PANDUAN INTERAKSI UNTUK MASA REMAJA (SLTA)
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan
dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh,
minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Oleh karenanya,
remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis
atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya
usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu
dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan
atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu
terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan
sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau
sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai
remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi
dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja
hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti.
Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang
diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk
bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang
sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu
tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun
satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring
dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat
memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut
A.
TAHAP PRA INTERAKSI
o
Data
Tentang Pasien
Nama Pasien : Dani Hendrawan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 17 Tahun
Alamat : Ringinsari ,
Semarang
Agama :
ISLAM
Jenis Penyakit : Tulang retak
Lama Inap : 3 Hari
Tentang Pasien : Pasien ini mengalami tulang retak karena kecelakaan
yang disebabkan aksi kebut-kebutannya di jalan.
o
Eksplorasi
Perasaan Pasien
Pasien ini merasa minder terhadap teman-temannya,
sehingga ia melampiaskannya dengan aksi kebut-kebutan di jalan agar diakui
hebat oleh teman-temannya.
o
Rencana
Pertemuan Dengan Pasien
Pertemuan
antara petugas Rohis dengan pasien adalah saat waktu berkunjung petugas Rohis
dengan pasien pasien di Rumah Sakit.
B.
TAHAP ORIENTASI
·
Hari
Pertama
PELAKU
|
VERBAL
|
NON VERBAL
|
ROHIS
|
Assalamu’alaikum
Dani.
|
Ramah, Masuk
dalam ruangan dan berjalan mendekati pasien yang posisinya sedang berbaring
miring
|
PASIEN
|
Wa’alaikumussalam
|
Tanpa
Ekspresi dan tanpa merubah posisi tidurnya.
|
ROHIS
|
Dani, saya Siska.
Petugas Rohis di Rumah Sakit ini. Kedatangan saya ingin membantu Dani
dan pasien yang lain. Tugas saya juga mendoakan orang yang sedang sakit serta membantu Dani dan pasien lainnya
dalam bidang spiritual.
|
Sedikit
merunduk ke arah pasien.
|
PASIEN
|
|
Masih tanpa
ekspresi dan tidak menjawab
|
ROHIS
|
Apakah Dani berkenan saya membantu Dani agar cepat
sembuh sekarang?
|
Masih ramah dan santun
|
PASIEN
|
…(diam, menoleh ke petugas rohis) ya..
|
Dengan berusaha untuk tersenyum
|
ROHIS
|
Apa yang
sedang Dani rasakan sekarang?
|
|
PASIEN
|
Sakit
|
Menghadap kepada petugas rohis
|
ROHIS
|
Ooh. Kalau boleh saya tahu, sakitnya di bagian
mana,Dani ?
|
Sedikit mendekati pasien.
|
PASIEN
|
Seluruh tubuh, tapi yang paling sakit itu bagian
kaki.
|
Masih menggerak-gerakkan
kakinya menggambarkan bahwa kakinya sakit.
|
·
TAHAP KERJA
PELAKU
|
VERBAL
|
NON VERBAL
|
ROHIS
|
Ini sakitnya
Cuma sebentar Dan, gak akan lama. Obatnya diminum
terus kan Dan?
|
|
PASIEN
|
|
Mengangguk
|
ROHIS
|
Bagus itu Dan.
Jangan sampai telat ya Dan. Kalau Dani
rajin minum obat, nanti sakitnya pasti akan cepat sembuh. Nah, Dani juga harus
yakin pasti sembuh. Berdoa sama Allah. Allah pasti akan bantu Dani.
|
Memotivasi
pasien, sambil mendekat ke pasien dan sedikit mencodongkan badannya
|
PASIEN
|
Iya mbak.
|
Mengangguk
|
ROHIS
|
Ini kakinya sudah boleh sedikit digerakkan belum?
|
Bertanya, ramah
|
PASIEN
|
Kata dokter belum boleh mbak, takut nanti retaknya tambah parah
|
Mulai membuka diri
|
ROHIS
|
Ya sudah tidak apa-apa, kalau begitu kalau
sekarang sambil saya doakan bagaimana?
