Tuesday, February 25, 2014

PANDUAN INTERAKSI ROHIS DENGAN PASIEN ANAK



I.                   PENDAHULUAN
Sebagai petugas rohis, tentunya akan menemui segala bentuk karakter manusia. Dan juga menghadapi pasien anak – anak. Dalam makalah ini akan dibahas sedikit cara petugas rohis dalam menghadapi pasien anak –anak.
II.                PERMASALAHAN
1.      Apa saja persiapan petugas rohis pada tahap pra interaksi?
2.      Apa yang dilakukan petugas rohis pada tahap orientasi?
3.      Bagaimanakah petugas rohis menjalankan tahapan kerjanya?
4.      Tahap terminasi sebagai tahap akhir petugas rohis
III.             PEMBAHASAN

A.    Tahap pra interaksi
Masa anak – anak adalah masa emas pertumbuhan yang dialami oleh semua manusia, karena pada masa anak – anaklah yang akan menentukan perkembangan manusia selanjutnya. Masa ketika anak – anak berinteraksi ketika ia sedang sehat, bahkan interaksi ketika ia sakitpun akan mempengaruhi perkembangan sang anak baik interaksi orang tua terhadap anak, juga interaksi antara perawat maupun petugas rohis dengan anak yang sedang dirawat di remah sakit.
Persiapan yang dilakukan oleh petugas rohis ada beberapa hal yang sangat diperhatikan :
1)      Factor yang ada dalam diri sendiri
·         Mengontrol segala emosi yang ada, ini adalah yang sangat mempengaruhi petugas rohis. Apalagi yang dihadapi adalah anak – anak yang setiap anak berbeda sehingga jika petugas rohis tak mampu mengendalikan emosi justru tugasnya semakin berat dan bahkan ia tidak dapat menyelesaikanya dengan baik.
·         Menjaga kesehatan, ini yang terpenting. Jangan sampai anak – anak yang sedang dirwat dirumah sakit akan semakin tambah sakit karena petugas rohisnya sendiri sedang sakit. Jika petugas rohis sedang sakit tidak akan menutup kemungkinan penyakitnya akan menular peda pasien anak.
·         Menyiapkan permainan dan cerita, karena pada dasrnya anak – anak senang bermain dan mendengarkan segala macam bentuk dongeng maka petugas rohis juga harus mampu dalam hal ini. Karena selain ank – anak suka permainan dan cerita ( dongeng ) ternyata mampu mempengaruhi perkembangan anak – anak terlebih kecerdasanya.
·         Mampu memasuki dunia anak – anak, seorang petugas rohis harus mampu memasuki dunia anak – anak sehingga dia mengerti apa yang diinginkan dan dimaksudkan anak – anak. Dengan begitu anak – anak akn merasa nyaman dan respect terhadap petugas.
2)      Factor yang ada dari luar ( yakni anak – anak yang akan dihadapi )
·      Mengetahui riwayat penyakit sang anak, dengan mengetahui riwayat penyakit yang di derita pasien anak seorang petugas rohis dapat berjagav- jag jika ada beberapa kemungkinan yang tidak diharapkan. Misalnya, ketika sedang proses pelayanan rohis pasien anak tersebut penyakitnya kumat maka petugas dapt membantu seperlunya.
·      Mengetahu biografi pasien, dengan mengetahui biografi pasien seorang petugas rohis dapat dengan mudah menjalin keakraban dengan pasien juga dengan keluarganya.
·      Mengetahui emosi yang sedang diluapkan oleh sang anak, dengan begitu petugas rohis bisa lebih akrab dan dapat mengambil hati sang pasien anak.
B.     Tahap orientasi
Pertemuan pertama :
Petugas rohis                     : “ Assalamu’alaikum, selamat pagi bapak – ibu, adek…”
Pasien dan keluarga          : Wa’alaikum salam mbak…”
Petugas rohis                     : “ ini dengan de’ safa dan keluarga ya..?”
Pasien dan keluarga          : “ iya mbak, betul..”
Petugas rohis                    : “ perkenalkan ibu, bapak, juga de’ safa. Saya petugas rohis dari rumah sakit ini. Sebagai salah satu pelayanan rumah sakit kami bertugas untuk membantu de’ safa beserta keluarga agar untuk lebih memahami segala bentuk penyakit di pandang dari kita sebagai hamba Allah…”
Pasien dan keluarga          : memandang petugas rohis sambil manggut – manggut..
Petugas rohis                     : “ tujuan saya disini hanya membentu ibu – bapak dan de’ safa agar kuat dan tabah juga semoga dengan bentuan dari saya de’ safa bisa sembuh dengan cepat, dengan hal ini saya mohom kerja sama dengan bapak ibu sekeluarga ya agar tujuan yang saya rencanakan bisa terwujud dan juga de’ safa bisa sembuh dengan cepat..”
Pasien dan keluarga          : “ amiiin mbak…terima kasih sebelumnya…”
Petugas rohis                     : “ bapak dan ibu juga tidak perlu khawatir, karena apapun informasi dari yang kami dapat dan apa yang menimpa de’ safa adalah hal yang sangat kami rahasiakan, jadi orang lain tidak akan tahu…”
Keluarga pasien                 : “ ya mbak, insyaAllah kami percaya…”

