ASESMEN PSIKOLOGI KLINIS
PAPER
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS
Mata Kuliah : Psikologi Kesehatan
Dosen Pengampu : Mrs. Wening Wihartati, S.Psi, M.Si.
DISUSUN OLEH:
NUR SYAFITRI RAMADHANI
(091111043)
JURUSAN
BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS
DAKWAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
I.
PENDAHULUAN
Asesmen psikologi adalah metode untuk
mengidentifikasi kesamaan atau perbedaan individu berdasarkan karakteristik dan
kapasitas personalnya. Asesmen psikologi dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah
informasi yang komprehensif yang tidak hanya berasal dari hasil tes psikologi
akan tetapi juga melalui sumber lainnya seperti wawancara, observasi, atau
dokumen pendukung. Meski terkadang sebagian orang awam melihat sebagai dua hal
yang setara, asesmen psikologis berbeda dengan pemberian tes. Jika pemberian
tes psikologi memuat administrasi prosedur, administrasi, penyekoran dan
interpretasi data, maka asesmen psikologis menekankan proses identifikasi
informasi individu atau masalah melalui berbagai macam sumber terintegrasi
sehingga menampilkan informasi yang mendalam dan terfokus.
Kompetensi dalam melakukan asesmen psikologi,
selanjutnya penulis menamakan kompetensi asesmen psikologi, merupakan
kompetensi dasar yang dikembangkan pada mahasiswa fakultas psikologi.
Pengembangan kompetensi ini ditopang oleh kurikulum pendidikan psikologi yang
banyak memuat komponen pengembangan asesmen psikologi. Sejumlah mata kuliah
yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan asesmen
psikologi, misalnya mata kuliah yang memuat metode asesmen, seperti observasi-wawancara,
penyusunan skala psikologi dan psikodiagnostika ataupun mata kuliah yang
terkait dengan bidang psikologi tertentu, seperti psikologi klinis, pendidikan
maupun perkembangan.
Terdapat sebuah konsensus umum bahwa individu yang
melakukan asesmen psikologi adalah mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
dan pelatihan psikologi. Sebagai contoh, kode etik yang diterbitkan oleh APA
menunjukkan bahwa psikolog diharapkan memberikan pelayanan, memberikan
pembelajaran, serta melaksanakan penelitian sesuai dalam kerangka kompetensi
mereka yang didasarkan pada latar belakang pendidikan, pelatihan dan supervisi
dari seorang ahli.
II.
DATA KASUS
Identifikasi
Data
Nama Klien :
Dian Purwaniati
Jenis Kelamin :
Perempuan
Pekerjaan :
-
Status Perkawinan :
Belum Menikah
Alamat :
Jalan Srikaton Dalam I RT 03 RW V Purwoyoso Semarang Barat
Tempat, Tanggal Lahir :
Semarang, 9 Februari 1986
Usia :
25 Tahun
Agama :
ISLAM
Pendidikan Terakhir :
SLTA
Suku Bangsa :
Jawa - Indonesia
Anak Ke : 3 dari 3 bersaudara
Keluhan
dan Harapan Klien
Klien mengeluh merasakan dadanya sering sakit dan kepalanya sering
merasa pusing. Akhir akhir ini gejala tersebut sering dirasakan setelah ia
mengundurkan diri dari pekerjaannya sebgai seorang tenaga di sebuah pabrik
garment di belakang Mbok Berek sekitar +
bulan. Meski telah minum obat, klien merasakan sakitnya tidak berkurang.
Hatinya pun sering merasa sakit dan merasa tak tenang jika berada dirumah.
Hingga akhirnya klien memutuskan untuk pergi meningglkan rumahnya tanpa pamit
sejak Kamis Malam, 15 Desember 2011 dan hingga sekarang belum kembali ke rumah.
Klien mulai berkomunikasi dengan Konselor sejak tanggal 20 Desember 2011,
hingga saat ini.
Harapan klien hanya ingin rasa sakit yang ia rasakan hilang semua
dan merasa tenang berada di suatu tempat.
Situasi
Saat Ini
-
Tempat
Tinggal
Klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya, kakak
perempuannya, kakak ipar dan 2 keponakannya. Situasi di rumah klien pasca
kepergian klien dari rumah terlihat seperti biasanya, hanya saja yang berbeda
adalah keadaan ibu klien yang sangat sedih, tidak mau makan, dan sangat
memikirkan anaknya yang tak kunjung pulang.
