I.
PENDAHULUAN
Sebagai
petugas rohis, tentunya akan menemui segala bentuk karakter manusia. Dan juga
menghadapi pasien anak – anak. Dalam makalah ini akan dibahas sedikit cara
petugas rohis dalam menghadapi pasien anak –anak.
II.
PERMASALAHAN
1. Apa saja persiapan petugas rohis pada
tahap pra interaksi?
2. Apa yang dilakukan petugas rohis pada
tahap orientasi?
3. Bagaimanakah petugas rohis menjalankan
tahapan kerjanya?
4. Tahap terminasi sebagai tahap akhir
petugas rohis
III.
PEMBAHASAN
A. Tahap pra interaksi
Masa anak – anak adalah masa emas
pertumbuhan yang dialami oleh semua manusia, karena pada masa anak – anaklah
yang akan menentukan perkembangan manusia selanjutnya. Masa ketika anak – anak
berinteraksi ketika ia sedang sehat, bahkan interaksi ketika ia sakitpun akan
mempengaruhi perkembangan sang anak baik interaksi orang tua terhadap anak,
juga interaksi antara perawat maupun petugas rohis dengan anak yang sedang
dirawat di remah sakit.
Persiapan yang dilakukan oleh
petugas rohis ada beberapa hal yang sangat diperhatikan :
1) Factor yang ada dalam diri sendiri
·
Mengontrol
segala emosi yang ada, ini adalah yang sangat mempengaruhi petugas rohis.
Apalagi yang dihadapi adalah anak – anak yang setiap anak berbeda sehingga jika
petugas rohis tak mampu mengendalikan emosi justru tugasnya semakin berat dan
bahkan ia tidak dapat menyelesaikanya dengan baik.
·
Menjaga
kesehatan, ini yang terpenting. Jangan sampai anak – anak yang sedang dirwat
dirumah sakit akan semakin tambah sakit karena petugas rohisnya sendiri sedang
sakit. Jika petugas rohis sedang sakit tidak akan menutup kemungkinan
penyakitnya akan menular peda pasien anak.
·
Menyiapkan
permainan dan cerita, karena pada dasrnya anak – anak senang bermain dan
mendengarkan segala macam bentuk dongeng maka petugas rohis juga harus mampu dalam
hal ini. Karena selain ank – anak suka permainan dan cerita ( dongeng )
ternyata mampu mempengaruhi perkembangan anak – anak terlebih kecerdasanya.
·
Mampu
memasuki dunia anak – anak, seorang petugas rohis harus mampu memasuki dunia
anak – anak sehingga dia mengerti apa yang diinginkan dan dimaksudkan anak –
anak. Dengan begitu anak – anak akn merasa nyaman dan respect terhadap petugas.
2) Factor yang ada dari luar ( yakni anak –
anak yang akan dihadapi )
·
Mengetahui
riwayat penyakit sang anak, dengan mengetahui riwayat penyakit yang di derita
pasien anak seorang petugas rohis dapat berjagav- jag jika ada beberapa
kemungkinan yang tidak diharapkan. Misalnya, ketika sedang proses pelayanan
rohis pasien anak tersebut penyakitnya kumat maka petugas dapt membantu seperlunya.
·
Mengetahu
biografi pasien, dengan mengetahui biografi pasien seorang petugas rohis dapat
dengan mudah menjalin keakraban dengan pasien juga dengan keluarganya.
·
Mengetahui
emosi yang sedang diluapkan oleh sang anak, dengan begitu petugas rohis bisa
lebih akrab dan dapat mengambil hati sang pasien anak.
B. Tahap orientasi
Pertemuan
pertama :
Petugas rohis : “ Assalamu’alaikum,
selamat pagi bapak – ibu, adek…”
Pasien dan
keluarga : Wa’alaikum salam
mbak…”
Petugas rohis : “ ini dengan de’ safa dan
keluarga ya..?”
Pasien dan
keluarga : “ iya mbak, betul..”
Petugas rohis :
“ perkenalkan ibu, bapak, juga de’ safa. Saya petugas rohis dari rumah sakit
ini. Sebagai salah satu pelayanan rumah sakit kami bertugas untuk membantu de’
safa beserta keluarga agar untuk lebih memahami segala bentuk penyakit di
pandang dari kita sebagai hamba Allah…”
Pasien dan
keluarga : memandang petugas
rohis sambil manggut – manggut..