C.     Tahap kerja
Pertemuan kedua :
Petugas rohis         : “ assalamu’alaikum .. bapak ibu de’ shafa…”
Keluarga                : “ wa’alaikumsalam warahmatullah mbak..”
Petugas rohis         : “ de’ shafa, bagaimana kebarnya? Dah mendingan belum..?”
De’ shafa               : “ emm… masih agak pusing mbak dan agak panas…” dengan suara cadel dan agak serak – serak basah..
Petugas rohis         : “ iya de’, masih agak panas…” sembari mengusap kepala shafa. “ tapi de’ shafa jangan khawatir… mbak akan nemenin de’ shafa untuk beberapa saat , siapa tahu pusingnya agak sedikit hilang ya ?” tersenyum .
De’ shafa               : “ iya mbak..”
Petugas rohiss       : “  sekarang mbak mau cerita nih, dek shafa mau kan dengerin cerita mbak ? “ sembari memandang shafa
De’ shafa               : “ e’em mbak..” menatap dan tersenyum cerah.
Petugas rohis         : “ mm.. mbak akan cerita tentang nabi ismail… de’ shafa tahu siapa itu nabi ismail ?”
De’ shafa               : menatap petugas rohis sembari menggeleng
Petugas rohis         : tersenyum dan mengelus rambut shafa..” baikalah agar de’ shafa tahu dan kenal siapa itu siti hajar mbak akan menceritakan siapa itu nabi ismai… ok ?”
De’ shafa               : tersenyum ..” ok..”
Petugas rohis         : “ nabi ismail adalah putra dari nabi Ibrahim dengan siti hajar, ketika nabi ismail masih bayi dai dan ibunya dibawa dan ditinggal disebuah padang pasir yang gersang dan tidak ada satu pepohonan pun..”
De’ shafa               : “ gunung pasirn tuh apa sih mbak ?”
Petugas rohani       : “ de’ shafa pasti pernah ke sungai atau pantai kan ? nah, gunung pasir tuh semuanya pasir, tak ada tanah, tak ada pohon apa lagi air… coba de’ shafa bayangin seandainya de’ shafa ada di gurun pasir de’ shafa akan apa ?”
De’ shafa               : “ mati dong kak…”
Petugas rohis         : “ iya kalau tidak kuat pasti mati, bayangin aja de’ ketika nabi isma’il bayi dengan ibunya berada disitu, sendirian dan ditinggal sang ayah dan dengan bekal yang sangat – sangat sedikit…”
De’ shafa               : “ kasihan sekali ya mbak nabi ismail itu…”
Petugas rohis         : “ iya de’… makanya adek harus berterima kasih kepada Allah, karena Allah masih memberi de’ shafa ayah dan bunda yang selalu jaga dan nungguin de’ shafa siang dan malam, Allah member rumah yang enak, bahkan ketika adek sakit pun di tempat yang enak, ada tv nya ada ac nya… ya kan ?”
De’ shafa               : “ iya mbak… malah shafa bias minta macam – macam sama ayah, trus nasibnya nabi isma’il dan ibunya bagaimana mbak ?”
Petugas rohis         : “ nah, ketika bekal yang dibawa ibunya nabi ismail habis dan ketika itu siti hajar ibu dari nabi ismail merasa kelaparan , nabi ismail pun merasa sangat kelaparan dan menangis sangat keras… sampai – sampai ibunya pun ikut menangis…”
De’ shafa               : “ trus ceritanya bagaimana lagi mbak…”?
Petugas rohis         : “ de’ shafa mau tahu kelanjutan ceritanya…?”
De’ shafa               : mengangguk
Petugas rohis         : “ kalau de’ shafa mau dengar cerita selanjutnya, de’ shafa harus janji sama mbak, de’ shafa harus rajin minum obat, harus denger yang di bilang dokter juga ayah dan bunda ya…?”
De’ shafa               : “ trus cerita selanjutnya gimana mbak…?”
Petugas rohis         : “ karena hari ini mbak ada rapat, ceritanya mbak pending dulu yah? Ceritanya mbak terusin besok lagi ya ?”
De’ shafa               : “ yah mbak gak asik deh…”
Petugas rohis         : “ yah, jangan ngambeg ya de’, mbak janji deh besok ceritanya mbak lanjutin ya…”
De’ shafa               : “ tapi janji ya mbak…?”
Petugas rohis         : “ ya insyaAllah, yang penting de’ shafa jangan ngambeg dan laksanakan pesen mbak yang tadi ya…”
De’ shafa               : “ ok mbak..”
Petugas rohis         : “ ok, kalau begitu mbak pergi dulu ya…”
De’ shafa               : “ iya mbak…”
Petugas rohis         : “ iya, saya pamit dulu ibu, bapak…”
Keluarga                : “ oh , iya mbak, terima kasih dah mau nemenin anak saya…”
Petugas rohis         : “ iya bu, mari… assalamu’alaikum…”
Keluarga                : “ wa’alaikumsalam Wr. Wb..”

