Nama : Nur Syafitri Ramadhani
NIM : 091111043
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
اَ لْحَمْدُ لِلَهِ اَتْقَنَ الْمَصْنُوْعَا تِ، وَ
فَطَرَ الْمَوْجُوْ دَاتِ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، رَبُّ الْاَرَضِيْنَ وَالسَّمَاوَاتِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً
عَبْدُهُ وَرُسُوْلُهُ سَيِّدُالسَّادَاتِ وَمَعْدِنُ السَّعَادَاتِ صَلَّى اللهُ
عَلَى اَلِهِ اَهْلِ الْفَضْلِ وَالْكَرَامَاتِ. اَمَّا بَعْدُ.
Kepada yang terhormat, dosen pengampu mata
kuliah Tehnik Khitobah, Ustadz Ahmad Anas
Kepada hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dihari yang penuh berkah ini, tak layak sekiranya bagi
kita untuk tidak mengucap rasa syukur kehadirat Illahi Rabbi, yang mana atas
limpahan rahmat dan nikmat-Nya lah kita semua diberi kesehatan, kesempatan dan
waktu untuk saling bertatap muka ditempat yang insya Allah penuh barokah ini.
Amin....
Kemudian, marilah kita haturkan salam terindah kita
serta sholawat atas kekasih Allah, pemuda padang pasir yang gigih
memperjuangkan agama Islam hingga akhir hayatnya, beliau nabiyullah Muhammad
saw, yang mana telah merubah zaman biadab menuju zaman yang beradab.
Tak
pantas jika saya berbicara panjang lebar di atas sini, karena waktu bukan
sepenuhnya milik saya. Namun pada kesempatan kali ini saya ingin mengutarakan
apa yang telah saya baca tentang : “IMAN ADALAH KEHIDUPAN’
Seperti apa yang telah
dituliskan dalam kitabullah dalam QS. An-Nahl 97
Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (QS. An-Nahl 97)
Saudara-saudariku
seiman dan setaqwa,
Tentunya kita sudah tidak merasa
asing dengan apa yang disebut dengan iman, mengucapkan dengan lisan, meyakini
dengan hati dan mewujudkan dengan perilaku sehari hari. Namun kita belum
memahami secara keseluruhan bagaiman pentingnya iman didalam kehidupan.
Iman seseorang bagaikan pondasi bagi
kehidupannya. Jika imannya goyah, maka kehidupannya juga akan goyah. Dan begitu
juga sebaliknya, jika iman itu kuat, maka kehidupannya akan baik. Seberapa
besar, kuat, lemah, hangat, atau dingin iman kita, maka sebatas itu [ula
kebahagiaan, ketentraman, kedamaian, dan ketenangan kita.
Dalam pandangan para pembangkang
Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik mereka untuk menenangkan
jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri, orang akan
terbebas dari segala tekanan, kegelapan dan bencana dalam hidupnya. Betapa
malangnya hidup yang miskin iman. Dan betapa pedihnya siksa dan azab yang akan
dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akherat
nanti.
Ada
sebuah kisah tentang iman yang dikisahkan sahabat Ikrimah ra :
Pada suatu hari, seeorang lelaki
mukmin melihat sebatang pohon yang dijadikan sesembahan oleh orang banyak,
sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT, ia merasa tak rela dan marah besar
menyaksikan seperti itu. Ia berjanji akan memusnahkan pohon itu. Kemudian ia
pulang mengambil kampak dan langsung mengendarai keledai menuju pohon tersebut.
Di tengah perjalanan, lelaki iu
dihadang oleh iblis yang menjelma manusia. Iblis itu menegurnya, “Hai kisanak,
mau pergi kemana kau ini ?”
Lelaki
: “Aku akan pergi ke sebuah
pohon yang dijadikan sesembahan oleh orang-orang musyrik itu. Aku berjanji
kepada Allah untuk menebangnya.”
Iblis
: “Kisanak, jangan
main-main kamu. Pohon itu kan tidak mengganggumu, kalau kau biarkan kenapa sich
?”