|
|
PASIEN
|
Iya mbak.
|
|
ROHIS
|
Kita doa bersama-sama ya..
|
|
PASIEN
|
Ya, mbak,tapi doanya jangan cepat-cepat ya mbak..
|
Agak terbata.
|
ROHIS
|
Iya Dani, kita
doanya pelan-pelan saja sebisa Dani, lagipula kita kan bukan mau balapan jadi
tidak perlu cepat-cepat..(tersenyum) , sekarang coba baca أسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ, cukup itu saja Dan, Insya Allah sakitnya
cepat hilang.
|
Membantu pasien membaca doa
|
PASIEN
|
Aaass ttaaagfiruu llah…
|
Sambil terbata-bata
|
ROHIS
|
Saya bantu ya
Dani, أسْتَغْفِرُاللهَ
الْعَظِيْمِ
|
|
PASIEN
|
أسْتَغْفِرُاللهَ
الْعَظِيْمِ
|
Sambil
terbata-bata
|
ROHIS
|
Sekarang kita
baca sama-sama ya Dan, أسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ
|
Membaca
bersama pasien
|
PASIEN
|
أسْتَغْفِرُاللهَ
الْعَظِيْمِ
|
Mulai lancar
|
ROHIS
|
Nah, sekarang
Dani sambil membaca istighfar, saya akan membacakan doa untuk Dani
agar cepat sembuh.
|
Kemudian
Rohis membacakan surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas, dan
Al Faatihah Kemudian ditiupkan ke telapak tangan dan
diusapkan ke kaki pasien.
|
PASIEN
|
أسْتَغْفِرُاللهَ
الْعَظِيْمِ
|
|
ROHIS
|
Sudah Dani,
nanti jangan lupa kalau sudah tidak terlalu sakit digerakkan kakinya, obatnya
diminum terus ya Dan, istighfarnya juga sering dibaca.
|
Mengelus bahu
pasien
|
PASIEN
|
Iya mbak,
makasih ya mbak
|
|
·
TAHAP TERMINASI
ROHIS
|
Sama-sama Dani, nah sekarang gimana perasaan Dani
setelah kunjungan saya?
|
Bertanya ramah
|
PASIEN
|
Ya, syukur mbak, sudah agak tenang perasaan saya,
makasih ya mbak..
|
Tersenyum
|
ROHIS
|
Kalau begitu saya pamit dulu ya Dani,
Assalamu’alaikum
|
|
PASIEN
|
Iya, mbak, wa’alaikum salam
|
|
·
Hari
Kedua
·
TAHAP INTERAKSI
PELAKU
|
VERBAL
|
NON VERBAL
|
ROHIS
|
Assalamu’alaikum, Dani. Bagaimana kabarmu hari ini ?
|
Ramah, Masuk
dalam ruangan dan berjalan mendekati pasien yang posisinya sedang berbaring.
|
PASIEN
|
Ya, beginilah, Mbak,
|
Masih terbaring, menjawab lesu
|
ROHIS
|
Gimana kakinya, masih sakit?
|
Ramah, senyum, mengakrabkan
|
PASIEN
|
Masihlah, kalau udah nggak sakit, ya dah pulang tho
ya mbak, ah mbak ini bercanda terus..
|
Mulai tersenyum
|
ROHIS
|
Iya, juga, tapi sepertinya muka Dani tidak
mengatakan baik-baik saja, apa Dani sedang ada masalah? Mau cerita sama mbak?
|
Mencoba mengajak berbicara, konseling teraupetik
|
PASIEN
|
Tidak kok
mbak, tidak ada masalah apa-apa, oya mbak, aku diajarin berdoa kayak kemarin
lagi ya..
|
Mencoba mengalihkan pembicaraan
|
ROHIS
|
..(terdiam sesaat) ya sudah sekarang kita belajar
berdoa lagi ya…
|
Memahami keinginan pasien
|
·
TAHAP KERJA
ROHIS
|
Tapi tadi obatnya sudah diminum kan?
|
Bertanya ramah
|
PASIEN
|
Sudah dong mbak,
|
Mulai akrab
|
ROHIS
|
Lha doa yang sudah mbak ajarkan kemarin, sudah
diamalkan belum?
