EFEKTIVITAS METODE IQRO’ TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA IBU-IBU DI MAJLIS
TA’LIM MUMTAZ SEMARANG
I.
LATAR
BELAKANG
Salah satu aspek pendidikan agama yang kurang mendapat perhatian
adalah pendidikan membaca Al-Qur'an. Pada umumnya masyarakat lebih menitik
beratkan pada pendidikan umum saja dan kurang memperhatikan pendidikan agama
termasuk pendidikan membaca Al-Qur'an.
Pendidikan merupakan hal yang sangat utama dalam hidup manusia.
Begitu pula bagi bangsa Indonesia, pendidikan menempati urutan paling penting.
Tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh bangsa Indonesia adalah untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional secara eksplisit dinyatakan pada bab 2 pasal 3 bahwa
fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Mencermati tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No 20
tahun 2003 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia bukan
hanya diarahkan pada kecerdasan intelektual melainkan juga yang diarahkan pada
pembentukan manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Malahan
tujuan membentuk manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ini
merupakan tujuan pertama yang utama pendidikan nasional. Melalui pendidikan
agama tujuan ini dapat dicapai dan diwujudkan.
Kitab suci umat Islam adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an bersama-sama
hadits nabi merupakan dua pedoman utama umat islam dalam menjalani kehidupan di
dunia. Segala permasalahan hidup harus dikembalikan kepada Al-Qur’an sebagai
pedoman. Membaca Al-Quran adalah sebuah ibadah yang bernilai tinggi di sisi
Allah swt, apalagi jika disertai dengan memahami makna dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari hari bagi seorang ibu.
Nabi Muhammad saw menganjurkan kepada para sahabatnya dan setiap
orang agar senantiasa membaca Al-Qur’an. Anjuran tersebut bersifat menyeluruh,
mencakup kondisi membaca, model bacaan, dan melihat intelektualitas orang
Islam. Rasulullah menganjurkan orang Islam untuk membaca Al-Quran baik dengan keras maupun dengan
pelan, berjamaah maupun sendirian (Zawawie, 2011:25). Hal ini menunjukkan bahwa
membaca Al-Quran memiliki banyak sekali faidah. Rasulullah sendiri menjanjikan
adanya pahala yang besar bagi orang Islam yang membaca Al-Quran.
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha
dan kerja keras demi tercapaianya mutu pendidikan yang lebih baik. Agar
tercapai mutu pendidikan yang lebih baik maka seorang guru harus pandai dalam
pemilihan metode pembelajaran dan memiliki kompetensi yang memadai dalam transfer
ilmu pengetahuan kepada santri didik. Sebab pemilihan metode merupakan hal yang
sangat penting dalam proses belajar mengajar agar siswa tidak merasa bosan dan
dapat menambah minat belajar siswa.
Karena kemampuan membaca dan menulis termasuk ketrampilan yang
harus dipelajari dengan sengaja. Tidak sama halnya dengan belajar
berbicara,kemampuan mendengarkan dan berbicara termasuk kemampuan yang
diperoleh dengan sewajarnya maksudnya anak mempelajari fungsi itu dengan
sendirinya. Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses
belajar mengajar tidak terlepas dari pemilihan metode. Dan banyak sekali metode
yang digunakan. Yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Akan
tetapi metode yang digunakan tidak selalu cocok untuk peserta didik karena
kadang-kadang metode yang digunakan tidak sesuai dengan keadaan peserta didik.
Oleh karena itu penulis membahas tentang metode Iqro’
II.
RUMUSAN
PERMASALAHAN
Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
tingkat pemahaman Al-Qur’an pada jama’ah Mumtaz?
2.
Bagaimana
pengaruh Iqro’ sebagai metode pembelajaran Al- Qur’an pada jama’ah ibu-ibu sore
di majlis ta’lim mumtaz?
III.
TUJUAN
PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris :
1.
Tingkat
pemahaman Al-Qur’an pada jama’ah Mumtaz
2.
