BIMBINGAN PENYULUHAN
( BIMBINGAN KONSELING
ISLAM )
Q.s AL-ISRA’ ([17]: 82)
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah Tafsir Dakwah
Dosen Pengampu Dr. Hj Yuyun
Affandi, Lc. M.A.
Disusun oleh:
Melinda Dwi Rahayu (1401016075)
Rois Abdullah Badruddin Y (1401016082)
Reza Muhammad Azhar (1401016084)
Misbakhul Khoir (1401016091)
Hisnatul Fajriyah (1401016096)
Dina Rohmatus Saidah (1401016101)
Umi Nur Iswatin
(1401016102)
FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
I.
PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada RasulNya
Muhammad saw, agar dia menentang manusia dengan nya, yang setiap ayatnya
merupakan mukjizat. Al-Qur’an merupakan cahaya yang Allah turunkan kepada
RasulNya agar dia mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan Allah yang
hama perkasa lagi maha terpuji. Al-Qur’an adalah undang-undang tuhan yang Allah
jadikan sebagai syariat yang abadi dan undang-undang untuk selama-lamanya serta
lampau yang menerangi. Allah memilih orang-orang tertentu dari hamba-hambaNya.
Dia mengaruniai mereka potensi berupa kecerdasan dan daya pemahaman serta
menjadikan mereka cinta kepada keimanan, sehingga mereka sangat mencintai kitab
Allah, tekun membaca dan memahami penafsirannya. Dengan itu mereka mampu
mengungkapkan hal-hal yang masih samar, menjelaskan makna –maknanya kepada
manusia serta mendekatkannya kepada hati sanubari hamba-hambaNya.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimanakah Teks al-Qur’an dan Terjemahan Ayat Q.s. Al-Isra’: 82 ?
B. Bagaimanakah Mufrodat Ayat Q.s Al-Isra’: 82 ?
C. Seperti Apa Munasabah Ayat Q.s
Al-Isra’: 82 ?
D. Bagaimana Tafsir Ayat Q.s Al-Isra’: 82 ?
E. Bagaimana Hukum dari Q.s Ayat Al-Isra’: 82 ?
F. Apa Hikmah dari Q.s Ayat Al-Isra’: 82 ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Bagaimanakah
Teks al-Qur’an dan Terjemahan Ayat Q.s. Al-Isra’: 82
ãAÍit\çRur z`ÏB Èb#uäöà)ø9$# $tB uqèd Öä!$xÿÏ© ×puH÷quur tûüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 wur ßÌt tûüÏJÎ=»©à9$# wÎ) #Y$|¡yz ÇÑËÈ
Artinya : dan Kami turunkan dari
Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian ( Q.S Al-Israa’{17} : 82)
B.
Mufrodat
kata sulit Ayat Q.s Al-Isra’: 82
Dan kami turunkan : AÍit\çRur
Penawar : Öä!$xÿÏ©
Menambah : Ìt
Kerugian
: #Y$|¡yz
C.
Munasabah
Ayat Q.s Al-Isra’: 82
Ayat sebelumnya ( Al-Isra’
81) mejelaskan bahwa Allah SWT
memerintahkan agar nabi Muhammad saw menyampaikan pada orang-orang musyrikin
“sesungguhnya telah datang yang hak dan tidak ada keraguan padanya yaituberupa al-Qur’an, ima, ilmu yang bermanfaat dan
hancur lenyap yang bathil yaitu kepercayaan syirik dan segala macam bentuk yang
berlawanan dengan kebenaran. Kebatilan itu tidak akan sanggup bertahan
lamakarena tidak mempunyai dasar-dasar dan sendi yang kuat.
Ayat ini ( Al- Isra’ 82)
menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad
sebagai obat penyakit kejahilan, yaitu syirik dan kesesatan, penyakit ragu-ragu
dan penyakit munafiq, yaitu penyakit-penyakit jiwa dan merupakan rahmat bagi
seluruh kaum muslmin baik bagi individu
maupun masyarakat yang mau melaksanakan perintah-perintah dan menghentikan
larangan-larangan yang tersebut didalamnya. Sehingga mereka masuk surga dan
terlepas dari azab Allah.