Petugas rohis : “ tujuan saya disini hanya
membentu ibu – bapak dan de’ safa agar kuat dan tabah juga semoga dengan
bentuan dari saya de’ safa bisa sembuh dengan cepat, dengan hal ini saya mohom
kerja sama dengan bapak ibu sekeluarga ya agar tujuan yang saya rencanakan bisa
terwujud dan juga de’ safa bisa sembuh dengan cepat..”
Pasien dan keluarga : “ amiiin mbak…terima kasih
sebelumnya…”
Petugas rohis : “ bapak dan ibu juga
tidak perlu khawatir, karena apapun informasi dari yang kami dapat dan apa yang
menimpa de’ safa adalah hal yang sangat kami rahasiakan, jadi orang lain tidak
akan tahu…”
Keluarga pasien : “ ya mbak, insyaAllah kami
percaya…”
C. Tahap kerja
Pertemuan kedua
:
Petugas rohis : “ assalamu’alaikum .. bapak ibu de’
shafa…”
Keluarga : “ wa’alaikumsalam warahmatullah
mbak..”
Petugas rohis : “ de’ shafa, bagaimana kebarnya? Dah mendingan
belum..?”
De’ shafa : “ emm… masih agak pusing mbak
dan agak panas…” dengan suara cadel dan agak serak – serak basah..
Petugas rohis : “ iya de’, masih agak panas…” sembari
mengusap kepala shafa. “ tapi de’ shafa jangan khawatir… mbak akan nemenin de’
shafa untuk beberapa saat , siapa tahu pusingnya agak sedikit hilang ya ?”
tersenyum .
De’ shafa : “ iya mbak..”
Petugas rohiss : “
sekarang mbak mau cerita nih, dek shafa mau kan dengerin cerita mbak ? “
sembari memandang shafa
De’ shafa : “ e’em mbak..” menatap dan
tersenyum cerah.
Petugas rohis : “ mm.. mbak akan cerita tentang nabi
ismail… de’ shafa tahu siapa itu nabi ismail ?”
De’ shafa : menatap petugas rohis sembari
menggeleng
Petugas rohis : tersenyum dan mengelus rambut
shafa..” baikalah agar de’ shafa tahu dan kenal siapa itu siti hajar mbak akan
menceritakan siapa itu nabi ismai… ok ?”
De’ shafa : tersenyum ..” ok..”
Petugas rohis : “ nabi ismail adalah putra dari nabi
Ibrahim dengan siti hajar, ketika nabi ismail masih bayi dai dan ibunya dibawa
dan ditinggal disebuah padang pasir yang gersang dan tidak ada satu pepohonan
pun..”
De’ shafa : “ gunung pasirn tuh apa sih
mbak ?”
Petugas rohani : “ de’ shafa pasti pernah ke sungai atau
pantai kan ? nah, gunung pasir tuh semuanya pasir, tak ada tanah, tak ada pohon
apa lagi air… coba de’ shafa bayangin seandainya de’ shafa ada di gurun pasir
de’ shafa akan apa ?”
De’ shafa : “ mati dong kak…”
Petugas rohis : “ iya kalau tidak kuat pasti mati,
bayangin aja de’ ketika nabi isma’il bayi dengan ibunya berada disitu,
sendirian dan ditinggal sang ayah dan dengan bekal yang sangat – sangat sedikit…”
De’ shafa : “ kasihan sekali ya mbak nabi
ismail itu…”
Petugas rohis : “ iya de’… makanya adek harus
berterima kasih kepada Allah, karena Allah masih memberi de’ shafa ayah dan
bunda yang selalu jaga dan nungguin de’ shafa siang dan malam, Allah member
rumah yang enak, bahkan ketika adek sakit pun di tempat yang enak, ada tv nya
ada ac nya… ya kan ?”
De’ shafa : “ iya mbak… malah shafa bias minta
macam – macam sama ayah, trus nasibnya nabi isma’il dan ibunya bagaimana mbak
?”
Petugas rohis : “ nah, ketika bekal yang dibawa
ibunya nabi ismail habis dan ketika itu siti hajar ibu dari nabi ismail merasa
kelaparan , nabi ismail pun merasa sangat kelaparan dan menangis sangat keras…
sampai – sampai ibunya pun ikut menangis…”
De’ shafa : “ trus ceritanya bagaimana lagi
mbak…”?
Petugas rohis : “ de’ shafa mau tahu kelanjutan
ceritanya…?”
De’ shafa : mengangguk
Petugas rohis : “ kalau de’ shafa mau dengar cerita
selanjutnya, de’ shafa harus janji sama mbak, de’ shafa harus rajin minum obat,
harus denger yang di bilang dokter juga ayah dan bunda ya…?”
De’ shafa : “ trus cerita selanjutnya
gimana mbak…?”