|
|
PASIEN
|
Ya, paling saya baca kalau kaki saya kerasa sakit
mbak, tapi kenapa kok masih terasa ya mbak sakitnya?
|
|
ROHIS
|
Itu mungkin karena Dani baru membacanya setelah saya
ajarin kemarin, tapi kalau sdah dibaca setiap hari pasti sakit kaki Dani akan
berkurang, nah sekarang kita belajar berdoa lagi ya..
|
|
PASIEN
|
Iya, mbak..
|
|
ROHIS
|
Karena doa yang ini agak panjang jadi kita belajar
pelan-pelan ya
|
|
PASIEN
|
…(mengangguk)
|
|
ROHIS
|
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, أَسْئَلُ اللهَ
الْعَظِيْمَ أَنْ يّشْفِيَنِي شِفَاءًلَايُغَادِرُسَقَمًا
|
|
PASIEN
|
Kok panjang banget mbak? Saya nggak hapal kalau gitu
|
|
ROHIS
|
(tersenyum) oya, maaf, ini mbak bawa catatannya jadi
Dani bisa baca dulu
|
|
PASIEN
|
Memangnya boleh mbak kita berdoa sambil membaca?
|
|
ROHIS
|
Tentu saja boleh, yang penting kita terus berdoa,
Allah kan Maha Mengetahui dan Maha Penyayang, jadi Dia pasti akan memahami
keadaan Dani sekarang
|
Memberi pengarahan cara berdoa
|
PASIEN
|
O, begitu…
|
|
ROHIS
|
Nah, mari sekarang kita baca doanya bersama-sama
ya..
|
Mengajak pasien berdoa bersama
|
PASIEN DAN ROHIS
|
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ أَسْئَلُ اللهَ
الْعَظِيْمَ أَنْ يَّشْفِيَنِي شِفَاءً لَايُغَادِرُ سَقَمًا
|
Berdoa bersama dengan pelan-pelan
|
ROHIS
|
Nah, Dani bisa membaca doa ini setiap selesai
salat,, dan buat tambahan doa untuk dzikir Dani sehari-hari, kemarin mbak
sudah mengajarkan bacaan “astagfirullah al’adzim” nah, sekarang mbak akan
mengajari Dani untuk membaca doa, “"لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ
إِلَّا بِاللهِ, ayo coba Dani baca..
|
|
PASIEN
|
La haula… apa mbak tadi?
|
|
ROHIS
|
لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
|
|
PASIEN
|
لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
|
|
ROHIS
|
Doa ini bisa Dani baca dengan bacaan doa أسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ kemarin,
|
|
PASIEN
|
Iya, mbak
|
|
·
TAHAP TERMINASI
PELAKU
|
VERBAL
|
NON VERBAL
|
ROHIS
|
Sekarang kan Dani sudah bisa berdoa sendiri,
bagaimana perasaan Dani?
|
Mengeksplor perasaan pasien
|
PASIEN
|
Ya, Alhamdulillah mbak, sudah mendingan pikiran saya
sudah agak terang, tidak begitu tertekan lagi…
|
Menjawab dengan tenang
|
ROHIS
|
Baguslah
kalau begitu, jadi karena waktu kunjungan mbak sudah habis, mbak pamit dulu
ya..
