Tuesday, February 25, 2014

KONSELING KELOMPOK



KONSELING KELOMPOK

LAPORAN
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MID SEMESTER
MATA KULIAH : Kesehatan Mental
DOSEN PENGAMPU : Mrs. Dra. Maryatul Qibtiyah, M. Pd



Disusun Oleh:
Nur Syafitri Ramadhani
(091111043)


JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
A.    PENGERTIAN KONSELING KELOMPOK
Gazda (1984) dan Shertzer & Stone (1980) mengemukakan pengertian konseling kelompok yaitu : “konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari. Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, saling pengertian, dan saling mendukung”.
Konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang dipimpin oleh seorang konselor profesional dan beranggotakan beberapa konseli yang berkelompok dan diselenggarakan dalam suasana kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok, serta terdapat hubungan konseling yang hangat, terbuka, permisif dan penuh keakraban.hal ini merupakan upaya individu untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat preventif dan perbaikan. Sebab, pada konseling kelompok juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
B.     ASAS KONSELING KELOMPOK
Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1.      Asas kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam konseling kelompok karena masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, maka setiap anggota kelompok diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam kegiatan konseling kelompok dan tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan konseling kelompok.
2.      Asas Kesukarelaan. Kehadiran, pendapat, usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat sukarela, tanpa paksaan.
3.      Asas keterbukaan. Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
4.      Asas kegiatan. Hasil  layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan– tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam penyelesaian masalah.
5.      Asas kenormatifan. Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.
6.      Asas kekinian. Masalah yag dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil.
C.    TAHAP PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK
Konseling kelompok ini diadakan oleh dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Mental, yaitu Ibu Dra. Maryatul Qibtiyah M. Pd sebagai praktik memenuhi nilai mid semester. Beliau merencanakan seminggu sebelum praktik konseling kelompok dilaksanakan dan kegiatan praktik konseling kelompok dilaksanakan sesuai waktu dan tempat yang telah ditentukan, yaitu pada hari Kamis tanggal 17 Mei 2012, jam 08.40 – 10.00 WIB, dan bertempat di gedung perkuliahan I3 Fakultas Dakwah. Kegiatan konseling kelompok ini diikuti oleh 8 orang mahasiswa yang megkuti kuliah Kesehatan Mental. Kegiatan Konseling ini meliputi empat tahap, yaitu:
1.      Tahap I (tahap pembentukan).
Pada tahap pertama ini anggota kelompok memilih salah  satu orang yang akan menjadi ketua. Dan pemilihan tersebut jatuh pada mahasiswi perempuan, Siska Arifatun. Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan antar anggota satu dengan yang lainnya dengan tujuan agar lebih mengakrabkan
2.      Tahap II (tahap peralihan)
Tahap peralihan dimasuki setelah melihat kondisi semua anggota sudah terlihat mulai akrab dan semangat, kemudian dialihkan pada kesiapan untuk memulai kegiatan konseling kelompok.
3.      Tahap III (tahap kegiatan)
Pada tahap kegiatan ini ketua kelompok mempersilahkan anggota untuk mengutarakaan permasalahan yaang sedang dihadapi dan solusi pada permasalahan yang dihadapi dalam anggota kelompok, diantaranya:
*      Permasalahan Ulfatur Rohmah
Ulfa menalami psikosomatis dimana ketikan ia mempunyai banyak masalah ia langsung menderita sariawan yang menyebabkan ia malas bicara dan susah makan
Solusi yang diberikan adalah Ulfa harus banyak mengkonsumsi air putih dalam mencegah sariawan tersebut dan menyelesaikan masalahnya dengan baik dan diannjurkan agar tidak terlalu memikirkan masalahnya.
*      Permasalahan Nur Syafitri Ramadani
Keluhan tentang sakit kepala yang sering dirasakannya ketika ia berfikir terlalu lama, seperti presentasi dan test.
Solusinya hal tersebut adalah gejala kurang darah dan bisa diminimalisir dengan mengkonsumsi makanan yang bisa menaikkan darah. Dan bisa juga dikarenakan adanya masalah yang menumpuk. Jadi semua masalah tersebut segera diselesaikan agar sakit kepalanya tidak berkelanjutan
*      Permasalahan Mustoifatul Masruroh
Masruroh mengalami kecemasan dan sering merasa mulas saat ia akan maju mempresentasikan makalahnya.
Solusinya Masruroh harus mempersiapkan dirinya dalam mempresentasikan makalahnya dengan mempersiapkan materi serta membangu rasa percaya diri utuk tampil di hadapan teman-temannya.
*      Permasalahan Barkatul Mufidah
Tentang penyakit insomnia, anggota ini merasa sangat terganggu dengan insomnia dan ia merasa bahwa dirinya tidak mempunyai masalah yang membuatnya susah tidur. Segala upaya telah ia jalankan namun hasilnya nihil. Pernah juga ia konsultasi ke dokter, dan dokter mengatakan bahwa hal tersebut tidak menjadi masalah, bahkan ketika Barkatul mengaku pernah meminum obat tidur, dokter justru memarahinya
Solusi yang diberikan anggota lainnya adalah Barkatul bisa mengisi insomnia tersebut dengan hal-hal yang positif seperti shalat, berzikir, membaca al-qur’an dan belajar. Bisa juga dengan niat yang benar-benar bahwa dirinya harus tidur atau mengistirahatkan dirinya dengan tidak melakukan hal lain. Ada juga anggota yang mengatakan bahwa itu adalah suatu kelebihan dari Allah agar Barkatul bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah.
*      Permasalahan Siska Arifatun dan Ilmi Hidayati
Permasalahan mereka berdua hampir sama yaitu lupa.  Barang yang sedang mereka pegang saja terkadang mereka masih mencari. Dan masalah tidak fokus pada jam kuliah atau pada sesuatu yang sedang dijalankan dikarenakan banyak pekerjaan yang ada dalam benak mereka yang harus segera dikerjakan pula.
Solusi yang diberikan adalah menaruh sesuatu barang selalu pada tempatnya dan janan berpindah-pindah, membuat jadwal dan merencanakan sejak bangun tidur hal apa saja yang harus ia kerjakan dalam sehari itu. Membagi waktu dengan baik antara kuliah dan kegiatan yang lainnya.
*      Permaslahan Kholisin dan Kisnoto
Masalah finansial mengingat masalah umur, keduanya meminta solusi bagaimana cara mendapatkan uang yang banyak untuk tabungan masa depan.
Solusinya adalah berusaha mencari kerja sambilan dan mencari wawasan serta mendekati orang orang yang telah sukses untuk mendapatkan ilmu meraih kesuksesan tersebut. Tidak mudah menyerah, apabila gagal harus bangkit dan mencoba kembali dan memotivasi diri sendiri atau mencari orang yang bisa memotivasi.
4.      Tahap IV (tahap pengakhiran)
Pada tahap pengakhiran ini anggota sudah merasa cukup mendapatkan solusi dari anggota yang lain. Serta menyampaikan harapan mereka dan diakhiri dengan penutup serta ucapan terima kasih.

No comments:

Post a Comment

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...