Petugas rohis : “ karena hari ini mbak ada rapat,
ceritanya mbak pending dulu yah? Ceritanya mbak terusin besok lagi ya ?”
De’ shafa : “ yah mbak gak asik deh…”
Petugas rohis : “ yah, jangan ngambeg ya de’, mbak
janji deh besok ceritanya mbak lanjutin ya…”
De’ shafa : “ tapi janji ya mbak…?”
Petugas rohis : “ ya insyaAllah, yang penting de’
shafa jangan ngambeg dan laksanakan pesen mbak yang tadi ya…”
De’ shafa : “ ok mbak..”
Petugas rohis : “ ok, kalau begitu mbak pergi dulu
ya…”
De’ shafa : “ iya mbak…”
Petugas rohis : “ iya, saya pamit dulu ibu, bapak…”
Keluarga : “ oh , iya mbak, terima kasih
dah mau nemenin anak saya…”
Petugas rohis : “ iya bu, mari… assalamu’alaikum…”
Keluarga : “ wa’alaikumsalam Wr. Wb..”
Pertemuan ketiga
:
Petugas rohis : “ assalamu’alaikum, de’ shafa…”
Keluarga : “ wa’alaikum salam mbak…”
De’ shafa : “ kok baru dating mbak…?”
Ibu : “ iya mbak, dari tadi
shafa nanyain mbak terus ni…”
Petugas rohis : “ wah, maaf ya bu, de’ shafa…saya
telat, kebetulan tadi ada kuliah tanbahan , jadinya saya ikut kuliah dulu…”
Ibu : “ oh… ya tidak apa –
apa kok mbak…”
De’ shafa : “ ayo mbak lanjutin cerita yang
kemarin ya…”
Petugas rohis : “ iya, mbak akan lanjutin cerita yang
kemarin, tapi mbak mau tany dulu ma de’ shafa…”
De’ shafa : “ emang mbak mau Tanya apa ?”
Petugas rohis : “ de’ shafa sudah minum obat belum…?”
De’ shafa : “ udah dong mbak…”
Petugas rohis : “ bener…?”
De’ shafa : “ bener mbak… Tanya saja sama
ibu…”
Ibu : “ iya kok mbak, dari
kemari shafa minum obatnya mudah, gak kayak kemarin – kemarin yang harus dirayu
dulu…”
Petugas rohis : “ Alhamdulillah kalau begitu bu…”
De’ shafa : “ mbak ayo, lanjutin
ceritanya…”
Petugas rohis : “ iya mbak akan lanjutin ceritanya,
kemarin ceritanya sampai apa de’ ?”
De’ shafa : “ emmm… kemarin sampai bekal
yang dibawa ibunya nabi ismail habis mba…”
Petugas rohis : “ oh.. iya, karena tangisan nabi
ismail yang tak mau berhenti, akhirnya siti hawa pergi mencari ke dua gung yang
bernama shafa dan marwah…”
De’ shafa : “ kok nama gunungnya sama
dengan nama shafa yambak…”
Petugas rohis : “ itu tandanya nama de’ shafa bagus,
mbak lanjutin ceritanya ya…?”
De’ shafa : “ iya mbak..”
Petugas rohis : “ siti hawa berlari – lari tujuh kali
dari bukit shfa ke bukit marwah , begitu juga sebaliknya…”
De’ shafa : “ tujuh kali mbak…? Banyak
banget apa tidak capek mbak…?”
Petugas rohis : “ pastinya capek banget de’, karena
siti hajar sudah capek dan putus asa karena tidak mendapatkan air, ia kembali
ke tempat nabi ismail, ketika sampai disana nabi ismail masih menangis, tetapi
bukan itu yang membuat siti hajar terkejut, tapi karena tanah yang berada di
bawah telapak kaki nabi ismail itu mengeluarkan yang sangat banyak, akhirnya
siti hawa menggendong nabi ismail dan berkata ‘ zam – zam’, nah dari situlah
air itu dinamakan air zam – zam…”
De’ shafa : “ terus nasibnya nabi ismail
dan ibunya bagaimana mbak…?”
Petugas rohis : “ karena sudah ada mata air, maka
siti hajar bias meminum air itu, makanya ia bisa memberikan air susunya kepada
ismail kecil…”
De’ shafa : “ terus bagaimana dengan
ayahnya…?”
Petugas rohis : “ akihirnya sang ayah dating ketika
ismail berumur sepuluh tahun…”
De’ shafa : “ kenapa ayahnya dating lama
sekali…?”