|
|
PASIEN
|
Ya, mbak.. terima kasih ya
|
|
ROHIS
|
Sama-sama Dani, cepat sembuh ya , jangan lupa
obatnya diminum, kalau begitu mbak pamit, assalamu’alaikum…
|
|
PASIEN
|
Wa’alaikumsalam
|
|
PENUTUP
Dalam menghadapi pasien remaja, seorang petugas rohis harus bisa
mengetahui bagaimana perkembangan kejiwaan pada masa remaja, sehingga program
penyuluhan bisa berjalan dengan sukses. Program penyuluhan atau program konseling
bagi remaja, orang-tua dan keluarga, penting agar mereka menyadari bahwa
remaja dalam perkembangan nya membutuhkan dukungan. Orang-tua dapat berfungsi
sebagai penyangga disaat remaja mengalami krisis, baik dari dalam dirinya,
ataupun karena faktor luar. Salah satu cara adalah penekanan tentang pentingnya
komunikasi dua arah yang “ terbuka “ dan mengubah interaksi sehingga keluarga
dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih sehat. Konseling bagi remaja
diperlukan agar mereka mampu mengembangkan identitas diri dan menyesuaikan
dengan lingkungan secara sehat,
Petugas rohis dalam melakukan konseling memerlukan keterampilan
melakukan komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal. Kemampuan
berempati ( menghayati kondisi dan situasi orang lain ) juga menjadi
persyaratan lainnya. Keluasan wawasan dan keluwesan sikap serta keterbukaan
terhadap pendapat orang lain diharapkan dapat dipenuhi sebagai persyaratan
menjadi konselor. Kemampuan tersebut diperlukan agar konselor dapat membantu
mencarikan alternative pemecahan masalah dan membantu proses pengambilan
keputusan, keterampilan memecahkan konflik juga diperlukan untuk dapat menjadi
konselor. Gambar percakapan konseling dengan remaja diketemukan Rabichow &
Sklansky ( 1980 ) , yang menyarankan tahap percakapan konseling untuk remaja
sebagai berikut :
1. Pertemuan pertama hendaknya memberi kesan yang menyenangkan bagi klien
remaja, antara lain melalui sikap konselor yang menunjukkan kesediaannya untuk
membantu.
2. Selanjutnya konselor berusaha menunjukkan sikap bersahabat, terutama
untuk menghilangkan kesenjangan berkomunikasi seperti yang biasa dijumpai dalam
hubungan antara remaja dengan orang dewasa. Percakapan dalam tahapan ini
diharapkan dapat membuat remaja menaruh kepercayaan terhadap konselor. Caranya
, antara lain dengan menunjukkan perhatian penuh, mendengar dengan baik dan
aktif, memberikan respon yang mencerminkan adanya empati, pemahaman konselor
terhadap kondisi dansituasi yang dihadapi klien dan membuat klien merasa dirinya
dimengerti dan dihargai.
3. Pada tahap berikut konselor menyampaikan harapan nya bahwa klien akan
dapat memperoleh manfaat dari konseling yang dilakukannya.
4. Dalam upaya mengerti kondisi dan situasi klien, konselor perlu
mengajukan pertanyaan untuk menggali lebih dalam maupun memperkirakan
alternatif pemecahan masalahnya, Dalam hal ini diharapkan konselor bisa
bersikap bijaksana , tidak bersikap interogatif seperti yang biasa dilakukan
dalam penyidikan kasus pelanggaran hukum. Kalau perlu, konselor dapat
menjelaskan maksud pertanyaannya agar klien dapat memahami tujuan dan bersikap
kooperatif dengan memberikan jawaban yang jujur dan terbuka,
5. Pada percakapan konseling mungkin saja klien mengemukakan harapannya .
Konselor diharapkan menanggapi harapan tersebut secara proporsional dan
membahasnya bersama klien sampai klien bisa memutuskan, apakah ia akan terus
berharap seperti itu atau lebih baik meninggalkan harapannya karena tidak
realistis.
6. Ketika memberikan penjelasan, konselor diharapkan tidak bersikap
menasihati karena bisa memunculkan kesenjangan komunikasi.
7. Upaya membantu klien dalam membangun konsep diri hendaknya menjadi
perhatian utama konselor.
8. Perbedaan pendapat patut disikapi secara bijaksana, dalam memberikan
komentar sebaiknya dihindarkan kemungkinan munculnya situasi yang membuat klien
merasa kehilangan muka, sehingga dia merasa malu, kesal, atau marah.
Ayo bosku Semuanya,
ReplyDeleteYuk iseng bermain game untuk mendapatkan uang tambahan setiap harinya Hanya di arena-domino.vip
Modal Kecil Dapat Puluhan Juta ^^
Bareng saya dan teman-temanku yang cantik-cantik loh !
Info Situs www.arena-domino.vip
yukk di add WA : +855964967353