Ayat sesudahya ( Al-Isra’ 83) dalam ayat ini Allah menerangkan
watak dan sifat umum manusia yaitu apabila diberikan kepada mereka nikmat,
harta, kekuasaan, kemenangan, dan pertolongan, mereka tidak mau lagi tunduk dn
patuh kepada Nya, bahkan mereka menjauhkan diri dari pada Nya, sebaliknya jika
ditimpa keukaran, kesengsaraan, kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa
dan merasa tidak akan memperoleh keuntungan dan kebaikan lagi. Padahal
seharusnya mereka tidak putus asa melainkan tetap beramal dan berusaha dengan
mengharapkan pertoongan Allah karena menurut ajaran al-Qur’an bahwa orang yang
berputus asa dari rahmat Allah itu berarti mengingkari rahmat Nya.[1]
D.
Tafsir
Ayat Q.s Al-Isra’: 82
Pertama : firman Allah
SWT AÍit\çRur “Dan Kami turunkan” jumhur
membacanya dengan huruf nun, Mujahid membacanya “Dan
dia turunkan” dengan huruf
ya’. Diriwayatkan oleh Al-Marzawi dari Hafsh. Sedangkan `ÏB (dari) untuk menunjukkan permulaan
tujuan. Juga bisa untuk menjelaskan jenis. Seakan-akan Allah berfirman, “Dan
kami menurunkan penawar dari dalam Al Qur’an. “Sedangkan didalam sebuah hadits
disebutkan yang artinya,
“Barang siapa yang tidak mencari kesembuhan dari Al Qur’an maka
Allah tidak akan menyembuhkannya.”
Sebagian para ahli
takwil mengingkari jika من
(dari) untuk menunjukkan makna sebagian, artinya sebagianya tidak
mengandung kesembuhan.
Ibnu Athiyah berkata,
Hal ini tidak mesti, akan tetapi bisa untuk menunjukkan makna sebagian sesuai dengan
penurunannya adalah dijadikan dari AL Qur’an itu sesuatu yang berupa penawar’.Padahal
semua yang ada di dalamnya adalah penawar.”
Kedua: Para ulama berbeda pendapat tentang ‘penawar’ itu menjadi dua pendapat:
pertama, penawar hati dengan hilangnya kebodohan dan keraguan. Juga karenaterbukanya
penutup hati dari penyakit kebodohan, serta pemahaman akan mukjizat dan perkara-perkara
yang menunjukkan kepada esensi Allah SWT. Kedua, kesembuhan dari berbagai
penyakit lahir dengan ruqyah dan ta’awwudz dan semacamn yaitu. Telah diriwayatkan
oleh para imam –sedangkan lafazh nyamilik Ad-Daraquthni- dari Abu Sa’id Al
Khudri, iaberkata” kami di utus oleh Rasulullah dalam suatu pasukan dengan tiga
puluh personil penunggang kuda. Lalu kami singgah pada suatu kaum dari kalangan
Arab dan kami memohon kepada mereka sudi kiranya memberi jamuan kepada kami,
namun mereka enggan. Maka pemimpin kaum itu terkena sengat kalajengking,
sehingga mereka datang kepada kami lalu mereka berkata, “Apakahdiantara kalian
aada yang bisa meruqyah orang kena sengat kalajengking? “Sedangkan di dalamri wayat
Ibnu Qattah, “Raja itu sekarat Lalu aku patahkan, “Ya Aku bisa. Akan tetapi aku
tidak akan melakukan hingga kalian semuamemberi kami sesuatu. “Maka mereka berkata,
“Kami akan memberi kalian tiga puuh ekor kambing. “Maka aku bacakkan dia surah
Al-fatihah sebanyak tuju kali, hingga akhirnya dia sembuh.”
