DRAFT
MICROCOUNSELING
Konselor
: Nur Syafitri
Ramadhani
Klien :
* Nama : Hanna
Setyowati
* Usia : 20 tahun
* Pendidikan : SLTA
* Pekerjaan : Karyawan
* Agama
/ Suku : Islam / Indonesia
Deskripsi
Masalah :
- Masalah dengan orang tua
- Masalah dengan pacar
- Masalah dengan teman kerja
PELAKU
|
URAIAN
|
TEHNIK
|
Klien
|
Tok.. tok.. tok.. Assalamu’alaikum..
|
|
Konselor
|
Wa’alaikumussalam warahmatullah,
silakan masuk mbak. (membuka pintu, berjabat tangan, lalu dengan ramah
mempersilakan duduk). Wah, saya senang sekali dapat bertemu dengan anda.
Bagaimana kabar anda hari ini? (ramah, senyum, kontak mata).
|
Attending
|
Klien
|
Alhmdulillah baik mbak. (datar dan
terlihat murung)
|
|
Konselor
|
Anda terlihat murung. Apakah anda
sedang ada sesuatu yang ingin kita bicarakan sekarang?
|
Refleksi perasaan
|
Klien
|
(Hanya mengangguk dan menatap ke
bawah)
|
|
Konselor
|
Nampaknya anda mempunyai beban yang
saat berat saat ini. Benarkah begitu mbak?
|
Refleksi Perasaan Klarifikasi
Bertanya Terbuka
|
Klien
|
Iya mbak, benar. (masih merunduk)
|
|
Konselor
|
Kalau boleh saya tahu beban berat apa
yang anda fikirkan saat ini?
|
|
Klien
|
(menunduk) Saya bingung mbak..
|
|
Konselor
|
(mengangguk) Bisakah anda menjelaskan
lebih lanjut apa yang membuat anda bingung saat ini?
|
|
Klien
|
Saya mempunyai banyak masalah mbak....
|
|
Konselor
|
Oh, begitu. Masalah apa saja yang
sedang anda fikirkan saat ini?
|
|
Klien
|
Masalah dengan orang tua mbak.
|
|
Konselor
|
Iya, lalu..
|
Dorongan minimal
|
Klien
|
Masalah dengan pacar dan salah satu
teman kerja saya.
|
|
Konselor
|
Oh, begitu. Saya bisa merasakan kegalauan
hati anda saat ini. Namun dengan berbagai masalah yang anda fikirkan, tidak
mungkin kita bicarakan semua dalam satu pertemuan ini. Menurut anda
permasalah apa yang sangat berat bagi anda saat ini?
|
Empati
Stucturing (limit of topic)
|
Klien
|
Masalah dengan orang tua saya mbak.
|
|
Konselor
|
Kalau begitu, bagaimana jika sekarang
kita berbicara tentang masalah anda dengan orang tua anda?
|
Topik netral
|
Klien
|
Iya mbak, saya fikir juga begitu.
|
|
Konselor
|
Lalu, apa yang menjadi masalah anda
dengan orang tua anda?
|
|
Klien
|
Saya
merasa benci dengan orang tua saya mbak.. tapi . (menatap konselor)
|
|
Konselor
|
Iya.. lalu..
|
Dorongan minimal
|
Klien
|
Saya ingin menetralisir kebencian saya
mbak. Tapi tidak bisa mbak.
|
|
Konselor
|
Apa
yang membuat anda mempunyai perasaan benci kepada orang tua anda sehingga
anda tidak bisa menetralisirnya?
|
Eksplorasi perasaan
|
Klien
|
Saya tidak dianggap anak kandung
sendiri oleh kedua orang tua saya.
|
|
Konselor
|
Oh..
begitu.. bisakah anda menceritakan kepada saya bagaimana gambaran sikap orang
tua anda yang tidak menganggap anda sebagai anak kandung?
|
Mengarahkan (directing)
|
Klien
|
Dari lahir saya tidak diterima di
keluarga saya. Terlebih ayah.
|
|
Konselor
|
Darimana anda tahu bahwa anda tidak
diterima di keluarga anda padahal anda baru saja lahir?
|
|
Klien
|
Ibu saya yang cerita begitu mbak,
kalau ayah saya sebenarnya tidak menginginkan saya lahir.
|
|
Konselor
|
Apakah
ada alasan khusus yang diceritakan ibu anda , mengapa ayah anda bersikap
demikian?
|
Focussing other; ayah
|
Klien
|
Karena...
|
|
Konselor
|
Iya...
|
Dorongan minimal
|
Klien
|
Ayah saya hanya menginginkan 2 orang
anak saja. Dan itu pun sudah lengkap dengan kehadiran kakak saya yang
keduanya adalah laki-laki dan perempuan.
|
|
Konselor
|
Oh..
begitu.. lalu apakah hanya itu yang membuat anda merasa benci terhadap mereka
atau ada sebab yang lainnya?
|
Memimpin (leading)
|
Klien
|
Iya mbak, masih ada..
|
|
Konselor
|
Bolehkah saya mengetahui alasan
selanjutnya?
|
|
Klien
|
Dulu saya tinggal dengan orang tua
saya namun hanya dari kelas 1 hingga kelas 4 SD.
|
|
Konselor
|
Memang sebelum dan setelahnya anda
tinggal dimana?
|
|
Klien
|
Saya tinggal bersama om dan tante
saya, sedangkan kedua orang tua saya dan kakak saya pergi meninggalkan saya.
|
|
Konselor
|
Emm..
saya dapat merasakan bagaimana sedihnya anda saat itu. Lalu bagaimana
selanjutnya?