Besarnya
pengaruh Iqro’ sebagai metode pembelajaran Al- Qur’an pada jama’ah ibu-ibu di
majlis ta’lim mumtaz
IV.
MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat Teoritis :
Sebagai tambahan cakrawala intelektual dan khasanah keilmuan
terutama dalam ilmu pendidikan dan pengajaran membaca Al-Qur’an khususnya pada
jama’ah Majlis ta’lim Mumtaz Semarang
Manfaat Praktis :
Bagi tenaga pendidik diharapkan dapat meningkatkan proses
pembelajaran membaca Al-Qur‟an khususnya
pada jama’ah Majlis Ta’lim Mumtaz.
V.
TINJAUAN
PUSTAKA
Untuk memetakan keaslian penelitian ini, maka penulis akan
menyampaikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul skripsi ini
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain. Beberapa hasil penelitian
tersebut, antara lain :
Pertama oleh Nur Hidayah tahun 2009, “EFEKTIVITAS METODE AN-NUUR
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN DI EL FAZA MANAGEMEN AN-NUUR KARANGANYAR” Perbedaan
penelitian tersebu dengan penelitian ini antara lain : penelitian tersebut
meneliti dengan menggunakan metode an-nur, sedangkan penelitian ini menggunakan
metode iqro’. Perbedaan lainnya
adalah pada lokasi penelitian.
Kedua “EFEKTIVITAS METODE IQRO’ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BACA TULIS AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS II DI MIT AL-MABRUR TAWANGSARI TAHUN
AJARAN 2014/2015 “ Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini
antara lain : penelitian tersebut meneliti peningkatan baca tulis al-Qur’an
pada siswa kelas II, sedangkan penelitian ini meneliti pembelajaran Al-Qur’an
pada ibu-ibu jama’ah Mumtaz. Dan perbedaan lainnya ada pada lokasi waktu dan
tempat.
VI.
KERANGKA
TEORI
A.
Efektivitas
1.
Pengertian
efektivitas
Efektivitas berasal dari bahasa Inggris effective mempunyai
arti: berhasil, tepat dan manjur. Kata efektif juga mempunyai arti : 1) ada
efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), 2) manjur atau mujarab, 3) dapat
membawa hasil guna (usaha, tindakan)7. Sedangkan menurut Asnawi Sujud,
pengertian efektivitas adalah keberhasilan guna dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi, rencana atau program, ketentuan atau aturan, dan tujuan kondisi ideal.
2.
Aspek
Efektivitas
Pengajaran merupakan hasil proses belajar mengajar, efektivitasnya
tergantung dari beberapa unsur. Efektivitas suatu kegiatan tergantung dari
terlaksananya perencanaan.
Berdasarkan pendapat Asnawi Sujud, tentang pengertian efektivitas,
dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek
dibawah ini
1)
Aspek tugas atau fungsi
2)
Aspek rencana atau program
3)
Aspek ketentuan atau aturan
4)
Aspek tujuan atau kondisi ideal
3.
Efektivitas
pelaksanaan mengajar
Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan
efektif. Cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yaitu murid-murid harus
dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan dalam pengajaran
B.
Metode Iqro’
1.
Pengertian Metode Iqro’
Metode Iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang menekankan
langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan Iqro’ terdiri dari 6 jilid
di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan
yang sempurna.
Metode Iqro’ ini dalam prakteknya tidak memerlukan alat yang
bermacam-macam, karena di tekan pada bacaannya (membaca Al-Qur’an dengan
fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya diperkenalkan nama-nama huruf
hijaiyah dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
dan lebih bersifat individual.
Metode pembelajaran ini pertama kali disusun oleh H. As’ad Humam di
Yogyakarta. Buku metode Iqro’ ini disusun/ dicetak dalam eman jilid sekali,
dimana setiap jilidnya terdapat petunjuk mengajar dengan tujuan untuk
memudahkan setiap peserta santri didik yang akan menggunakannya, dan juga
ustadz/ustadzah yang akan menerapkan metode trsebut kepada santrinya. Metode
Iqro’ ini termaksud salah satu metode yang cukup di kenal di masyarakat, karena
metode ini sudah umum di gunakan di masyarakat Indonesia.
