Monday, February 24, 2014

PENYAKIT JIWA DAN PENGOBATANNYA



PENYAKIT JIWA DAN PENGOBATANNYA

Banyak literatur yang baik dalam memberikan gambaran yang penuh dengan jenis kelakuan yang tidak dapat dijelaskan menurut kebiasaan. Dalam bagian ini kita menjelaskan suatu jenis yang  dikenal sebagai “rasa rendah diri yang dikenal bukan akibat kejiwaan” yang umumnya dikenal sebagai CPI (Conatitutionally Psychopathic Inferior).
Walaupun definisi “psychopath” dipakai bagi semua orang yang menderita emosi yang kuat, yang sepintas lalu merupakan golongan yang spesifik mengagumkan, gejala yang kuat dalam tingkah laku kelihatannya amat yang mendesak yang mungkin dipandang sebagai akibat-akibat masa lampau.
Pertama, pertimbangan-pertimbangan pendapat yang terjadi antara banyak penulis bahwa banyak penderita penyakit jiwa yang rata-rata lebih baik dalam kecakapan dan keunggulan lainnya. Terdapat pula pendapat bahwa para penderita penyakit jiwa hampir rusak sama sekali moralnya jika terdapat rintangan-rintangan dalam jiwanya atau dirinya.
Kedua, penderita penyakit jiwa dapat ditemukan disetiap kehidupan terutama dalam mata pencaharian, dalam perdagangan, dalam kalangan mahasiswa, dalam kalangan kaum modis, termasuk para dokter sendiri dan kalangan politik.
Ketiga, beribu-ribu orang ini diberi kebebasan dalam  masyarakat sebab tak ada hukum yang dapat memenjarakannya atau pengasingan oleh dokter rumah sakit atau pengawasan. Banyak sekali yang kelihatannya tak ada tanda-tanda sakit jiwa, karena itu mereka dipandang sebagai penjahat.
Keempat, Penderita penyakit jiwa tidak selamanya sakit ingatan – gila – bukan pula mereka yang sering berbeda dengan kenyatannya, tanpa khayalan, bukan pula apakah mereka mesti menderita penyakit sarap. Walaupun apat dikatakan berpenyakit syaraf atau mempunyai gejala histeris. Biasanya ia lebih kasar daripadapenderita gejala syaraf.
Tindakan yang kasar biasanya disebabkan oleh ketidaksengajaannya, tetapi ketidaksengajaannya ini menyebabkan yang kasar biasanya disebabkan oleh ketidaksengajaannya, tetapi ketidaksengajaannya ini menyebabkan tak merasa bersalah atau menyesal. Tindakannnya hanya membiarkan dirinya menderita dalam duka cita, tidak bahagia dalam pergaulan dengan teman-temannya dan tetap tak bergembira.
Dr. M. J. Pescor menyatakan tentang sebab-sebabnya sebagai berikut :
1.        Mereka yang termasuk pathologik emotionality suatu aneka pilihan dari individu-individu yang abnormal dimana tidak termasuk kedalam golongan psychotik atau psycho neurotic.
2.        Mereka yang termasuk pathologik sexuality, termasuk jenis golongan sex yang tersesat dan homosex.
3.        Mereka yang termasuk kecenderungan a sosial dan a moral dimana mereka adalah penderita gangguan jiwa yang sebenarnya yang dapat kita temukan dalam penjara-penjara dan rumah pengawasan kita.
A.      Apa Penyakit-Penyakit Jiwa Itu Dan Apa Yang Membuat Orang Menjadi Gila
Dalam pengertian sehari-hari, kita orang-orang awam selalu menganggap bahwa setiap orang yang bertingkah laku aneh, janggal, lucu, bodoh, menjolok berlebih-lebihan, atau yang tingkah lakunya berbahaya, pendeknya serba tidak normal, adalah orang yang tidak waras pikirannya alias gila tanpa mengenal perbedaan. 
Salah pengertian karena ketidaktahuan ini merupakan gejala yang tidak sehat pada masyarakat karena menimbulkan prasangka-prasangka yang berbahaya. Penyakit-penyakit jiwa itu banyak sekali macam dan sifat-sifatnya dan erat sekali hubungannya dengan masing-masing kepribadian si pasien, dan orang bisa terkena penyakit jiwa, sama seperti kita bisa terkena penyakit malaria dan penyakit-penyakit lainnya.
Sebagian pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa misalnya, adalah penderita-penderita penyakit jiwa, yang mengalami perubahan-perubahan dalam struktur kepribadian mereka, diakibatkan oleh banyak sebab-sebab, oleh pengalaman-pengalaman emosionil yang tidak enak, pahit, pedih, seram, mengecewakan sehingga membuat si pasien merasa tidak berbahagia, sehingga ia tidak menyesuaikan diri dengan kenyataan hidup. Penderita-penderita penyakit jiwa macam ini disebut sebagai “Functional psychosis”, mereka ini otaknya tidak apa-apa, tidak rusak atau tidak sakit.
Apakah itu penyakit jiwa?
Apakah arti jiwa yang kita pergunakan dalam istilah sakit jiwa? “Jiwa” dalam hubungan ini tidak ada sangkut pautnya dengan pengertian religius. Kalau kita berbicara tentang jiwa dalam arti psikologis, maka yang dimaksudkan ialah segala sesuatu yang berhubunga dengan emosi-emosi kemanusiaan, seperti segala perasaan kita, rasa takut yang tercermin dalam rasa gelisah dan khawatir, rasa sedih, rasa kecewa, rasa kasih dan cinta rasa terharu, rasa pedih hati, gembira, senang, simpatik, tertawa, kesal, marah, benci dan dengki, cemburu, iri hati, semua emosi-emosi itu turut membentuk emosi-emosi kita.
Ciri dari penyakit jiwa ialah tingkah laku yang mencolok, berlebih-lebihan pada seseorang sehingga menimbulkan kesan aneh, janggal, dan berbahaya bagi orang lain. Kebanyakan dari apa yang disebut pasien jiwa, sesungguhnya menderita emosional malajustment, adalah orang-orang yang tidak dapat menyesuaikan diri secara emosionil pada kenyataan hidup. Dalam hal ini penyakit jiwa itu sesungguhnya merupakan reaksi terhadap pelarian diri dari kepedihan dan konflik-konflik dari dalam diri kita.