-
Kegiatan
Harian Klien
Setelah klien mengundurkan diri dari pekerjaannya, keseharian klien
hanya di rumah dan terkadang mencari lowongan pekerjaan. Kegiatan harian klien
di rumah hanya menyapu dan mengisi botol air minum. Kemudian klien ini hoby
smsan dan telfon-telfonan yang tak mengenal waktu. Dan klien tetap menjalankan
ibadah sebagai seorang muslimah (sholat). Dan klien adalah salah satu orang
dalam keluarga itu yang rajin sholat dan sering
pergi ke Mushola.
-
Perubahan
Dalam Hidup Klien Yang Terjadi Dalam 1 Bulan
Dilihat klien yang hoby smsan dan telfon-telfonan ternyata membuat
kedua orang tua, serta kakak perempuan dari klien bertanya-tanya “dengan siapa
sebenrnya klien tersebut berkomunikasi?” setelah mereka menanyakan hal
tersebut, ternyata klien tidak menjawab dengan jujur. Klien hanya menjawab
bahwa itu hanya temannya. Dari tingkah laku seperti itu ternyata membuat ayah
dan kakaknya geram dan akhirnya sering marah-marah pada klien, berbicara kasar
dan bahkan sering mengusir klien dari rumah.
Pernah suatu hari dalam satu bulan itu ayah dari klien sempat
membanting HP klien karena klien sering smsan. Namun, posisi saat itu klien
memang dalam waktu senggangnya dan sudah menyelesikan tugas runah yang
merupakan tanggung jawabnya. Lalu klien sempat minta maaf dan bersujud dikaki
ayahnya. Namun, ayahnya tidak memaafkan dan mengatakan lebih baik klien pergi
dari rumah. Kemudian dalam keseharianya kakak klien selalu menyuruh nyuruh
klien dengan tidak wajar (membentak-bentak, seperti bicara pada pembantu)
padahal dia dia berkata dengan adiknya sendiri. Hingga anak dari kakaknya
sering berkata kasar dengan klien.
Deskripsi
Tentang Kejadian
Klien ini jarang mendapatkan perhatian dari orang-orang di
sekitarnya. Dan fitrahnya sebagai wanita, klien ini juga ingin merasa dicintai
oleh seorang lelaki. Seringkali klien ini mencintai beberapa laki-laki, namun
sering juga cintanya tak berbalas. Hingga suatu saat ada seorang laki-laki yang
mencintai klien ini dan sebaliknya. Namun, lelaki yang mencintainya tidak
mempunyai asal-usul yang jelas, tidak mempunyai pekerjaan, mempunyai cacat di
sekitar matanya, dan termasuk anak brandalan yang sering mangkal di
kawasan.
Mengetahui hal ini ayah dan kakak perempuan klien tidak menyetujui
hubungan mereka. Kemudian klien diminta ayahnya untuk mengajak laki-laki
tersebut berkunjung ke rumah. Setelah laki-laki itu datang ke rumah klien, ayah
klien langsung menyambut dengan pertanyaan yang sempat membuat laki-laki itu
tersinggung. Hal itu pun membuat klien sakit hati dan tidak pernah bercerita
apapun kepada semua orang di rumahnya.
Seperti halnya sikap klien yang sering berkomunikasi dengan HP pada
seseorang, satu keluarga tidak ada yang mengetahui siapa lawan bicara klien.
Hal ini membuat geram ayah dan kakak perepuannya sehingga sering sekali
mengeluarkan kata kasar pada klien dan sering pula mengusir klien dari rumah.
Hingga klien memutuskan untuk pegi dari rumah dan tidak mau kembali ke rumah
lagi.
Kelahiran
dan Perkembangan
Kelahiran klien sebenarnya tidak diharapkan oleh kedua orang
tuanya, dikarenakan orang tua klien sudah merasa cukup mempunyai 2 orang anak,
laki-laki dan perempuan. Berbagai macam obat diminum oleh ibu klien agar janin
yang ada dalam kandungannya gugur. Namun sebaliknya, janin itu menjadi seorang
anak, yaitu klien. Karena obat yang dikonsumsi tidak baik untuk perkembangan
janin, akhirnya klien ini sangat lama untuk berfikir dan sangat sulit untuk
menerima pelajaran. Kemudian dari lingkungan keluarga klien juga kurang
mendidik klien sehingga perkembangan otak klien tidak stabil. Ketika ia menginjak Sekolah Dasar, IQnya
hanya mencapai taraf bodoh/bebal hingga ia harus menyelesaikan SD 9 tahun.
Pendidikan
dan Pekerjaan
-
Riwayat
Pendidikan klien:
SDN Kembangarum 04-05 tahun ajaran 1993 – 2002
SLTP Dian Kartika tahun ajaran 2002 – 2005
SLTA Dian Kartika tahun ajaran 2005 – 2008
-
Pekerjaan
:
Pertama kali, klien bekerja di pabrik tepung pada tahun 2010 silam.