Petugas rohis : “ karena ayahnya juga seorang nabi,
makanya ia mengurus masyarakat baru bias menemui ismail…”
De’ shafa : “ ayah ku juga mengurus orang
lain, tapi stiap hari ayah selalu bermain dengan shafa…”
Petugas rohis : “ makanya de’ shafa harus bersyukur,
karena ayahnya de’ shafa selalu punya waktu untuk shafa ya ?”
De’ shafa : “ iya mbak…”
Petugas rohis : “ karena ceritanya sudah selesai,
mbak pergi dulu ya…”
De’ shafa : “ iya, tapi mbak besok kesini
lagi ya?”
Petugas rohis : “ insyaAllah, ya udah mbak pergi dulu
ya…”
De’ shafa : “ ya mbak..”
Petugas rohis : “ ya udah mbak pergi dulu, mari bu…
saya pulang dulu…Assalamu’alakum …”
Keluarga : “ wa’alaikumsalam…”
D. Tahap terminasi
Pertemuan
terakhir :
Petugas rohis : “ assalamu’alaikum…, pagi de’ shafa…”
Keluarga : “ wa’alaikum salam, selamat
pagi mbak…”
Petugas rohis : “wah, kayaknya de’ shafa dah sehat
beneran ya…”
Ibu : “ iya nih mbak,
Alhamdulillah. Insyaallah ntar sore dah dibolehin pulang mbak… ini juga atas
pertolongan mbak juga…”
Petugas rohis : “ wah sama – sma bu…, de’ shafa
senang kan nanti sore bias pulang ?”
De’ shafa : “ senang dong kak… bias pulang
bias main sepuasny, juag bias makan sepuasnya, gak kayak nabi ismail dan
ibunya…”
Petugas rohis : “ iya… makanya adek harus bersyukur
bahwa semua orang tuh saying ma adek, walaupun adek sakit… kasih saying tak
akan pernah hilang… apalagi adek punya segalanya… jadi jangn sia – siakan apa
yang adek punya ya…”
De’ shafa : “ iya mbak… aku lebih beruntung
dari pada nabi ismail…”
Petugas rohis : ‘ Alhamdulillah… kalau adek faham,
alahamdulillah bu… putrid ibu sangat cerdas, dia bias mengambil kesimpulan apa
yang saya ceritakan… ibu beruntung mempunyai putrid seperti de’ shafa…”
Ibu : “ iya mbak…”
Petugas rohis : “ kalau bisa, asah terus bakat de’
shafa bu… karena pada dasarnya semua yang ada di dunia ini adalah ujian, maka
ibu harus sedikit bersabar dan bersikap lebih bijak…”
Ibu : “ iya mbak … terima
kasih…”
Petugas rohis : “ sama – sama bu, karena keadaan de’
shafa dah baik saya pamit dulu… Assalamu’alaikum…”
Ibu : “ iya mbak…
wa’alaikumsalam…”
IV.
KESIMPULAN
Pada
dasarnya menghadapi anak – anak susah – susah gampang, akan tetapi orang dewasa
membutuhkan kesabaran yang sangat ekstra. Terlebih masa anak – anak adalah masa
keemasan yang setiap orang pasti pernah mengalaminya. Oleh karena itu
perkembangan dan pertumbuhan anak sangat penting, terlebih bagi orang tua.
Sebagai
petugas rohis juga harus mampu melihat bakat serta perkembangan pasien anak
sehingga petugas rohis mampu masuk ke dunia anak – anak dan melihat karakter
serta bakat minat yang terdapat pada diri anak juga mampu membaca emosi anak.
Sehingga dengan begitu dalam pelaksanaan bimbingan petugas akan menapatkan
kemudahan.
V.
PENUTUP
Demikianlah
rancanagn bimbingan pada anak – anak, semoga member manfaat untuk kita semua,
dan apabila ada kekurangan dan kekeliruan mohon dimaklumi adanya serta kami
menuggu kritik dan saran agar kami bisa mampu memberikan yang lebih baik lagi.
DATA
PASIEN
NAMA : Karima shafa an-nisa
UMUR : 5 tahun
NAMA ORANG TUA :
AYAH : Tn. Imam Syafii
IBU :
Naila Nur Agustin
Jenis penyakit : Thyfus
Ayo bosku Semuanya,
ReplyDeleteYuk iseng bermain game untuk mendapatkan uang tambahan setiap harinya Hanya di arena-domino.vip
Modal Kecil Dapat Puluhan Juta ^^
Bareng saya dan teman-temanku yang cantik-cantik loh !
Info Situs www.arena-domino.vip
yukk di add WA : +855964967353