Pertemuan ketiga :
Petugas rohis         : “ assalamu’alaikum, de’ shafa…”
Keluarga                : “ wa’alaikum salam mbak…”
De’ shafa               : “ kok baru dating mbak…?”
Ibu                         : “ iya mbak, dari tadi shafa nanyain mbak terus ni…”
Petugas rohis         : “ wah, maaf ya bu, de’ shafa…saya telat, kebetulan tadi ada kuliah tanbahan , jadinya saya ikut kuliah dulu…”
Ibu                         : “ oh… ya tidak apa – apa kok mbak…”
De’ shafa               : “ ayo mbak lanjutin cerita yang kemarin ya…”
Petugas rohis         : “ iya, mbak akan lanjutin cerita yang kemarin, tapi mbak mau tany dulu ma de’ shafa…”
De’ shafa               : “ emang mbak mau Tanya apa ?”
Petugas rohis         : “ de’ shafa sudah minum obat belum…?”
De’ shafa               : “ udah dong mbak…”
Petugas rohis         : “ bener…?”
De’ shafa               : “ bener mbak… Tanya saja sama ibu…”
Ibu                         : “ iya kok mbak, dari kemari shafa minum obatnya mudah, gak kayak kemarin – kemarin yang harus dirayu dulu…”
Petugas rohis         : “ Alhamdulillah kalau begitu bu…”
De’ shafa               : “ mbak ayo, lanjutin ceritanya…”
Petugas rohis         : “ iya mbak akan lanjutin ceritanya, kemarin ceritanya sampai apa de’ ?”
De’ shafa               : “ emmm… kemarin sampai bekal yang dibawa ibunya nabi ismail habis mba…”
Petugas rohis         : “ oh.. iya, karena tangisan nabi ismail yang tak mau berhenti, akhirnya siti hawa pergi mencari ke dua gung yang bernama shafa dan marwah…”
De’ shafa               : “ kok nama gunungnya sama dengan nama shafa yambak…”
Petugas rohis         : “ itu tandanya nama de’ shafa bagus, mbak lanjutin ceritanya ya…?”
De’ shafa               : “ iya mbak..”
Petugas rohis         : “ siti hawa berlari – lari tujuh kali dari bukit shfa ke bukit marwah , begitu juga sebaliknya…”
De’ shafa               : “ tujuh kali mbak…? Banyak banget apa tidak capek mbak…?”
Petugas rohis         : “ pastinya capek banget de’, karena siti hajar sudah capek dan putus asa karena tidak mendapatkan air, ia kembali ke tempat nabi ismail, ketika sampai disana nabi ismail masih menangis, tetapi bukan itu yang membuat siti hajar terkejut, tapi karena tanah yang berada di bawah telapak kaki nabi ismail itu mengeluarkan yang sangat banyak, akhirnya siti hawa menggendong nabi ismail dan berkata ‘ zam – zam’, nah dari situlah air itu dinamakan air zam – zam…”
De’ shafa               : “ terus nasibnya nabi ismail dan ibunya bagaimana mbak…?”
Petugas rohis         : “ karena sudah ada mata air, maka siti hajar bias meminum air itu, makanya ia bisa memberikan air susunya kepada ismail kecil…”
De’ shafa               : “ terus bagaimana dengan ayahnya…?”
Petugas rohis         : “ akihirnya sang ayah dating ketika ismail berumur sepuluh tahun…”
De’ shafa               : “ kenapa ayahnya dating lama sekali…?”
Petugas rohis         : “ karena ayahnya juga seorang nabi, makanya ia mengurus masyarakat baru bias menemui ismail…”
De’ shafa               : “ ayah ku juga mengurus orang lain, tapi stiap hari ayah selalu bermain dengan shafa…”
Petugas rohis         : “ makanya de’ shafa harus bersyukur, karena ayahnya de’ shafa selalu punya waktu untuk shafa ya ?”
De’ shafa               : “ iya mbak…”
Petugas rohis         : “ karena ceritanya sudah selesai, mbak pergi dulu ya…”
De’ shafa               : “ iya, tapi mbak besok kesini lagi ya?”
Petugas rohis         : “ insyaAllah, ya udah mbak pergi dulu ya…”
De’ shafa               : “ ya mbak..”
Petugas rohis         : “ ya udah mbak pergi dulu, mari bu… saya pulang dulu…Assalamu’alakum …”
Keluarga                : “ wa’alaikumsalam…”