2.
Karakteristik
Metode Iqro’ terdiri dari 6 jilid denga variasi warna cover. Selain
itu, di dalam masing-masing jilid dari buku panduan Iqro’ ini sudah di lengkapi
dengan bagaimana cara membaca dan petunjuk mengajarkan pada santri.
Ada 10 macam sifat metode Iqro’, yaitu:
1.
Bacaan
langsung
2.
CBSA
(Cara Belajar Siswa Aktif)
3.
Prifat
4.
Modul
5.
Asistensi
6.
Praktis
7.
Sistematis
8.
Variaif
9.
Komunikatif
10.
Fleksibel
3.
Sistematika
Metode Iqro’
Buku Iqro’ yang keemudian di tengah masyarakat dikenal dengan
istilah “Metode Iqro’” ini disusun dalam enam jilid. Berikut ini adalah isi materi
masing-masing jilid tersebut. Yaitu :
a.
Jilid
1
Pelajaran pada jilid 1 ini seluruhnya berisi pengenalan huruf
hijaiyah tunggal dengan berharokat fathah.
b.
Jilid
2
Pelajaran pada jilid 2 ini diperkenalkan dengan bunyi huruf-huruf
bersambung berharokat fathah. Baik huruf sambung di depan, di tengah di akhir.
c.
Jilid
3
Pada jilid 3 ini barulah di perkenalkan bacaan kassroh, kasroh
dengan huruf bersambung, kasroh panjang karena di ikuti ya sukun. Juga
dikenalkan bacaan dhommah, dan dhommah panjang karena di ikuti oleh wawu sukun.
d.
Jilid
4
Pada jilid 4 ini diawali denga bacaan fathah tanwin, kasroh tanwin,
dhommah tanwin. Pengenalan huruf sukun lainnya juga huruf qolqolah.
e.
Jilid
5
Isi meteri jilid 5 ini terdiri dari cara membaca alif laam
qomariyah, waqof, mad far’i, nun sukun/ tanwin menghadapi huruf-huruf idghom
bighunnah, alif laam syamsiyah, alif laam jalallah, dan cara membaca nun sukun/snwin menghadapi
huruf-huruf idghom bilaghunnah.
f.
Jilid
6
Isi materi jilid 6 ini sudah memut idzghom bighunnah yang diikuti
semua persoalan tajwid. Pokok pelajaran jilid 6 ini ialah cara membaca nun
sukun/tanwin bertemu huruf-huruf, cara membaca iqlab, ikhfa’, pengenalan dan
cara membaca waqof pada beberapa huruf yang musykilat dan membaca huruf-huruf
fawatihussuwar.
4.
Strategi
Pembelajaran Iqro’
Agar kegiatan belajar mengajar Iqro’ dapat berjalan dengan baik
sehingga tercapai keberhasilan yang maksimal, maka harus memakai strategi dalam
mengajar iqro’ yang dikenal degan berberapa macam strategi, diantaranya:
a.
CBSA
(Cara Belajar Santri Aktif), guru sebagai penyimak saja, jangan sampai
menuntun, kecuali hanya memberikan contoh pokok pelajaran.
b.
Privat.
Penyimakan seorang demi seorang secara bergantian, sedang bila secara klasikal,
ada buku khusus “IQRO klasikal” yang dilengkapi peraga..
c.
Asistensi.
Yaitu adanya metode belajar yang baik adalah dengan mengajarkan kepada orang
lain, maka dalam strategi ini dapat membantu peserta didik dalam mengajarkan
kepada santri lainnya.
d.
Komunikatif.
Setiap huruf yang di baca betul, guru jangan hanya diam saja, tetapi agar
mengiyakan.
4.
Pembelajaran
1.
Pengertian
Pembelajaran
Kata pembelajaran sebelumnya dikenal dengan istilah pengajaran.
Dalam bahasa arab di istilahkan ta’lim dalam kamus bahasa inggris elias
di artikan to teach, to educated, to intruct, to train yait mengajar,
mendidik atau melatih.