Dalam Riwayat Sulaiman
bin Qattah dari Abu Sa’id, “Maka dia siuman dan akhirnya sembuh. Akhirnya dikirimkan
kepada kami hidangan dan juga kambing.Maka kami memakan hidangan itu namun kami
enggan memakan daging kambing tersebut, hingga kami datang menanyakan hukumnya kepada
Rasulullah SAW, lalu aku sampaikan berita kami kepada beliau sehingga beliau bersabda,
“Apa yang menjadikan engkau tahu bahwa surah Al faatiha itu ruqyah?”.Aku
jawab, “Wahai Rasulullah, sesuatu menginspirasi hatiku. “Beliaubersabda,
“Makanlah, dan beri juga kami daging kambing itu.”
Dilansir dalam kitab
As-Sunandan Al Madiih dari Hadits As-Sariy bin Yahya, iaberkata, “Al
Mu’tamir bin Sulaiman menyampaikan hadits kepada kami dariLaitsbiin Abu
Sulaimdari Al Hasandari Abu Ummah dari Rasululah SAW bahwa beliau bersabda,
“Dengan izin Allah Ta’ala akan bermanfaat dari penyakit kusta , gila, lepra,
sakit perut, TBC, demam, dan (gangguan) jiwa, sekiranya engkau menulis dengan kunyit
atau dengan ‘masyq’.
Ketiga:Ibnu
Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW tidak menyukai ruqyah kecuali dengan
Al Mu’awwidzaat (ayat atau doa perlindungan). Ath-Thabari berkata, “Ini adalah hadits
yang tidak bisaa dijadikan hujjah dalam agama, karena dalam penukilannya ada sanad
yang tidak kenal. Jika itu shahih, maka ada kemungkinan salah atau dihapus. Hal
itu karena sabda Rasulullah SAW,
“apa yang menjadikan engkau tahu bahwa itu (Al-Fatihah) ruqyah?.”
Keempat: Para ulama berbeda
pendapat bahwa berkenaan dengn nusyrah, yaitu: menulis nama-nama Allah
atau ayat-ayat Al-Quran lalu direndam dalam air lalu air itu diusapkan kepada
orang atau diminumkan.
Al Mazari Abu Abdullah berkata,” Nusyrah adalah perkara yang
sudah dikenallua dikalangan ulama. Dinamakan
demikian karena dia dilepaskan atau dibebaskan daripenyakitnya. Namun Al Hasan dan
Ibrahim AnNakha’ Imelarang cara tersebut (nusyrah).
AnNakha’Iberkatakut,”
Aku takut ika dia tertimpa bala.” Aeakan-akan di berpendapat bahwa apa yang
dilakukan terhadap Qur’an itu akan berakhir dengan suatu bala daripada manfaat kesembuhan.
Al Hasan berkata,”
Aku pernah bertanya kepada Anas, lalu ia berkata “Mereka menyebutkan dariNabi
Saw bahwa ruqyah itu system.
Abu Daud telah meriwayatkan
dari hadist jabir bin Abdullah, ia berkata, “ Rasulullah SAW pernah ditanya tentang
nusyrah lalu beliau bersabda, ‘ itu dari perbuatan syetan’.
Kelima: Malik berkata,
“ tidak mengapa menggantungkan tulisan nama- nama Allah pada leher orang sakit untuk
kepentingan memohon berkah dengannya, jika orang yang menggantungkannya tidak bermaksud
untuk menolak sihir mata. Jadi, hal ini tidak boleh dilakukan jika belum sama sekali
terkena sihir mata itu”.
Keenam: Firman Allah SWT:للمومنينورحمة “Dan orang
rahmat bagi orang-orang yang beriman.”Kebebasan dari petaka, pembersihan segala
macam aib, penghapusan semua dosa dan kehendak baik dari Allah SWT untuk memberikan
pahala dengan membaca Al Qur’an, sebagaimana yang diriwayatkanoleh
At-Tirmidzidari Abdullah bin Mas’ud, iaberkata: Rasulullah SAW bersabda
“Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah (Al Qur’an) maka baginya
satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat (pahalanya). Aku tidak kata
kakatan ٲلم satu huruf, akan tetapi alif satu huruf,
lam satu huruf dan mim satu huruf. “Dikatakan
bahwa ini adalah hadits hasan shahih gharib dan telah dijelaskan di
atas.
