Tuesday, February 25, 2014

TEHNIK KHITOBAH



Nama  : Nur Syafitri Ramadhani
NIM    : 091111043

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

اَ لْحَمْدُ لِلَهِ اَتْقَنَ الْمَصْنُوْعَا تِ، وَ فَطَرَ الْمَوْجُوْ دَاتِ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، رَبُّ الْاَرَضِيْنَ وَالسَّمَاوَاتِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرُسُوْلُهُ سَيِّدُالسَّادَاتِ وَمَعْدِنُ السَّعَادَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَى اَلِهِ اَهْلِ الْفَضْلِ وَالْكَرَامَاتِ. اَمَّا بَعْدُ.

Kepada yang terhormat, dosen pengampu mata  kuliah Tehnik Khitobah, Ustadz Ahmad Anas
Kepada hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dihari yang penuh berkah ini, tak layak sekiranya bagi kita untuk tidak mengucap rasa syukur kehadirat Illahi Rabbi, yang mana atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya lah kita semua diberi kesehatan, kesempatan dan waktu untuk saling bertatap muka ditempat yang insya Allah penuh barokah ini. Amin....
Kemudian, marilah kita haturkan salam terindah kita serta sholawat atas kekasih Allah, pemuda padang pasir yang gigih memperjuangkan agama Islam hingga akhir hayatnya, beliau nabiyullah Muhammad saw, yang mana telah merubah zaman biadab menuju zaman yang beradab.
Tak pantas jika saya berbicara panjang lebar di atas sini, karena waktu bukan sepenuhnya milik saya. Namun pada kesempatan kali ini saya ingin mengutarakan apa yang telah saya baca tentang : “IMAN ADALAH KEHIDUPAN’
Seperti apa yang telah dituliskan dalam kitabullah dalam QS. An-Nahl 97
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (QS. An-Nahl 97)
Saudara-saudariku seiman dan setaqwa,
            Tentunya kita sudah tidak merasa asing dengan apa yang disebut dengan iman, mengucapkan dengan lisan, meyakini dengan hati dan mewujudkan dengan perilaku sehari hari. Namun kita belum memahami secara keseluruhan bagaiman pentingnya iman didalam kehidupan.
            Iman seseorang bagaikan pondasi bagi kehidupannya. Jika imannya goyah, maka kehidupannya juga akan goyah. Dan begitu juga sebaliknya, jika iman itu kuat, maka kehidupannya akan baik. Seberapa besar, kuat, lemah, hangat, atau dingin iman kita, maka sebatas itu [ula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian, dan ketenangan kita.
            Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik mereka untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri, orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman. Dan betapa pedihnya siksa dan azab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akherat nanti.
Ada sebuah kisah tentang iman yang dikisahkan sahabat Ikrimah ra :
            Pada suatu hari, seeorang lelaki mukmin melihat sebatang pohon yang dijadikan sesembahan oleh orang banyak, sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT, ia merasa tak rela dan marah besar menyaksikan seperti itu. Ia berjanji akan memusnahkan pohon itu. Kemudian ia pulang mengambil kampak dan langsung mengendarai keledai menuju pohon tersebut.
            Di tengah perjalanan, lelaki iu dihadang oleh iblis yang menjelma manusia. Iblis itu menegurnya, “Hai kisanak, mau pergi kemana kau ini ?”
Lelaki              : “Aku akan pergi ke sebuah pohon yang dijadikan sesembahan oleh orang-orang musyrik itu. Aku berjanji kepada Allah untuk menebangnya.”
Iblis                 : “Kisanak, jangan main-main kamu. Pohon itu kan tidak mengganggumu, kalau kau biarkan kenapa sich ?”
Lelaki              : “Tidak, aku tidak akan membiarkannya.”
            Maka terjadilah pertengkaran antara keduanya bahkan berlanjut dengan perkelahian. Iblis sempat terbanting 3 kali. Pada saat iblis kewalahan menghadapi lelaki mukmin itu, ia berkata, “Hai kisanak, sekarang kau pulang sajalah ! aku berjanji akan memberimu uang sebanyak 4 dirham setiap harinya. Pokoknya, percaya aja dech!”
Lelaki              : “Hai iblis terkutuk, benarkah kau akan menepati janjimu?”
Iblis                 : “Pasti kisanak! Sekarang kau pulang dan lihat saja di bawah sajadahmu nanti. Okay?!”
            Akhirnya pulanglah dengan harapan akan mendapatkan uang setiap harinya tanpa bekerja. Dan sesampainya dirumah, ia tergopoh-gopoh melihat sajadahnya, ternyata dibawah sajadah terdapat uang sebanyak 4 dirham. Demikian pula pada hari kedua dan ketiga. Empat dirham setiap hari. Tetapi pada hari keempat, ia tak lagi mendapatkannya. Kontan dia marah kepada iblis dan tanpa menunngu waktu dia segera mengambil kampaknya lalu mengendarai keledai menuju pohon tersebut.
            Di tengah perjalanan, ia dihadang oleh iblis lagi, lalu menegurnya, “Hai kisanak, akan kemana lagi kau ini?”
Lelaki : “Hai iblis terkutuk, kau mau coba-coba ingkar janji ya..? sekarang juga aku akan menebang pohon itu!”
Iblis     : “Hai jangan asal ngomong ya ! kau kira siapa aku, hah ?!!”
            Maka terjadilah pertengkaran dan perkelahian antara keduanya. Tetapi lelaki itu sekarang kewalahan menghadapi iblis tersebut, bahkan ia sampai terbanting 3 kali.
Lelaki : “Hai iblis terkutuk, heran aku menghadapimu ! Mengapa sekarang kau bisa mengalahkanku? Padahalnya sebelumnya dengan mudah aku meringkusmu.”
Iblis     : “Jangan heran..! Dulu kau bermaksud menebang pohon itu semata-mata karena Allah Ta’ala. Maka sekalipun sluruh iblis membantuku, niscaya kami takkan mampu menghadapimu. Tetapi apa yang kau lakukan kali ini dengan menduakan Allah, musyrik. Kau bukan berniat membasmi sumber kemusyrikan lagi, tetapi karena ingin mendapatkan dirham. Nah, apa susahnya aku menghadapi manusia macam kau? Maka, sekarang pulanglah, batalkan niatmu! Kalau tidak, kupenggal batang lehermu!”
            Akhirnya lelaki itupun pulang dengan hampa. Pohon keramat yang menjadi sumber kemusyrikan gagal ditebangnya. Dan dirham yang diharapkannya pun tak lagi dia peroleh. Demikian pula dengan pengorbanan tenaga dan waktunya, tak tercatat sebagai amal shaleh disisi Tuhannya.
            Dari kisah diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa iman merupakan pokok sebuah kehidupan. Dengan iman kita akan mendapatkan suatu kehidupan yang baik. Maka dari itu, marilah kita bersama-sama mempertebal iman kita dengan lbih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka Allah pun pasti akan mempermudah kehidupan kita.
            Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang telah meluncur dari lisan saya dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua. Dan kini marilah kita mengharap ridha Allah akan kelancaran belajar kita dan kesuksesan kita dimasa depan kelak. Akhir kata, saya memohon maaf atas segala khilaf dan perilaku yang kurang berkenan dihati hadirin. Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thoriq.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

No comments:

Post a Comment

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...