Ia bekerja sebagai pembungkus tepung dan membersihkan tempat kerjanya. Pendapatan
setiap bulannya + Rp600.000. Namun, hanya setengah tahun bertahan, klien
masuk dalam pengurangan karyawan dan mau tidak mau harus keluar dari pabrik
tersebut. Tidak lama kemudian klien mengambil kursus menjahit selama + 3
bulan. Setelah itu mencoba melamar di pabrik garment dan diterima. di pabrik
ini klien merasa bahwa uang yang diterima tidak sesuai dengan janji yang
diberikan oleh pihak personalia pabrik tersebut. Selama 4 bulan klien lembur
secara terus menerus hingga jam 12 malam, namun tidak penah sepeser pun
menerima upah lembur. Dan akhirnya klien ini mengundurkan diri dari
pekerjaannya.
III.
TEORI PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
Ada 6 pendekatan
kontemporer dalam psikologi: Tingkah laku, psikodinamik, kognitif, ilmu saraf
perilaku, psikologi evolusioner, dan sosiokultural. Pengetahuan akan
pendekatan-pendekatan ini sangat penting, karena banyak debat-debat dan
kontoversi dalam ilmu psikologi mencerminkan perbedaan dalam perspektif para
peneliti. Ketika anda memandang 6 pendekatan ini dan bagaimana mereka dapat
mencerahkan pemikiran dan kelakuan manusia, simpan 3 ide ini dalam pikiran :
1. Meskipun psikologi terkadang dapat kelihatan terfokus pada individual, umat
manusia sangat bersifat social. Mereka membutuhkan orang lain untu memuaskan
keinginan serta kebutuhan mereka. Orang tua, guru, rekan-rekan, teman-teman dan
sahabat dalam hubungan dekat memainkan peranan penting dalam kehidupan hubungan
social kita.
2. Teori-teori dapat menolong kita untuk memahami kelakuan manusia pada
umumnya, tetapi masih ada variasi individu yang besar. Tidak ada 2 kehidupan
yang berjalan dengan cara yang sama. Teman kelas, orang tua dan anak-anak, guru
dan murid, sahabat dan cinta seterusnya menemukan perbedaan mereka. Campuran
gen-gen serta pengalaman anda tidak bisa diduplikasi.
3. Ingatlah selalu bahwa satu pendekatan tidak perlu lebih baik dari yang
lain. Beberapa pendekatan lebih berguna dalam beberapa situasi dan pada waktu
tertentu dalam perkembangan bidang ini.
Ø Pendekatan kelakuan
Pendekatan kelakuan menekankan
pada stdi ilmiah mengenai respon kelakuan yang dapat diamati dan
penentu-penentu lingungan mereka. dengan kata lain pendeatan kelakuan terfokus
pada interaksi dengan lingkungan yang dapat dilihat dan diukur.
Ø Pendekatan psikodinamik.
Pendekatan psikodinamik
menekankan pada pemikiran bawah sadar, konflik antara insting biologi dan
permintaan social dan pengalaman keluarga mula-mula. Pendekatan ini menyatakan
bahwa insting biologi yang tidak dipelajari, terutama seksualitas dan impuls
keagresifan, mempengaruhi cara seseorang berpikir.
Ø Pendekatan kognitif
Teori kognitif social
menekankan bahwa kelakuan bukan hanya ditentukan oleh kondisi lingkungan tetapi
juga oleh bagaimana pemikiran-pemikiran memodiifikasi pengaruh lingkungan pada
kelakuan Memfokuskan pada proses mental yang terlibat dalam pengetahuan :
bagaimana kita melangsungan perhatian kita, melihat, mengingat, berpikir dan
menyelesaikan masalah.
Ø Pendekatan ilmu saraf kelakuan
Menekankan bahwa otak
dan system saraf adalah Menekankan bahwa otak dan system saraf adalah hal sentral untuk memahami kelakuan,
pemikiran, dan emosi. Ahli ilmu saraf percaya bahwa pemikiran dan emosi
memiliki dasar fisik di dalam otak.
Ø Pendekatan Psikologi Evolusioner
Pendekatan psikologi
evolusioner menekankan pada pentingnya tujuan fungsional dan daptasi dalam
menjelaskan mengapa kelaakuan terbentuk, termodifikasi dan bertahan.
David Buss menyatakan
bahwa hanya sebuah evolusi yang membentuk fitur-fitur fisik kita seperti bentuk
tubuh dan tinggi. Evolusi juga secara tidak langsung mempengaruhi bagaimana
kita mengambil keputusan, seberapa agresif kita , ketakutan kita, dan pola
perkawinan kita.