Kata pembelajaran tersebut idak lepas dari kata belajar. Karna
sebagai objek pembelajaran, maka anak didik mempunyai tugas untuk memperdayakan
kemampuannya dan melaksanakan kegiatan belajar.
Pengertian belajar secara popular, Beberapa ahli telah menyusun
pengertian belajar yang perumusanya berbeda-beda antara lain sebagai berikut:
a) Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman-pengalaman
atau praktek (David R Shaffer, 1995);
b) Belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya akibat pengalaman (Gage D.C Berliner,1998);
c) Belajar merupakan terminology yang digunakan untuk menjelaskan
proses yang mencakup perubahan tingkah laku melalui pengalaman (Wittrock dalam
Thomas J. Good dan Jar E. Brophy, 1990);
d) Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (W.S. Winkel, 1989:
36);
Dari uraian tersebut dapat diimpulkan pembelajaran adalah suatu
proses belajar-mengajar yang direncanakan sebelumnya dan di arahkan untuk
mencapai tujuan, melalui bimbingan, latihan dan mendidik.
VII.
HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementa Hipotesis
adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian
sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sehingga dengan pendapat tersebut
di atas maka hipotesis adalah kesimpulan yang belum final masih harus
dibuktikan kebenarannya.
Dalam penulisan skripsi ini, hipotesis yang
penulis ajukan adalah:
1.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah diterapkanya metode Iqro’ dalam pembelajaran membaca
Al-Qur’an di Majlis Ta’lim Mumtaz
2.
Terdapat
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkanya metode Iqro’
dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di Majlis Ta’lim Mumtaz
VIII.
METODOLOGI
PENELITIAN
Metode adalah suatu cara atau teknik
yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk
mencari sesuatu yang dilakukan dengan metode tertentu, secara hati-hati,
sistematis, dan sempurna terhadap suatu permasalahan sehingga dapat terjawab.
Jadi metode penelitian adalah cara untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap
permasalahan.
Metode penelitian yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif . Penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasikan objek
sesuai dengan apa adanya. Dengan kata lain penelitian deskriptif merupakan
penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis
yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang, dengan melaporkan keadaan objek atau subjek yang
diteliti sesuai dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan
dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.Sedang penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang diwujudkan dalam bentuk angka.
1.
Pengambilan
Sample
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampling berarti mengambil sampel. Sampel adalah “kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung
dalam penelitian”. Dalam definisi lain sampel adalah sebagian atau wakil yang
diteliti. Dalam bukunya Suharsimi Arikunto, apabila subjek kurang dari 100 maka
lebih baik diambil semua dan apabila subjek lebih dari 100 maka lebih baik
diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 20 dari 100 jama’ah
majlis ta’lim Mumtaz. Teknik pengambilan sampelnya adalah sampel random (sampel
acak, sampel campur). Sampel random yaitu di dalam pengambilan sampelnya,
peneliti mencampur subyek dalam populasi, sehingga semua subyek dianggap sama.
Dengan demikian, maka peneliti memberi hak yang sama untuk semua subyek untuk
memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.
2.
Teknik
Pengumpulan Data
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian
lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan
terjun langsung ke obyek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini,
penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Dokumentasi, Dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh data
tentang struktur organisasi, visi dan misi didirikannya Majlis Ta’lim Mumtaz
b. Angket atau kuesioner, yaitu merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan adalah tipe
pilihan (tertutup). Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan kepada para jama’ah
dalam angket ini adalah mengenai metode pembelajaran . Angket diberikan
kepadajama’ah yang dijadikan sampel
dalam penelitian untuk mengetahui efektivitas pembelajaran al-Qur’an.
c. Metode Test. Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode tes ini peneliti gunakan untuk
mengetahui tingkat kemampuan jama’ah dalam membaca al-Qur’an di Majlis ta’lim
Mumtaz.
IX.
ANALISIS
DATA
No comments:
Post a Comment