Tuesday, February 25, 2014

TIPOLOGI GERAKAN DAKWAH MAINSTREAM




TIPOLOGI GERAKAN DAKWAH MAINSTREAM
a.       Gerakan Dakwah Mainstream
Ø  Pengertian Dakwah Mainstream
Menurut Sayyid Quthub, pengertian dakwah menurut Q.S. Yusuf ayat 108 adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam yang telah ditetapkan Allah SWT menjadi jalan (pedoman) hidup manusia yang terlebih dahulu telah diyakini telah diyakini dan diikuti juru dakwah sendiri. Dengan kata lain, seorang juru dakwah harus benar-benar memahami, mengetahui dan sekaligus menjalankan tuntunan Allah dengan penuh pengertian dan kesadaran serta dengan sesuatu keyakinan yang teguh memurnikan ke-Esaan Allah.[1]
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mainstream diartikan pada tendensi yang artinya kecenderungan atau kecondogan pada sesuatu hal.[2] Ortodoksi atau mainstream adalah faham yang dianut mayoritas umat atau lebih tepat, mayoritas ulama; dan lebih tepat lagi, golongan ulama yang dominan. Sebagaimana diketahui, sepanjang sejarah Islam telah terjadi berbagai pergeseran dalam faham dominan – pergeseran yang tidak lepas dari situasi politik. Dalam banyak hal, ortodoksi adalah faham yang didukung oleh penguasa, sedangkan faham yang tidak disetujui dicap sesat; gerakan sempalan seringkali merupakan penolakan faham dominan dan sekaligus merupakan  protes sosial atau politik.[3]
Ø  Kerangka Ideologis Gerakan Mainstream
Pertama, konsep din wa dawlah (persenyawaan agama dan negara). Islam tidak mengenal sekularisme. Islam mencakup segala-galanya (syamil), serta selalu cocok diterapkan kapanpun dan di manapun (universalisme Islam).
Kedua, fondasi nalar beragama: Alquran dan Sunnah Nabi. Jika menemukan masalah, umat Islam diperintah oleh Rasulullah untuk kembali pada sumber pokok ajaran Islam, Alquran dan Hadist.
Ketiga, puritanisme dan keadilan sosial. Sebagai umat Islam, diharuskan mampu membentengi diri dari pengaruh budaya asing dalam sendi-sendi kehidupan. Dan juga, menggalakkan pembangunan ekonomi Islam?menjauhi sistem kapitalisme?demi tegaknya keadilan sosial dan pemerataan ekonomi.
Keempat, penegakan syariat Islam. Tugas umat Islam di bumi adalah, tak lain, untuk menegakkan kedaulatan Tuhan. Yaitu dengan langkah, menciptakan tatanan Islam (nidzam Islami) dan menjadikan syariat sebagai undang-undang tertinggi.
Kelima, jihad sebagai metode pencapaian tegaknya tatanan Islam. Jihad bertujuan untuk menyingkarkan segala aral yang menghambat dakwah islamiyah ke seluruh antero jagad. Metode ini harus dilakukan secara komprehensif, bila perlu boleh dengan cara-cara kekerasan. [4]