Ø Pendekatan sosiokultural
Pendekatan
sosiokultural menjelaskan sebuah cara dimana masyaraat dan budaya lingkungan
mempengaruhi kelakuan. Pendekatan sosiokulltural menyatakan bahwa pemahaman
penuh dari tingkah laku seseorang membutuhkan pengetahuan tentang konteks
lingkungan dimana kelakuan terjadi.
Dari keenam pendekatan
diatas konselor memilih pendekatan sosio-kultural.
Pendekatan sosiokultural menjelaskan
sebuah cara dimana masyaraat dan budaya lingkungan mempengaruhi kelakuan.
Pendekatan sosiokulltural menyatakan bahwa pemahaman penuh dari tingkah laku
seseorang membutuhkan pengetahuan tentang konteks lingkungan dimana kelakuan terjadi.
Pendekatan sosio-kultural adalah suatu cara pandang yang menekankan pada pengamatan perilaku sosial dari suatu masyarakat lokal. Hal ini dirasa
tepat dilakukan mengingat
masyarakat indonesia dalam pengambilan keputusan mengkonsumsi tidak didasari semata-mata oleh pertimbangan pribadi sebagai
seorang individu yang independen
berdiri sendiri, akan tetapi besar dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya dan
sosial di mana ia tinggal. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pendekatan sosio-kultural ini berusaha
memotret struktur masyarakat lokal melalui pengamatan berbagai individu yang merupakan bagian
atau anggota dari suatu masyarakat lokal.
Pendekatan
sosial-kultural beranggapan bahwa tingkah laku abnormal disebabkan bukan oleh
faktor-faktor dalam diri pribadi individu, tetapi oleh keadaan lingkungan,
khususnya lingkungan sosial dan kultural, diantaranya adalah:
1. Dukungan sosial tidak ada
2. Sebutan (labelling)
IV.
PROBLEM SOLVING
Data kasus yang didapat menggambarkan bahwa kondisi orang di
sekitar klien yang harus dibenahi terlebih dahulu. Dimulai dari sosok ayah,
kakak perempuannya, dan anggota keluarga yang lain. Awalnya konselor
mengkomunikasikan dengan klien, mencoba memotivasikan klien, mengajak klien
untuk intropeksi diri dan membangun semangat klien agar tidak down. Kemudian
klien diminta untuk mengingat sisi baik di setiap diri anggota keluarganya. Namun
ternyata klien hanya mampu melihat sisi kebaikan ibunya saja ketika mengingat
selain ibunya (ayah dan kakak perempuanya), klien justru semakin mengingat
kejahatan yang mereka perbuat dan dadanya semakin sakit
Akhirnya klien diminta menenangkan diri dan tetap menghubungi
ibunya karena pada saat ini klien tidak bersama ibu dan ayah klien. Ayah klien
awalnya tidak mau mengakui kekerasannya, namun akhirnya mau meminta maaf dengan
klien. Begitu pula kakak perempuanya .
Namun klien masih belum bisa untuk memaafkan karena masih merasakan
sakit hati konselor memotivasi terus menerus, selalu mengingatkan akan Tuhan
yang memberi hidup, dan selalu mengajak berkomunikasi. Akhirnya klien mau kembali pulang ke rumahnya
setelah tahun baru ini.
V.
PENUTUP
Anak adalah anugrah dari Tuhan YME yang harus dirawat, diasuh dan
dibimbing dengan baik. Anak seusia berapa pun tetap membutuhkan perhatian dan
kasih sayang dari orang tua. Segala masalah yang ada dalam keluarga akan
menjadi ringan dan cepat terselesaikan jika komunikasi antar anggota keluarga
lancar dan baik, antar anggota keluarga saling memahami dan menghargai serta
saling membantu yang lemah.
Dilihat dari kasus ini, klien yang merasakan sakit di dadanya serta
kepala yang sering pusing berawal dari seringnya memendam rasa sakit hati. Obat
dari sakitnya adalah mengobati sakit hatinya lebih dahulu, kemudian harus lebih
bersabar dan memandang dari sisi positif saja. Obat ini hadir dalam diri klien
sendiri dan juga dukungan dari lingkungan klien. Selain itu, klien harus bisa
lebih terbuka dengan orang lain yang bisa diajak share dengan baik agar klien
tidak memikirkan masalahnya sendiri untuk mencari jalan keluar. Hal ini akan
mengurangi sakit kepala yang klien derita. Pergi dari rumah atau lari dari
sebuah masalah untuk mencari ketenangan bukanlah jalan yang terbaik. Jalan
terbaiknya ada dalam komunikasi.
No comments:
Post a Comment