|
Empati primer
|
Klien
|
Selama 2 tahun, orang tua saya masih
memberi kabar kepada saya. Namun 7 tahun setelahnya mereka tidak memberi
kabar. Bahkan alamat mereka pun saya tidak tahu. Seluruh biaya sekolah saya
ditanggung om dan tante.
|
|
Konselor
|
Saya
bisa memahami perasaan anda. Namun, apakah hingga saat ini mereka masih juga
belum memberi kabar?
|
|
Klien
|
Mereka
datang saat saya lulus SMK, mbak...
|
|
Konselor
|
Lalu,
bagaimana saat mereka datang? Apakah mereka acuh tak acuh atau bahkan
sebaliknya justru perhatian kepada anda?
|
|
Klien
|
Perhatian
mbak.. namun..
|
|
Konselor
|
Iya...
|
Dorongan
minimal
|
Klien
|
Ada
maksudnya..
|
|
Konselor
|
Bisa
anda jelaskan lebih rinci dengan perkataan anda barusan?
|
|
Klien
|
Mereka
memang baik dan perhatian mbak, namun pada akhirnya mereka memaksa saya
untuk....
|
|
Konselor
|
Iya...
|
Dorongan
minimal
|
Klien
|
Bekerja
di daerah orang tua saya, di Bogor
|
|
Konselor
|
Owh.
Jadi begitu. Iya saya dapat merasakan pedihnya kehidupan anda. Kalau saya
boleh tahu, pekerjaan apa yang mereka tawarkan kepada anda?
|
Eksplorasi
tentang pekerjaan
|
Klien
|
Mereka
bilang pelayan toko, namun kenyataannya pelayan bar. Setelah tahu saya kabur
dari mereka, mbak.
|
|
Konselor
|
Diam
sejenak. Nampaknya kekecewaan dan kesedihan anda terlalu dalam, lalu
bagaimana?
|
Tehnik
Diam Paraphrasing
|
Klien
|
Lalu....
|
|
Konselor
|
Iya...
|
Dorongan
minimal
|
Klien
|
Kemarin
ayah dan kakak saya datang menemui saya dan mengabarkan bahwa ibu saya
terkena stroke.
|
|
Konselor
|
Lalu,
bagaimana dengan perasaan anda ketika mengetahui hal itu?
|
|
Klien
|
Kasihan,
namun benci saya tidak bisa hilang seiring dengan iba saya. Saya justru
teringat masa lampau yang menyakitkan itu. Saya ingin menghilangkan benci itu
mbak. Tapi sulit.
|
Konfrontasi
|
Konselor
|
Saya
faham betul keadaan anda. Anda memang dalam keadaan yang sulit. Pengalaman
hidup anda menimbulkan trauma yang mendalam bagi anda. Dari kecil hingga
dewasa mereka mengabaikan anda. Namun, bagaimana pun juga, mereka tetap orang
tua dan saudara-saudara kandung anda. Dari awal pembicaraan kita, saya dapat
menilai bahwa niat / keinginan anda bagus sekali, ingin mengurangi kebencian
anda. Bila saya boleh tahu, pernahkah anda mencoba untuk menetralisir
kebencian anda dengan mengingat-ingat kebaikan mereka?”
|
Empati
Primer, Summarizing, Nasehat
|
Klien
|
Sudah
mbak, namun malah semakin benci.
|
|
Konselor
|
Saya
melihat banyak sisi baik dari anda. Usaha anda sudah bagus sekali. Namun,
apakah anda berkenan jika saya memberikan saran?
|
|
Klien
|
Saya
berkenan mbak.
|
|
Konselor
|
Namun
sebelumnya saya ingin bertanya, adakah orang yang anda anggap sebagai orang
tua dan apakah anda menyayanginya?
|
|
Klien
|
Ada
mbak, mereka adalah om dan tante saya. Saya sangat menyayangi mereka?
|
|
Konselor
|
Kalau
begitu, bagaimana jika suatu saat om dan tante anda terkena musibah? Pasti
anda akan sedih sekali bukan? Dan anda melakukan berbagai cara untuk
menyelamatkan mereka.
|
|
Klien
|
Terdiam
|
|
Konselor
|
Sekarang
coba anda tengok ibu anda dan gambarkan itu adalah sosok tante anda. Berilah
motivasi pada ibu anda dan maafkan kekhilafannya. Coba anda lakukan sesuatu
agar ibu anda kemali sembuh. Saya sangat memahami perasaan anda. Dan saya
yakin anda adalah orang yang kuat, sabar dan pemaaf.
|
Mengarahkan,
Empati, Memberi Kepercayaan
|
Klien
|
Iya
mbak.
|
|
Konselor
|
Sekarang
adalah waktunya anda berbakti dengan orang tua. Bagaimanapun sikap mereka,
mereka tetap orang tua dan saudara-saudara anda. Anda yakin bukan bahwa Allah
akan membalas sesuai dengan apa yang dikerjakan manusia bahkan balasannya
bisa lebih dari itu.
|
Nasehat
|
Klien
|
Iya
mbak saya mengerti. Saya akan mencoba apa yang mbak sarankan tadi.
|
|
Konselor
|
Setelah
kita berbicara dari tadi, bagaimana dengan perasaan anda saat ini mbak?
|
|
Klien
|
Alhamdulillah,
saya tenang dan mendapatkan cara bagaimana menetralisir kebencian saya,
terima kasih ya mbak.
|
|
Konselor
|
Iya
sama-sama. Semoga perbincangan kita bermanfaat bagi kita. Jika ada waktu
luang silakan kemari.
|
|
Klien
|
Iya
mbak, tentu.
|
|
No comments:
Post a Comment