Tuesday, February 25, 2014

DRAFT MICROCOUNSELING



DRAFT MICROCOUNSELING
Konselor                      : Nur Syafitri Ramadhani
Klien                           :
*      Nama                                    : Hanna Setyowati
*      Usia                           : 20 tahun
*      Pendidikan                : SLTA
*      Pekerjaan                  : Karyawan
*      Agama / Suku                       : Islam / Indonesia
Deskripsi Masalah       :
  1. Masalah dengan orang tua
  2. Masalah dengan pacar
  3. Masalah dengan teman kerja
PELAKU
URAIAN
TEHNIK
Klien
Tok.. tok.. tok.. Assalamu’alaikum..

Konselor
Wa’alaikumussalam warahmatullah, silakan masuk mbak. (membuka pintu, berjabat tangan, lalu dengan ramah mempersilakan duduk). Wah, saya senang sekali dapat bertemu dengan anda. Bagaimana kabar anda hari ini? (ramah, senyum, kontak mata).
Attending
Klien
Alhmdulillah baik mbak. (datar dan terlihat murung)

Konselor
Anda terlihat murung. Apakah anda sedang ada sesuatu yang ingin kita bicarakan sekarang?
Refleksi perasaan
Klien
(Hanya mengangguk dan menatap ke bawah)

Konselor
Nampaknya anda mempunyai beban yang saat berat saat ini. Benarkah begitu mbak?

Refleksi Perasaan Klarifikasi
Bertanya Terbuka
Klien
Iya mbak, benar. (masih merunduk)

Konselor
Kalau boleh saya tahu beban berat apa yang anda fikirkan saat ini?

Klien
(menunduk) Saya bingung mbak..

Konselor
(mengangguk) Bisakah anda menjelaskan lebih lanjut apa yang membuat anda bingung saat ini?

Klien
Saya mempunyai banyak masalah mbak....

Konselor
Oh, begitu. Masalah apa saja yang sedang anda fikirkan saat ini?

Klien
Masalah dengan orang tua mbak.

Konselor
Iya, lalu..
Dorongan minimal
Klien
Masalah dengan pacar dan salah satu teman kerja saya.

Konselor
Oh, begitu. Saya bisa merasakan kegalauan hati anda saat ini. Namun dengan berbagai masalah yang anda fikirkan, tidak mungkin kita bicarakan semua dalam satu pertemuan ini. Menurut anda permasalah apa yang sangat berat bagi anda saat ini?
Empati
Stucturing (limit of topic)
Klien
Masalah dengan orang tua saya mbak.

Konselor
Kalau begitu, bagaimana jika sekarang kita berbicara tentang masalah anda dengan orang tua anda?
Topik netral
Klien
Iya mbak, saya fikir juga begitu.

Konselor
Lalu, apa yang menjadi masalah anda dengan orang tua anda?

Klien
Saya merasa benci dengan orang tua saya mbak.. tapi . (menatap konselor)

Konselor
Iya.. lalu..
Dorongan minimal
Klien
Saya ingin menetralisir kebencian saya mbak. Tapi tidak bisa mbak.

Konselor
Apa yang membuat anda mempunyai perasaan benci kepada orang tua anda sehingga anda tidak bisa menetralisirnya?
Eksplorasi perasaan
Klien
Saya tidak dianggap anak kandung sendiri oleh kedua orang tua saya.

Konselor
Oh.. begitu.. bisakah anda menceritakan kepada saya bagaimana gambaran sikap orang tua anda yang tidak menganggap anda sebagai anak kandung?
Mengarahkan (directing)
Klien
Dari lahir saya tidak diterima di keluarga saya. Terlebih ayah.

Konselor
Darimana anda tahu bahwa anda tidak diterima di keluarga anda padahal anda baru saja lahir?

Klien
Ibu saya yang cerita begitu mbak, kalau ayah saya sebenarnya tidak menginginkan saya lahir.

Konselor
Apakah ada alasan khusus yang diceritakan ibu anda , mengapa ayah anda bersikap demikian?
Focussing other; ayah
Klien
Karena...

Konselor
Iya...
Dorongan minimal
Klien
Ayah saya hanya menginginkan 2 orang anak saja. Dan itu pun sudah lengkap dengan kehadiran kakak saya yang keduanya adalah laki-laki dan perempuan.

Konselor
Oh.. begitu.. lalu apakah hanya itu yang membuat anda merasa benci terhadap mereka atau ada sebab yang lainnya?
Memimpin (leading)
Klien
Iya mbak, masih ada..

Konselor
Bolehkah saya mengetahui alasan selanjutnya?

Klien
Dulu saya tinggal dengan orang tua saya namun hanya dari kelas 1 hingga kelas 4 SD.

Konselor
Memang sebelum dan setelahnya anda tinggal dimana?

Klien
Saya tinggal bersama om dan tante saya, sedangkan kedua orang tua saya dan kakak saya pergi meninggalkan saya.

