Tuesday, February 25, 2014

KLASIFIKASI ABNORMALITAS EKSTERNAL



KLASIFIKASI ABNORMALITAS EKSTERNAL
       I.            PENDAHULUAN
Cakupan abnormalitas kejiwaan eksternal diantaranya goncangan kejiwaan, penyakit kejiwaan, neurotik, penyakit pikiran, psikopat dan sejenisnya.
Goncangan jiwa pun terkadang disebut juga sebagai penyakit kejiwaan atau penyakit syaraf yang dipicu adanya ketidakselarasan antara psikis seseorang denga fisiknya atau lingkungan dan juga sosial masyarakatnya dimana dia hidup, hingga darinya timbullah kecemasan, kegelisahan, dan kekhawatiran. Terkadang seseorang tidak mengetahui penyebab jelas kekhawatirannya dari sisi fisiologinya. Yakni, penyakit itu hanya menyerang sisi emosionalnya saja dan tidak membuat seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan hidupnya juga dengan kemampuannya untuk bisa mengendalikan perilaku sosialnya.
Gagasan kualifikasi ini adalah untuk meningkatkan spesialisasi ilmuan muslim dalam informasi sekitar goncangan kejiwaan yang bisa dihadapinya dalam kehidupan kesehariannya.
    II.            PERMASALAHAN
1.      Apakah yang dimaksud dengan kecemasan, depresi, neurotik, dan phobia?
2.      Apa saja penyebab dari kecemasan, depresi, neurotik, dan phobia?
3.      Bagaimana terapi untuk menyembuhkan kecemasan, depresi, neurotik, dan phobia?