D.    Tahap terminasi
Pertemuan terakhir :
Petugas rohis         : “ assalamu’alaikum…, pagi de’ shafa…”
Keluarga                : “ wa’alaikum salam, selamat pagi mbak…”
Petugas rohis         : “wah, kayaknya de’ shafa dah sehat beneran ya…”
Ibu                         : “ iya nih mbak, Alhamdulillah. Insyaallah ntar sore dah dibolehin pulang mbak… ini juga atas pertolongan mbak juga…”
Petugas rohis         : “ wah sama – sma bu…, de’ shafa senang kan nanti sore bias pulang ?”
De’ shafa               : “ senang dong kak… bias pulang bias main sepuasny, juag bias makan sepuasnya, gak kayak nabi ismail dan ibunya…”
Petugas rohis         : “ iya… makanya adek harus bersyukur bahwa semua orang tuh saying ma adek, walaupun adek sakit… kasih saying tak akan pernah hilang… apalagi adek punya segalanya… jadi jangn sia – siakan apa yang adek punya ya…”
De’ shafa               : “ iya mbak… aku lebih beruntung dari pada nabi ismail…”
Petugas rohis         : ‘ Alhamdulillah… kalau adek faham, alahamdulillah bu… putrid ibu sangat cerdas, dia bias mengambil kesimpulan apa yang saya ceritakan… ibu beruntung mempunyai putrid seperti de’ shafa…”
Ibu                         : “ iya mbak…”
Petugas rohis         : “ kalau bisa, asah terus bakat de’ shafa bu… karena pada dasarnya semua yang ada di dunia ini adalah ujian, maka ibu harus sedikit bersabar dan bersikap lebih bijak…”
Ibu                         : “ iya mbak … terima kasih…”
Petugas rohis         : “ sama – sama bu, karena keadaan de’ shafa dah baik saya pamit dulu… Assalamu’alaikum…”
Ibu                         : “ iya mbak… wa’alaikumsalam…”

IV.             KESIMPULAN
Pada dasarnya menghadapi anak – anak susah – susah gampang, akan tetapi orang dewasa membutuhkan kesabaran yang sangat ekstra. Terlebih masa anak – anak adalah masa keemasan yang setiap orang pasti pernah mengalaminya. Oleh karena itu perkembangan dan pertumbuhan anak sangat penting, terlebih bagi orang tua.
Sebagai petugas rohis juga harus mampu melihat bakat serta perkembangan pasien anak sehingga petugas rohis mampu masuk ke dunia anak – anak dan melihat karakter serta bakat minat yang terdapat pada diri anak juga mampu membaca emosi anak. Sehingga dengan begitu dalam pelaksanaan bimbingan petugas akan menapatkan kemudahan.
V.                PENUTUP
Demikianlah rancanagn bimbingan pada anak – anak, semoga member manfaat untuk kita semua, dan apabila ada kekurangan dan kekeliruan mohon dimaklumi adanya serta kami menuggu kritik dan saran agar kami bisa mampu memberikan yang lebih baik lagi.




DATA PASIEN

NAMA                  : Karima shafa an-nisa
UMUR                  : 5 tahun
NAMA ORANG TUA :
AYAH                  : Tn. Imam Syafii
IBU                       : Naila Nur Agustin
Jenis penyakit        : Thyfus

1 comment:

  1. Ayo bosku Semuanya,
    Yuk iseng bermain game untuk mendapatkan uang tambahan setiap harinya Hanya di arena-domino.vip
    Modal Kecil Dapat Puluhan Juta ^^
    Bareng saya dan teman-temanku yang cantik-cantik loh !
    Info Situs www.arena-domino.vip
    yukk di add WA : +855964967353

    ReplyDelete

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...