Apakah penyakit jiwa dapat disembuhkan?
                Jawabannya adalah ya, namun ada penyakit jiwa yang tidak bisa disembuhkan, terutama penyakit jiwa yang disebabkan oleh kerusakan otak, karena atau terlukanya sel-sel otak yang tidak dapat disembuhkan (organic psychosis). Tapi pada umumnya penyakit jiwa bisa disembuhkan oleh pengobatan psychiatris (psychotherapy) dan persentasi kesembuhan agak tinggi, sampai 85%.
                Dan pasien yang sembuh dari penyakit jiwanya, bisa sembuh secara spontan dengan sendirinya atau dengan pengobatan psychiatris, ia bisa kembali ke masyarakat melakukan pekerjaannya secara normal sebelum ia sakit. Oleh karena itulah, janganlah ia sekali-kali dicurigai sebagai orang abnormal semata-mata karena ia pernah menderita penyakit jiwa.
Pendapat-pendapat yang salah tentang penyakit jiwa
                Prasangka-prasangka tentang orang-orang yang menderita penyakit jiwa banyak sekali dan pendapat atau sangkaan yang selain ini akan kita koreksi dibawah ini :
Sakit gila dan sakit jiwa, walaupun ada hubungannya, bukanlah merupakan pengertian yang sama, tidaklah sama. Gila adalah pengertian umum dari orang-orang awam. Orang yang gila sudah tidak bisa membedakan lagi antara apa yang benar dan apa  yang salah, ia sudah tidak mengenal kenyataan lagi dan tingkah lakunya begitu tidak bisa dipercaya, sehingga ia bukan saja merupakan bahaya bagi orang-orang disekitarnya, tapi juga baginya sendiri. Orang yang jiwanya sakit memang bisa gila sekalian, tapi kebanyakan orang-orang yang jiwanya sakit tidak gila. Apabila otaknya dikeluarkan dan diperiksa, maka otaknya itu tidak menunjukkan kelainan daripada, misalnya otak dari seorang profesor yan normal. Jadi orang yang jiwanya sakit, tidaklah sakit otaknya tapi orang yang sakit rusak atau terluka sel-sel otaknya, bisa menjadi sakit jiwa dan bisa juga menjadi gila, misalnya sel-sel otak yang rusak oleh syphilis.
                Orang yang jiwanya sakit tidak kehilangan kewarasan pikirannya, kecuali dalam peristiwa-peristiwa yang sangat jarang. Kerusakan sementara dari pikiran, seperti daya ingat dan daya konsentrasi seiring terjadi. Kerusakan daya pikir atau intelek yang benar-benar dan permanen hanya merupakan kekecualian.
                Penyakit jiwa bukanlah merupakan mental deficiency atau kebodohan otak, bukanlah merupakan mental defectifoncess atau kedunguan otak,bukanlah feeblemindedness atau pandir, tolol. Banyak orang-orang yang menderita penyakit jiwa normal saja intelegensinya, malah banyak yang lebih dari normal intelegensinya.
Apakah yang menyebabkan penyakit jiwa ?
                Otak yang rusak, tepatnya sel-sel otak yang rusak karena terbanting, terpukul, terluka, tumor atau penyakit-penyakit bukan saja bisa membikin penderitanya sakit jiwa, tetapi juga dungu dan gila. Dalam hal ini penyakit jiwa itu disebabkan karena kerusakan organis pada sel-sel otak yang disebut organic psychosis. Disamping itu, ada fungsional psychosis, dalam hal mana otak si penderita penyakit jiwa itu sehat-sehat, normal saja, tapi hanya jiwanya saja yang sakit, disebabkan karena stresses dan strains dari hidup, oleh pengalaman-pengalaman yang menakutkan, menyeramkan, pedih, tidak enak, dan mengecewakan.
Tiap-tiap orang mempunyai titik daya tahan yang masing-masing berbeda satu sama lain, yang satu lemah dan yang lain kuat, tergantung dari kepribadian masing-masing. Bahkan kepribadian yang paling kuat dan tenang sekalipun mempunyai titik ambruknya breaking point, terhadap tekanan-tekanan dan tegangan-tegangan batin dan ini terbukti selama perang dunia II dimana serdadu-serdadu yang paling tabah sekalipun akhir-akhirnya tidak tahan menghadapi hujan pelor, granat dan mortir yang merupakan stresses dan strains itu, dan akhirnya mengalami jatuh ambruk dan mental breakdown.
Penggolongan penyakit jiwa
                Penyakit-penyakit jiwa ini dibagi dalam 2 golongan dinilai menurut ringan beratnya penyakit si pasien. Penyakit jiwa yang paling berat disebut psychosis dan pasiennya perlu dirawat di rumah sakit jiwa. Tingkat yang lebih ringan dari penyakit jiwa disebut neurosis.
                Schizophrenia (kepribadian yang retak) juga disebut dementiaorecox merupakan psychosis yang aling umum terdapat tapi paling sedikit dimengerti. Yang lain-lainnya ialah antaranya mania atau manicdropesiv psychosis dengan ciri-ciri tingkah laku yang ekstrim, mulut besar dan kepala besar, suka mengamuk, bersemangat berlebih-lebihan.
Bagaimana penyakit jiwa diobati ?
                Psikiatri modern kin mempunyai banyak senjata-senjata untuk mengobati penyakit jiwa, terutama yang bersifat fungsionil, yaitu dengan psychotherapy yang meliputi psikoanalisa, menanamkan kembali kepercayaan diri sugesti, membujuk, mendidik kembali si pasien, menyiapkan diri kembali ke masyarakat normal. Cara lain pengobatan psikiatris ialah dengan menggunakan hipnotis, narcosynthesis, dll.
Bagaimana kita dapat mencegah penyakit jiwa ?
                Dengan pengetahuan tentang mental hygiene atau ilmu pengetahuan tentang kesehatan jiwa.