Ø  Gerakan Dakwah Mainstream
Beberapa gerakan yang termasuk gerakan mainstream salah satunya adalah NU, yang kemudian muncul kelompok-kelompok baru seperti : Front Pembela Islam (FPI), Laskar Jihad, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Demikian pula Muhammadiyah yang menunjukkan adanya empat varian dalam sosiologi Muhammadiyah: Muhammadiyah Puritan, Muhammadiyah Toleran, Muhmmadiyah-NU, dan Muhammadiyah Abangan.[5]
Gerakan-gerakan tersebut tumbuh di Indonesia bukan hasil kreasi lokal yang berakar dari budaya Indonesia, tapi berasal dari proses transmisi gerakan revivalisme Islam di Timur Tengah ke Indonesia, yang terjadi dari tahun 1980-2002. Sebut saja sebagai tamsil, antara lain: gerakan Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dan Gerakan Salafi. Mereka ternyata punya andil besar dalam menumbuh-kembangkan gerakan revivalisme Islam di tanah air. Dalam “wajah Indonesia”, gerakan ini berkembang menjadi Gerakan Tarbiyah, Hizbut Tahrir Indonesia, dan Dakwah Salafi.
Pertama, Gerakan Tarbiyah. Gerakan ini terinspirasi dari kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir, yang dibidani Hasan al-Banna dan Sayid Qutb. Embrio awal transmisi gerakan ini nampak melalui dua jalur. (a) Melalui para aktivis gerakan dakwah kampus di masjid Salman ITB. Program utama gerakan ini adalah Latihan Mujahid Dakwah (LMD), yang dimotori oleh Imaduddin Abdurrahim (Sekjen International Islamic Federation of Student Organization). Melalui kegiatan ini, mereka dikenalkan dengan pemikiran tokoh-tokoh IM. (b) Melalui alumnus lembaga pendidikan di Timur Tengah. Mereka banyak berperan dalam mematangkan metode dakwah dan memperluas jaringan, sekaligus menebar virus “purifikasi”, untuk mencuci otak dari pemikiran-pemikiran lama di luar mainstream IM.
Gerakan ini, dalam perkembangannya, bermuara ke politik. Tahun 1998, mereka membentuk parpol bernama Partai Keadilan (sekarang: PKS). Selain itu, mereka juga melebarkan sayap-sayapnya dengan mendirikan beberapa lembaga. Antara lain: organisasi kemahasiswaan KAMMI, lembaga bimbel Nurul Fikri, majalah Sabili, penerbitan Gema Insani Press, dan lembaga dakwah Khoiru Ummah.
Kedua, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Transmisi gerakan ini pertama kali dibawa oleh M. Mustofa dan Abdurrahman al-Baghdadi. Mustofa adalah alumnus perguruan tinggi di Yordania. Kala masih mahasiswa, ia aktif dalam gerakan dakwah “bawah tanah” Hizbut Tahrir di sana. Sedang Abdurrahman al-Baghdadi adalah aktivis gerakan Hizbut Tahrir di Lebanon, yang bermigrasi ke Australia, kemudian tinggal di Indonesia. Tahun 1982, Mustafa pulang ke Indonesia. Bersama dengan Abdurrahman, ia mengajar pengajian di Masjid al-Ghifari di IPB. Mahasiswa IPB yang pertama dikenalakan pemikiran ini adalah Fathul Hidayah (sekarang aktivis partai Bulan Bintang). Dialah yang menjadi pelopor perkembangan HTI. Teman-teman seperjuangannya antara lain: Asep Saifullah, Adian Husaini (sekejen KISDI), dan Hasan Rifa?I al-Faridi (aktivis Dompet Dhuafa Republika).
Metode dakwah yang diterapkan, mengacu pada Hizbut Tahrir. Melalui tiga tahapan, yaitu tahap pembinaan dan pengkaderan (marhalah tasqif), tahap interaksi dengan masyarakat (marhalah tafa’ul ma’a al-ummah), dan tahap pengambilalihan kekuasaan (marhalah istilam al-hukm). Namun, saat ini HTI baru mampu menjalankan tahap kedua (marhalah tafa’ul ma’a al-ummah), belum sampai pada pengambilalihan kekuasaan. Berbeda dengan Gerakan Tarbiyah, HTI masih yakin, khilafah islamiyah merupakan bentuk pemerintahan yang terbaik.
Ketiga, Dakwah Salafi. Gerakan ini sejak awal dimotori oleh alumnus kampus LIPIA (Lembaga Ilmu Islam dan Bahasa Arab). Kampus ini merupakan cabang ketiga dari Universitas Muhammad Ibnu Saud di Riyadh, yang didirikan awal 1980-an. Tujuan pendirian kampus ini, tidak terlepas dari upaya pemerintah Arab Saudi untuk menyebarkan ajaran Wahabi yang tergolong “salafi” ke seluruh dunia Islam. Alumnus pertama yang menjadi tokoh sentral gerakan salafi, antara lain: Abdul Hakim Abdat, Yazid Jawas, Farid Okbah, Ainul Harits, Ja?far Umar Tahalib, dan Yusuf Utsman Baisa.