 III.            PEMBAHASAN
1.      KECEMASAN
Emosi kecemasan adalah suatu keadaan neurotik yang disertai dengan perubahan intern fisiologis untuk kemudian berimplikasi para gerakan eksternnya. Ia adalah ketakutan atas sesuatu yang tidak diketahui atau bahaya yang tidak bisa diprediksikan. Kecemasan memiliki tingkatan-tingkatannya: yakni normal dan yang menyimpang.
Penyebab umum dari kedua kecemasan tersebut diantaranya adalah: Pertama, hereditas atau bawaan. Untuk hipotesis awal, penyebab munculnya kecemasan karena faktor hereditas bisa diterima. Tak bisa dimungkiri, faktor ini turut memberikan kontribusi tertentu yang memicu datangnya suatu kecemasan.
Kedua, Lingkungan, adalah suatu jaringan yang berkaitan dengan faktor eksternal dan kondisi yang melingkupinya untuk kemudian membentuk kepribadian individu dan membentuk caranya merespon berbagai kondisi yang berbeda.
Ketiga, Personal. Problematika yang ada dalam diri individu tidak bertanggung jawab atas respon dirinya terhadap kecemasan.
Adapun gejala timbulnya kecemasan diantaranya: Pertama,terkadang kecemasan merupakan satu gejala atas penyakit kejiwaan dan terkadang pula penyakit fisik dan terkadang kecemasan adalah penyakit tersendiri.
Kedua, tidak mungkin dibedakan secara jelas antara kecemasan alami yang timbul dari penyebab-penyebab tematik dan kecemasan karena penyakit tanpa ada penyebabnya yang jelas. Sebagian referensi membedakan antara kecemasan yang kuat dan kecemasan akut (berkala).
Ketiga, kecemasan adalah satu emosi yang harus bisa diungkapkan oleh individu hingga dirinya mampu memahami kehadiran dan tingkatannya.
Gejala fisik yang menyertai munculya kecemasan diantaranya: rasa letih, penat, pusing, goncangan metabolisme tubuh, gangguan tidur, reproduksi, gangguan gerak, penyakit kejiwaan fisik, hilangnya nafsu makan dan berat badan.
Gejala psikis yang menyertai munculnya kecemasan diantaranya: khawatir dan ragu tanpa sebab yang jelas, merasa takut yang berlebihan, mudah lupa dan sulit berkonsentrasi, da melemahnya kemampuan untuk beraktifitas.
Macam-macam terapi kecemasan, diantaranya:
Pertama, terapi medis. Bila kecemasan yang terjadi sangat kuat, maka dibutuhkan terapi dan pengobatan yang cepat (baik dengan obat tidur maupun dengan obat penenang). Terapi jenis ini adalah salah satu dari ketiga terapi yang ada dimana terapis berusaha untuk mengembalikan pasien ke kondisi normalnya.
Kedua, terapi kejiwaan. Langkah pertama yang dilakukan terapis adalah dengan membangun hubungan positif dengan pasien hingga pasien mau mengungkapkan tentang dirinya dan problematika yang dihadapinya. Kemudian, barulah terapis bisa mengklasifikasi kecemasan yang dialaminya. Langkah kedua adalah dengan memberikan konseling yang cukup. Terapis hendaknya mampu membangun metode dalam menafsirkan gejala kecemasan yang dialami oleh pasien.
Ketiga, Terapi spiritual. Disaat seorang terapis mengarahkan pasien untuk berdoa kepada Allah, khususnya dengan shalatnya serta dzikir dan doa, maka pada saat itu sesungguhnya terapis sudah menggunakan terapi spiritual dalam mengatasi kecemasan.
Dr. Muhammad Utsman Najati mengungkapkan:  “Shalat memiliki pengaruh yang besar dan efektif dalam terapi individu atas kegelisahan dan kecemasannya. Disaat individu melakukan shalat di hadapan Tuhannya dengan penuh kekhusyu’an dan memusatkan seluruh konsentrasinya dengan menyingkirkan semua kesibukan duniawi dan problematikanya. Maka, pada saat iulah ia akan mendapat ketenangan dan ketentraman yang semua itu akhirnya menjadi pereda atas kecemasan dan ketegangan saraf yang ditimbulkan oeleh tekanan hidup dan segala problematikanya.”
2.      DEPRESI
Depresi pada awalnya disebabkan oleh adanya kesedihan sebagaimana kecemasan pada dasarnya disebabkan oleh rasa takut. Depresi adalah suatu keadaan yang berkelanjutan dari suatu kesedihan. Ia adalah kesedihan yang berkelanjutan dan berujung pada keputus-asaan, putus harapan, merasa lemas juga cemas.
Penyebab depresi adalah semua goncangan jiwa pada umumnya, yakni adanya faktor hereditas secara umum, tekanan lingkungan, krisis yang berkelanjutan, kematian kerabat atau orang yang dicintai, kondisi kemiskinan, buruknya kehidupan, penyakit yang menahun, bencana, musibah, perasaan bersalah yang semuanya akhirnya menimbulkan perasaan depresi.
Gejala depresi dari sisi kejiwaan berkisar seputar rasa sedih, putus asa, tidak percaya diri yang disertai dengan rasa takut, tertekan dan tidak kuat menanggung beban. Sedangkan gejala fisik diantaranya adalah penat, mudah lelah, mimpi buruk dan lemas.
Macam-macam terapi depresi diantaranya:
Pertama,  Terapi Medis. Terapi bisa menggunakan obat anti-depresan, dimana sabagian darinya diperlukan untuk depresi kejiwaan dan sebagian lainnya untuk depresi pikiran. Terapi medis ini bisa digunakan sebagai pelengkap terapi kejiwaan, karena terapi medis mampu menghilangkan gejala dan menghilangkan rasa nyeri yang merupakan implikasi darinya.
Kedua, Terapi kejiwaan. Terapi memberikan kesempatan bagi pasien untuk mengungkapkan secara bebas mengenai kesedihan dan depresinya. Dan terapi bisa menganalisis dan mengidentifikasikan tingkatan penyakit kejiwaan yang dihadapi pasien dari ucapan, mimik wajah dan gerakannya.
Perbedaan antara deperesi kejiwaan dan depresi pikiran adalah terletak pada bagaimana individu bisa mengatasinya. Seseorang yang mengalami depresi kejiwaan akan mampu melewatinya dan menghilangkannya di saat pandangannya atas problematika yang dihadapinya positif. Terapi kejiwaan pada kondisi ini adalah dengan menganalisis penyebabnya dan mengubah pandangan terhadapnya.
Ketiga, Terapi Spiritual. Terapi spiritual untuk depresi dan kesedihan mendalam adalah mengarahkan pasien untuk melakukan sekumpulan ibadah, baik yang berupa ucapan maupun tindakan. Diantaranya:
a.       Istighfar
b.      Mendirikan sholat 5 waktu, melaksanakan sholat Jum’at, berpuasa Ramadhan, melaksanakan ibadah Haji dan Umroh. Semua itu dapat menjadi penghapus dosa.
c.       Dzikir, doa, pekerjaan yang baik, pelayanan sosial dan pelayanan manusia dengan baik.

3.      NEUROTIK
4.      PHOBIA
 IV.            PENUTUP

No comments:

Post a Comment

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...