B.       Peristiwa Psychosis dan Neurosis Dari Varietas Yang Umum
Neurosis bukan merupakan penyakit gila melainkan gangguan nervous yang membikin pasien tidak dapat bekerja normal dan mencintai secara sehat. Psychosis adalah suatu penyakit jiwa yang lebih berat dan dalam pengertian umum disebut dengan gila.
Neurosis dan psychosis, perbedaan keduanya hanya terletak pada tingkat berat pada penyakitnya. Yang pertama dapat diumpamakan seperti pilek dan yang belakangan diumpamakan seperti tuberculosis.
Salah satu tipe yang paling umum dari psychosis adalah schizophrenia, dengan ciri-ciri gejala yang khas. Semula disebut dengan dementia praecox ( dementia = pikiran tidak waras, praecox = orang-orang muda). Penderita penyakit ini yang sudah larut berat sama sekali tidak mempunyai perasaan, seakan-akan jiwanya itu padam laksana bangkai hidup, ia tidak menunjukkan sesuatu reaksi.
Lain ciri dari schizophrenia ialah pasien tidak mempunyai perhatian terhadap siapapun, ia menolak menolak apa saja yang diminta oleh kita dan apabila melakukannya toh setelah dibujuk-bujuk lama, ia akan melakukannya secara mekanis.
Psychosis manic-depressive adalah varietas lain dari penyakit jiwa. Pada golongan tipe ini si pasien sebentar dalam keadaan keranjingan, mudah terangsang emosinya, tidak tentram dan sebentar lagi ia menjadi cemas, lesu, acuh tak acuh, serta pikiran dan tindakannya menjadi tdak waras. Dalam keadaan depressive, si pasien sering melarikan diri dalam minuman alkohol sampai memabukkan.
Ada perbedaan yang pokok antara pasien manic-depressive dan pasien schizophrenia. Yang pertama, pasien manic-depressive apabila sembuh dari penyakitnya (yaitu sebelum penyakit itu menjadi kronis seebab jika sudah kronis susah sekali disembuhkan dan begitu juga tipe psychosis lainnya) tidak menginggalkan sesuatu bekas dari cacat mental, sedangkan pasien schizophrenia yang sembuh akan meninggalkan bekas cacat dari mental.

No comments:

Post a Comment

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...