Konselor
Emm.. saya dapat merasakan bagaimana sedihnya anda saat itu. Lalu bagaimana selanjutnya?
Empati primer
Klien
Selama 2 tahun, orang tua saya masih memberi kabar kepada saya. Namun 7 tahun setelahnya mereka tidak memberi kabar. Bahkan alamat mereka pun saya tidak tahu. Seluruh biaya sekolah saya ditanggung om dan tante.

Konselor
Saya bisa memahami perasaan anda. Namun, apakah hingga saat ini mereka masih juga belum memberi kabar?

Klien
Mereka datang saat saya lulus SMK, mbak...

Konselor
Lalu, bagaimana saat mereka datang? Apakah mereka acuh tak acuh atau bahkan sebaliknya justru perhatian kepada anda?

Klien
Perhatian mbak.. namun..

Konselor
Iya...
Dorongan minimal
Klien
Ada maksudnya..

Konselor
Bisa anda jelaskan lebih rinci dengan perkataan anda barusan?

Klien
Mereka memang baik dan perhatian mbak, namun pada akhirnya mereka memaksa saya untuk....

Konselor
Iya...
Dorongan minimal
Klien
Bekerja di daerah orang tua saya, di Bogor

Konselor
Owh. Jadi begitu. Iya saya dapat merasakan pedihnya kehidupan anda. Kalau saya boleh tahu, pekerjaan apa yang mereka tawarkan kepada anda?
Eksplorasi tentang pekerjaan
Klien
Mereka bilang pelayan toko, namun kenyataannya pelayan bar. Setelah tahu saya kabur dari mereka, mbak.

Konselor
Diam sejenak. Nampaknya kekecewaan dan kesedihan anda terlalu dalam, lalu bagaimana?
Tehnik Diam Paraphrasing
Klien
Lalu....

Konselor
Iya...
Dorongan minimal
Klien
Kemarin ayah dan kakak saya datang menemui saya dan mengabarkan bahwa ibu saya terkena stroke.

Konselor
Lalu, bagaimana dengan perasaan anda ketika mengetahui hal itu?

Klien
Kasihan, namun benci saya tidak bisa hilang seiring dengan iba saya. Saya justru teringat masa lampau yang menyakitkan itu. Saya ingin menghilangkan benci itu mbak. Tapi sulit.
Konfrontasi
Konselor
Saya faham betul keadaan anda. Anda memang dalam keadaan yang sulit. Pengalaman hidup anda menimbulkan trauma yang mendalam bagi anda. Dari kecil hingga dewasa mereka mengabaikan anda. Namun, bagaimana pun juga, mereka tetap orang tua dan saudara-saudara kandung anda. Dari awal pembicaraan kita, saya dapat menilai bahwa niat / keinginan anda bagus sekali, ingin mengurangi kebencian anda. Bila saya boleh tahu, pernahkah anda mencoba untuk menetralisir kebencian anda dengan mengingat-ingat kebaikan mereka?”
Empati Primer, Summarizing, Nasehat
Klien
Sudah mbak, namun malah semakin benci.

Konselor
Saya melihat banyak sisi baik dari anda. Usaha anda sudah bagus sekali. Namun, apakah anda berkenan jika saya memberikan saran?

Klien
Saya berkenan mbak.

Konselor
Namun sebelumnya saya ingin bertanya, adakah orang yang anda anggap sebagai orang tua dan apakah anda menyayanginya?

Klien
Ada mbak, mereka adalah om dan tante saya. Saya sangat menyayangi mereka?

Konselor
Kalau begitu, bagaimana jika suatu saat om dan tante anda terkena musibah? Pasti anda akan sedih sekali bukan? Dan anda melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan mereka.

Klien
Terdiam

Konselor
Sekarang coba anda tengok ibu anda dan gambarkan itu adalah sosok tante anda. Berilah motivasi pada ibu anda dan maafkan kekhilafannya. Coba anda lakukan sesuatu agar ibu anda kemali sembuh. Saya sangat memahami perasaan anda. Dan saya yakin anda adalah orang yang kuat, sabar dan pemaaf.
Mengarahkan, Empati, Memberi Kepercayaan
Klien
Iya mbak.

Konselor
Sekarang adalah waktunya anda berbakti dengan orang tua. Bagaimanapun sikap mereka, mereka tetap orang tua dan saudara-saudara anda. Anda yakin bukan bahwa Allah akan membalas sesuai dengan apa yang dikerjakan manusia bahkan balasannya bisa lebih dari itu.
Nasehat
Klien
Iya mbak saya mengerti. Saya akan mencoba apa yang mbak sarankan tadi.

Konselor
Setelah kita berbicara dari tadi, bagaimana dengan perasaan anda saat ini mbak?

Klien
Alhamdulillah, saya tenang dan mendapatkan cara bagaimana menetralisir kebencian saya, terima kasih ya mbak.

Konselor
Iya sama-sama. Semoga perbincangan kita bermanfaat bagi kita. Jika ada waktu luang silakan kemari.

Klien
Iya mbak, tentu.


No comments:

Post a Comment

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...