Dalam perkembangannya, gerakan ini berbeda dengan dua model gerakan sebelumnya. Gerakan salafi lebih memilih jalur a-politis dan membuat friksi tersendiri dalam berdakwah. Dakwah yang mereka ajarkan adalah kepatuhan total kepada Nabi Muhammad dan as-salaf as-salih (sahabat Nabi, tabiin, tabiut-tabiin). Tokoh referensi utama gerakan ini adalah Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab.[6]
b.       Gerakan Dakwah Non Mainstream ( Gerakan Sempalan )
Ø  Pengertian Dakwah Non Mainstream
Istilah "gerakan sempalan" beberapa tahun terakhir ini menjadi populer di Indonesia sebagai sebutan untuk berbagai gerakan atau aliran agama yang dianggap "aneh", alias menyimpang dari aqidah, ibadah, amalan atau pendirian mayoritas umat. Istilah ini, agaknya, terjemahan dari kata "sekte" atau "sektarian".
Berbicara tentang "gerakan sempalan" berarti bertolak dari suatu pengertian tentang "ortodoksi" atau "mainstream" (aliran induk); karena gerakan sempalan adalah gerakan yang menyimpang atau memisahkan diri dari ortodoksi yang berlaku. Tanpa tolok ukur ortodoksi, istilah "sempalan" tidak ada artinya. Untuk menentukan mana yang "sempalan", kita pertama-tama harus mendefinisikan "mainstream" yang ortodoks. Dalam kasus ummat Islam Indonesia masa kini, ortodoksi barangkali boleh dianggap diwakili oleh badan-badan ulama yang berwibawa seperti terutama MUI, kemudian Majelis Tarjih Muhammadiyah, Syuriah NU, dan sebagainya.
Ø  Gerakan Dakwah Non Mainstream (Sempalan)
Beberapa contoh yang terkenal adalah: Islam Jamaah, Ahmadiyah Qadian, DI/TII, Mujahidin'nya Warsidi (Lampung), Syi'ah, Baha'i, "Inkarus Sunnah", Ajaran Isa Bugis, Lembaga Kerasulan, Darul Arqam (Malaysia), Al-Zaitun, Lia Aminuddin, Jamaah Imran, gerakan Usroh, aliran-aliran tasawwuf berfaham wahdatul wujud, Tarekat Mufarridiyah, dan gerakan Bantaqiyah (Aceh). [7]
Ø  Contoh Ideologi dari Gerakan non Mainstream
Ideologi yang dianut paham Ingkarus Sunnah: Tidak percaya kepada semua hadist Rasululloh. Menurut mereka hadist itu bikinan yahudi untuk menghancurkan islam dari dalam.Dasar hukum dalam islam hanya al qur’an. Syahadat mereka “Asyhadu biannana muslim” (aku bersaksi bahwa aku muslim). Sholat mereka bermacam-macam, ada yang dua-dua rokaat, ada yang hanya “ingat” saja. Puasa hanya wajib bagi orang yang melihat bulan saja. Ibadah haji boleh dilakukan pada 4 bulan haram : muharam, rajam dzul qoidah, dzul hijah.Pakaian ihram adalah pakaian orang arab yang hanya membuat repot, maka ihram boleh pakai celana panjang atau baju biasa. Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan ajaran Al-Qur'an.Orang meninggal tidak usah disholati karena tidak ada perintah dalam Al-Qur'an.
Paham Ajaran Isa Bugis : Air zam-zam adalah air bekas bangkai orang arab. Semua kitab tafsir harus dimusueumkan, karena semuanya salah. Menolak semua mu’jizat para nabi dan rasul. Ibrahim menyembelih ismail hanya dongeng belaka. Ka’bah hanya sebuah kubus berhala yg dikunjungi turis tiap tahun. Ilmu fiqih, ilmu tauhid adalah syirik. Al-Qur'an bukan bahasa arab, untuk mempelajari Al-Qur'an tidak perlu belajar bahasa arab. Tiap orang intelek berhak menafsirkan Al-Qur'an, walaupun tidak mengerti bahasa arab. Ajaran Muhammad pembangkit imperialime arab. Sekarang masih periode makkah sehingga belum wajib sholat, puasa dll.minuman keras dan sejenisnya belum diharamkan
Paham Lembaga Kerasulan : Rasul tetap diutus sampai hari kiamat. Wajib bai’at serta taat pada imam. Dosa bisa ditebus dengan uang kepada imam, besar kecilnya uang tergantung keputusan imam. Di luar kelompok mereka adalah kafir. Pernikahan wajib dilakukan dihadapan imam, orang tua tidak wajib tahu. Membagi suasana menjadi periode makkah dan madinah. Sekarang masih periode makkah, belum wajib sholat, zakat, puasa dll. Minuman keras dan sejenisnya tidak haram. Belajar ngaji harus pada imam saja.
