PSIKOANALISIS
DisusunGunaMemenuhiTugas
Mata Kuliah :Psikologi
DosenPengampu:Siti Hikmah,
M.S.i
Nama :Sri Maullasari
NIM : 1401016104
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO SEMARANG
2015
PSIKOANALISIS
a.
Sejarah
Sebagai pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud
(1856-1939). Freud mengambil metode Breuer mengenai hipnosis untuk menangani
pasiennya, tetapi akhirnya tidak memuaskan dengan hipnosis tersebut, dan
menggunakan asosiasi bebas (Free Association), merupakan perkembangan teknik
dalam psikoanalisis (Schultz dan Schultz, 1992). Tujuan dari psikoanalisis dari
Freud adalah membawa ke tingkat kesadaran menegenai ingatan atau
pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, yang diansumsikan sebagai sumber
perilaku yang tidak normal dari pasiennya.
Dalam tahun 1895 Freud dan Breuermempublikasikan “Studies on Hysteria” yang dipandang
sebagai permulaan dari psikoanalisis. Dalam perjalanan kerjanya Freud
mendapatkan bahwa impian dari pasiennya dapat memberikan sumber mengenai emotional material yang bermakna. Freud
kemudian mempublikasikan bukunya “ The
Interpretation of Dreams” (1900) yang dianggap sebagai kerja besar dari
Freud. Selama kehidupan Freud buku tersebut telah keluar delapan edisi. Freud
dalam tahun 1901 mempublikasikan bukunya “The
Psychopathology of Everyday Life” yang berisi deskripsi yang sekarang
dikenal dengan Freudian slip [1].Menurut Freud dalam kehidupan
sehari-hari baik orang yang normal maupun orang yang neurotik keadaan tidak
sadar (unconciousideas) bergelut
untuk mengekspresikan dan dapat memodifikasi pemikiran ataupun perilaku, yang
terlihat pada slip of The tongue.
Buku lain dari Freud adalah “Three Essays
on The Theory of Sexuality” yang diterbitkan pada tahun 1905. Beberapa
mahasiswa mengadakan diskusi kelompok, dengan demikian dapat belajar mengenai
psikoanalisis Freud, yang kemudian memperoleh nama Alfred Adler dan Carl Jung
dalam oposisinya terhadap Freud.
Dasar teori Freud tentang ketidaksadaran adalah bahwa
harapan yang tidak dapat diterima (yang dilarang, dihukum) pada masa kanak-kanak
keluar dari kesadaran dan menjadi bagian ketidaksadaran, Dimana hal tersebut
(walaupun keluar dari kesadaran) tetap berpengaruh. Ketidaksadaran ini tertekan
dan mencari jalan keluar yang terjadi dalam berbagai cara seperti mimpi, salah
ucap dan tindakan yang tidak disadari, Bahan gangguan kejiwaan. Lapisan bawah
sadar manusia dipandang sangat penting dalam proses kehidupan manusia baik
sebagai makhluk individual maupun makhluk sosial. [2]
b.
Struktur Kepribadian
Freud mengemukakan
tiga struktur spesifik kepribadian, yaitu id,
ego, dan super ego yang
diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun[3].
Konsep ini muncul berdasarkan pemahaman Freud yang mengumpamakan keadaan dan
proses mental manusia ibarat gunung es yang mengambang di tengah lautan. Bagian
permukaan yang tampak hanyalah merupakan alam kesadaran, sedangkan bawah es
adalah alam tidak sadar, dan di antara kedua alam tersebut (alam sadar dan alam
tidak sadar) terdapat alam pra sadar. Bagian kesadaran bagaikan permukaan
gunung es yang nampak, merupakan bagian kecil dari kepribadian, sedangkan
bagian ketidaksadaran (yang ada di bawah permukaan air) mengandung
insting-insting yang mendorong semua perilaku manusia.
Id (das es) id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan
kepuasan, dan id merupakan lapiasan psikis paling dasar. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu keadaan, ia
adalah tabiat hewani manusia, tempat dua naluri, yakni libido (eros) dan thanatosberada. Libido (eros), atau
naluri kehidupan adalah insting reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk
kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif. Dalam konsep Freud, libido bukan
hanya meliputi dorongan seksual, tetapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan
termasuk kasih sayang, pemujaan pada Tuhan, dan cinta diri (narcisim). Sedangkan thanatos (naluri kematian) adalah
insting yang bersifat destruktif dan agresif.
Subsistem yang kedua adalah ego (das ich) yang berfungsi menjembatani tuntutan id dengan
realitas dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan
tuntutan rasional dan realistik. Ego bergerak berdasarkan prinsip realitas,
yaitu menghambat dan mengendalikan prinsip kesenangan. Das ich menampilkan akal budi dan pikiran, selalu siap menyesuaikan
diri, dan mampu mengendalikan dorongan-dorongan.
Unsur yang terakhir adalah super ego yang berfungsi untuk mengontrol dan menyensor idagar tidak begitu saja merealisasikan
pemuasanya. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang
berlainan ke alam bawah sadar. Baik id
maupun super ego berada di alam bawah
sadar. Ego berada di tengah antara memenuhi desakan idam peraturan super ego. [4]
c.
Insting dan Kecemasan
Freud mengelompokkan insting menjadi dua kategori, yaitu
insting untuk hidup (lifeinstincts)
dan insting untuk mati (deathinstincts).
Life instincts mencakup lapar, haus,
dan seks. Ini merupakan kekuatan yang kreatif dan bermanifestasi yang disebut
libido. Insting untuk mati (deathinstincts
atau thanatos) merupakan kekuatan destruktif. Ini dapat ditujukan kepada
diri sendiri, menyakiti diri sendiri atau bunuh diri, atau ditujukan keluar
sebagai bentuk agresi.
Mengenai kecemasan (anxiety), Freud mengemukakan adanya
tiga macam kecemasan, yaitu objrktif, neurotik dan moral. Kecemasan objektif
merupakan kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya yang nyata.
Kecemasan neurotik merupakan kecemasan atau merasa takut akan mendapatkan
hukuman untuk ekspresi keinginan yang impilsif. Kecemasan moral merupakan
kecemasan yang berkaitan dengan moral. Seseorang merasa cemas karena melanggar
norma.
d.
Elemen Jiwa
1. AlamTidakSadar
Alamtidak
sadar (unconscious) menjaditempatbagisegaladorongan,
desakan, maupuninsting yang tidakkitasadaritetapiternyata
,mendorongperkataan, perasaan, dantindakankita.
2.
AlamBawahSadar
Alambawahsadar(preconscious)inimemuatsemuaelemen
yang tidakdisadari, tetapi bisa munculdalamkesadarandengancepatatauagaksukar
(Freud,1933/1964).
3.
AlamSadar
Alamsadar(conscious)didefinisikansebagaielemen-elemen
mental yang setiapsaatberada dalam
kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Brennan, James. Sejarah dan Sistem Psikologi Edisi Keenam.Jakarta
: PT Grafindo Persada. 2006
Faizah.. Psikologi Dakwah, Jakarta : Kencana. 2006.
Walgito,Bimo. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta :
Andi. 2010
No comments:
Post a Comment