rokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok. Tapi diantara zat – zat yang disebutkan tadi, ada 3 zat yang paling berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok. Zat – zat itu adalah:
a.       Tar
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru - paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru - paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel - sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
b.      Nikotin
Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung. Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
c.       Karbon Monoksida (CO)
Zat ini dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel - sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.Selain itu, karbonmonoksida memudahkan penumpukan zat - zat penyumbat pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan jantung yang fatal selain itu juga dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah di kaki.Efek terakhir ini membuat para wanita perokok lebih beresiko ( daripada wanita non perokok ) mendapat efek samping berbahaya bila meminum pil kontrasepsi ( pil KB).Karena itulah sebabnya mengapa para dokter kandungan ( ginekolog ) umumnya segan memberi pil KB pada wanita yang merokok.
Beberapa Penelitian Tentang Rokok
Menurut Menteri Kesahatan Indonesia Tahun 2004 Bapak Dr. Achmad Sujudi, kebiasaan merokok di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) penduduk Indonesia usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%. Dengan besarnya jumlah dan tingginya presentase penduduk yang mempunyai kebiasaan merokok, Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi (dibakar) pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar batang rokok setiap tahunnya setelah Republik Rakyat China (1.697.291milyar), Amerika Serikat (463,504 milyar),Rusia (375.000 milyar) dan Jepang (299.085 milyar).
Selain itu, dalam laporan yang baru saja dikeluarkan WHO berjudul “Tobacco and Poverty : A Vicious Cycle atau Tembakau dan Kemiskinan : Sebuah Lingkaran Setan” dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tanggal 31 Mei 2004, membuktikan bahwa perokok yang paling banyak adalah kelompok masyarakat miskin. Bahkan di negara-negara maju sekalipun, jumlah perokok terbanyak berasal dari kelompok masyarakat bawah. Mereka pula yang memiliki beban ekonomi dan kesehatan yang terberat akibat kecanduan rokok. Dari sekitar 1,3 milyar perokok di seluruh dunia, 84% diantaranya di negara – negara berkembang.
Hasil penelitian itu juga menemukan bahwa jumlah perokok terbanyak di Madras, India justru berasal dari kelompok masyarakat buta huruf. Kemudian riset lain membuktikan bahwa kelompok masyarakat termiskin di Bangladesh menghabiskan hampir 10 kali lipat penghasilannya untuk tembakau dibandingkan untuk kebutuhan pendidikan. Lalu penelitian di 3 provinsi Vietnam menemukan, perokok menghabiskan 3,6 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk pendidikan, 2,5 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan dengan pakaian dan 1,9 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk biaya kesehatan.[9]
B.     Analisis Pencegahan Dan Penanggulangan Terhadap Anak Yang Merokok
Beberapa cara yang dapat kita lakukan supaya anak dapat terhindar dari perilaku merokok adalah sebagai berikut :
a.       Tarbiyah atau pendidikan keimanan yang sungguh – sungguh untuk setiap individu masyarakat agar mereka sadar betapa bahaynya menghisap rokok.
b.      Adanya teladan yang baik bagi sang anak baik di rumah, di sekolah, maupun di sekitar lingkungannya.
c.       Melarang Oknum guru untuk merokok di depan siswa saat mengajar. Mengapa? karena kita ketahui bahwa tugas guru adalah sebagai suri tauladan bagi siswanya di sekolah. Jadi wajar saja kalau guru harus memberi contoh yang baik bagi siswanya.
d.      Penyuluhan yang gencar dan intensif dari Instansi terkait. Dengan jalan ini diharapkan jumlah perokok akan berkurang, karena mereka memperoleh pengetahuan langsung tentang bahaya rokok bagi kesehatan mereka.
e.      Menciptakan Undang – Undang seperti yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang larangan merokok di tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, taman bermain, dan sebagainya. Dan bagi yang melanggar akan dikenakan sangsi atau denda sejumlah 50ribu rupiah.
f.        Menyebarluaskan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) tentang haramnya rokok. Karena dengan jalan ini masyarakat akan berfikir lagi untuk merokok.

III.             KESIMPULAN
Pendidikan yang utama dan pertama dalah keluarga. Dengan lingkungan keluarga akan terbentuk sifat, watak dan perilaku misalkan dalam sebuah keluarga orang tua kurang perhatian terhadap anak, maka anak tersebut akan menjadi nakal (kurang terkontrol) demikian juga sebaliknya kalau lingkungan itu baik ada perhatian orang tua maka anak akan tumbuh dengan baik.
Dalam mendidik anak kita harus mengetahui sifat-sifatnya misalkan anak yang mempunyai sifat pendiam kita dekati dengan halus sehingga anak tersebut mau bercerita tentang masalah yang terjadi, berarti kita menggunakan cara yang halus untuk menghadapinya. Lain lagi dengan anak yang mempunyai sifaf keras, kita harus mengahdapinya dengan tegas dan keras.
Selain kita melihat dari lingkungan keluarga dan sifat anak, kita harus melihat kelatarbelakang dari keluarganya, jika dalam keluarga tersebut mempunyai latar belakang yang baik maka secra otomatis anaknya akan meniru yang baik tetapi sebliknya, jika dalam keluarga tersebut mempunyai latar belakang yang kurang baik maka anaknya akan mengikuti tidak baik pula.
IV.             PENUTUP
Demikianlah tugas yang dapat saya sampaikan. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini dan selanjutnya.
Dan akhirnya penulis mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan, baik dalam sistematika penulisan, isi dalam pembahasan maupun dalam hal penyampaian materi. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca yang budiman pada umunya dalam kehidupan ini. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, Muladi dan Barda Nawawi (1992) Bunga Rampai Hukum Pidana, Bandung: Alumni, Amalia,http://www.pdgionline.com/web/index.php?option=content&task=view&id=310&Itemid=1
Arikunto, Suharsini (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta, Renika Cipta
Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Atmasasmita, Romli, (1985) Problem Kenakalan Anak-Anak Remaja (Yuridis, Sosiolo-Kriminologis), Bandung:  Armiko
Koentjaraningrat (1994) Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Sumarsono, Sony (2004) Metode Riset Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu
Suprayogo, Imam (2001) Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.





[1] Romli Atmasasmita, (1985) Problem Kenakalan Anak-Anak Remaja (Yuridis, Sosiolo-Kriminologis)., Bandung:  Armiko, Hal. 8
         [2] Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1992, Bunga Rampai Hukum Pidana, Bandung: Alumni, hal 111
[3] Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 294
[4] Sony Sumarsono ,  Metode Riset Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004, Hal 6
[5] Ibid, Sumarsono, 2004, hal 66
[6] Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1994, Hal 129
[7] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta, Renika Cipta, Zuhdi, 1998, Hal 145
[8] Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya , 2001, 167

[9]Amalia,http://www.pdgionline.com/web/index.php?option=content&task=view&id=310&Itemid=1/diakses24122011/17.30

No comments:

Post a Comment

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...