Paham Al Zaitun : Kerasulan tidak akan berakhir hingga kiamat. Kerasulan hanya akan terjadi pada kelompok mereka saja. Tindakan pemerasan terhadap para santri.
Paham Ahmadiyah : Mirza ghulam ahmad menaku sebagai Rasul. Mendapat wahyu dari Alloh di india, wahyu itu ditulis dalam kitab “Tazkiyah” yang sama sucinya dengan Al-Qur'an. Wahyu tetap turun dan rasul tetap diutus hingga hari kiamat. Mereka punya tempat suci : qodian dan rabwah. Mereka punya surga tersendiri di qodian dan rabwah tersebut dan dijual kavlingnya dengan harga yang sangat mahal. Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan pria bukan Ahmadiyah, tetapi pria Ahmadiyah boleh nikah dengan wanita bukan Ahmadiyah. Tidak boleh bermakmum kepada iman yang bukan golongan ahmadiyah.
Paham Islam Jama’ah/Lemkari/Ldii : Orang islam diluar kelompok mereka adalah kafir. Orang diluar kelompok mereka yg sholat di mesjid mereka, bekasnya harus dicuci karena najis. Wajib taat kepada amir atau imam. Mati dalam keadaan belum berbaiat kepada imam adalah mati jahiliyah (kafir). Al-Qur'an dan hadis yang dapat diterima adalah yang manqul (diucapkan oleh imam mereka saja). Haram bejalar Al-Qur'an dan hadist kepada bukan imam mereka. Dosa bisa ditebus kepada imam dengan sejumlah uang yang ditentukan oleh imam. Harus rajin membayar infaq, zakat dan shodaqoh kepada imam, dan haram kepada selain imam. Harta benda diluar kelompok mereka boleh dicuri asal jangan ketahuan. Bila mencuri harta orang diluar kelompok mereka tidak berdosa, yang berdosa adalah “mengapa mencuri tapi ketahuan”. Harta yang sudah diberikna kepada imam haram ditanyakan kembali. Haram membagikan binatang kurban kepada selain kelompok mereka. Haram sholat dibelakang imam yang bukan dari kelompok mereka. Haram nikah dengan orang diluar kelompok mereka. Wanita LDII kalau mau bertamu ke rumah orang lain harus memilih waktu dalam keadaan haid.
Paham Syi’ah : Syi’ah memandang imam itu ma’shum (terpelihara dari dosa). Menolah hadis yang bukan diriwayatkan oleh ahlul bait (keturuna Ali Bin Abi Tahlib). Tidak mengakui kepeminpinan Abu Bakar, Umar dan Utsman. Menghalalkan nikah mut’ah (nikah kontark dengan jangka waktu tertentu.
Paham Lia Aminuddin : Jibril turun ke bumi dan bersemayam dalam dirinya. Mengaku sebagai juru bicara jibril dan sebagai nabi dan rasul. Mengaku mendapatkan wahyu dan mu’jizat. Agama yang dibawanya bernama “Salamullah”, agama yang menghimpun seluruh agama. Mengaku sebagai imam mahdi. Ahmad Mukti (putranya) dianggap sebagai nabi isa. Mencukur seluruh rambut yang ada pada tubuh lalu dibakar sebagai bentuk ibadah yang diperintahkan oleh jibril, barang siapa yang telah melakukannya maka akan seperti bayi baru lahir.[8]
Penutup
Dalam pendekatan sosiologis ini, "ortodoksi" dan "sempalan" bukan konsep yang mutlak dan abadi, namun relatif dan dinamis. Ortodoksi atau mainstream adalah faham yang dianut mayoritas umat  atau lebih tepat, mayoritas ulama; dan lebih tepat lagi, golongan ulama yang dominan. Sebagaimana diketahui, sepanjang sejarah Islam telah terjadi berbagai pergeseran dalam faham dominan pergeseran yang tidak lepas dari situasi politik. Dalam banyak hal, ortodoksi adalah faham yang didukung oleh penguasa, sedangkan faham yang tidak disetujui dicap sesat; gerakan sempalan seringkali merupakan penolakan faham dominan dan sekaligus merupakan  protes sosial atau politik.





[1] Sayyid Quthub, Tafsir fi Zhilâl al-Qur’âni (Kairo: Dâr al-Syurũq, Cet. XIV, 1408 H/1987 M), Jilid IV, Jus XIII, H.2034
[2] Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesiai, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008, h. 1676
[4] M. Mukhsin Jamil, Revitalisasi Islam Kultural, Semarang : Walisongo Press, 2009, h. 25
[5] Ibid, h. vi
[8] Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000

No comments:

Post a Comment

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...