Lelaki
: “Tidak, aku tidak akan
membiarkannya.”
Maka terjadilah pertengkaran antara
keduanya bahkan berlanjut dengan perkelahian. Iblis sempat terbanting 3 kali.
Pada saat iblis kewalahan menghadapi lelaki mukmin itu, ia berkata, “Hai
kisanak, sekarang kau pulang sajalah ! aku berjanji akan memberimu uang
sebanyak 4 dirham setiap harinya. Pokoknya, percaya aja dech!”
Lelaki
: “Hai iblis terkutuk,
benarkah kau akan menepati janjimu?”
Iblis
: “Pasti kisanak! Sekarang
kau pulang dan lihat saja di bawah sajadahmu nanti. Okay?!”
Akhirnya pulanglah dengan harapan
akan mendapatkan uang setiap harinya tanpa bekerja. Dan sesampainya dirumah, ia
tergopoh-gopoh melihat sajadahnya, ternyata dibawah sajadah terdapat uang
sebanyak 4 dirham. Demikian pula pada hari kedua dan ketiga. Empat dirham
setiap hari. Tetapi pada hari keempat, ia tak lagi mendapatkannya. Kontan dia
marah kepada iblis dan tanpa menunngu waktu dia segera mengambil kampaknya lalu
mengendarai keledai menuju pohon tersebut.
Di tengah perjalanan, ia dihadang
oleh iblis lagi, lalu menegurnya, “Hai kisanak, akan kemana lagi kau ini?”
Lelaki
: “Hai iblis terkutuk, kau mau coba-coba
ingkar janji ya..? sekarang juga aku akan menebang pohon itu!”
Iblis
: “Hai jangan asal ngomong ya ! kau
kira siapa aku, hah ?!!”
Maka terjadilah pertengkaran dan
perkelahian antara keduanya. Tetapi lelaki itu sekarang kewalahan menghadapi
iblis tersebut, bahkan ia sampai terbanting 3 kali.
Lelaki
: “Hai iblis terkutuk, heran aku
menghadapimu ! Mengapa sekarang kau bisa mengalahkanku? Padahalnya sebelumnya
dengan mudah aku meringkusmu.”
Iblis
: “Jangan heran..! Dulu kau bermaksud
menebang pohon itu semata-mata karena Allah Ta’ala. Maka sekalipun sluruh iblis
membantuku, niscaya kami takkan mampu menghadapimu. Tetapi apa yang kau lakukan
kali ini dengan menduakan Allah, musyrik. Kau bukan berniat membasmi sumber
kemusyrikan lagi, tetapi karena ingin mendapatkan dirham. Nah, apa susahnya aku
menghadapi manusia macam kau? Maka, sekarang pulanglah, batalkan niatmu! Kalau
tidak, kupenggal batang lehermu!”
Akhirnya lelaki itupun pulang dengan
hampa. Pohon keramat yang menjadi sumber kemusyrikan gagal ditebangnya. Dan
dirham yang diharapkannya pun tak lagi dia peroleh. Demikian pula dengan
pengorbanan tenaga dan waktunya, tak tercatat sebagai amal shaleh disisi
Tuhannya.
Dari kisah diatas, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa iman merupakan pokok sebuah kehidupan. Dengan iman
kita akan mendapatkan suatu kehidupan yang baik. Maka dari itu, marilah kita
bersama-sama mempertebal iman kita dengan lbih mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Maka Allah pun pasti akan mempermudah kehidupan kita.
Demikianlah yang dapat saya
sampaikan, semoga apa yang telah meluncur dari lisan saya dapat menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi kita semua. Dan kini marilah kita mengharap ridha Allah
akan kelancaran belajar kita dan kesuksesan kita dimasa depan kelak. Akhir
kata, saya memohon maaf atas segala khilaf dan perilaku yang kurang berkenan
dihati hadirin. Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thoriq.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
No comments:
Post a Comment