“Dan Al Qur’an itu tidak lah menambah kepada orang-orang yang
zhalim selain kerugian, ”karena pendustaan
mereka. Qatadah berkata, “Tidaklah seseorang bersanding dengan Al Qur’an
melainkan dia akan banggkit meninggalkannya dengan suatu tambahan atau suatu kekurangan,
”Kemudian ia membaca ayat,…….
“Dan Kami turun kandari
Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…”
Sejalandenganayatiniadalahfirman-Nya,
ö@è% uqèd úïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä Wèd Öä!$xÿÏ©ur ( úïÏ%©!$#ur w
cqãYÏB÷sã þÎû öNÎgÏR#s#uä
Öø%ur uqèdur óOÎgøn=tæ ¸Jtã 4
“Katakanlah: ‘Al
Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin, dan orang-orang
yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur’an itu suatu
kegelapan bagi mereka’…” (Qs.Fushshilat [41]:44)
Dikatakan, “Penwar
dalam macam-macam ibadah fardhu dan hukum-hukum, dengan segala penjelasan di
dalamnya.[2]
E.
Hukum
dari Q.s Ayat Al-Isra’: 82
Dari penjelasan
ayat ini, kita wajib meyakini bahwa al-Qur’an sebagai penawar bagi jiwa yang
sakit karena penyakit hati dan merupakan rahmat bagi seluruh kaum muslmin
baik bagi individu maupun masyarakat
yang mau melaksanakan perintah-perintah dan menghentikan larangan-larangan yang
tersebut didalamnya. Sehingga mereka masuk surga dan terlepas dari azab Allah.
F.
Hikmah
dari Q.s Ayat Al-Isra’: 82
a.
Al-Qur’an
merupakan narasumber utama dan pertama bagi bimbingan konseling Islamnya
b.
Bimbingan
Konseling Quran mendahulukan keseimbangan antar kebahagiaan dunia dan akhirat.
c.
BKQ
bertujuan ibadah dan mencari Rido Allah
d.
BK
yang bertentangan dengan al-Qur’an tidak akan medapatkan ketenangan dan
keberhasilan.
e.
Asas
BKQ adalah untuk merubah obyek dakwah ke arah yang lebih baik
f.
BK
yang tidak memiliki prinsip keadilan kurang efektif.[3]
IV.
KESIMPULAN
Allah SWT menurunkan
al-Qur’an kepada Nabi Muhammad sebagai obat penyakit kejahilan, yaitu syirik
dan kesesatan, penyakit ragu-ragu dan penyakit munafiq, yaitu penyakit-penyakit
jiwa dan merupakan rahmat bagi seluruh kaum muslmin baik bagi individu maupun masyarakat yang mau
melaksanakan perintah-perintah dan menghentikan larangan-larangan yang tersebut
didalamnya. Sehingga mereka masuk surga dan terlepas dari azab Allah.
Para ulama berbeda
pendapat tentang ‘penawar’ itu menjadi dua pendapat: pertama, penawar hati
dengan hilangnya kebodohan dan keraguan. Juga karenaterbukanya penutup hati
dari penyakit kebodohan, serta pemahaman akan mukjizat dan perkara-perkara yang
menunjukkan kepada esensi Allah SWT. Kedua, kesembuhan dari berbagai penyakit
lahir dengan ruqyah dan ta’awwudz dan semacamn yaitu. Telah diriwayatkan oleh
para imam –sedangkan lafazh nyamilik Ad-Daraquthni- dari Abu Sa’id Al Khudri,
iaberkata” kami di utus oleh Rasulullah dalam suatu pasukan dengan tiga puluh
personil penunggang kuda. Lalu kami singgah pada suatu kaum dari kalangan Arab
dan kami memohon kepada mereka sudi kiranya memberi jamuan kepada kami, namun
mereka enggan
V.
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, semoga isi dalam
makalah ini dapat memberikan pemahaman dalam khasanah intelektual kita. Dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi
Yuyun,Tafsir Kontemporer ayat-ayat dakwah,Semarang: Karya Abadi
Jaya,2015.
Hafidz
Dasuki, Al Qur’an Dan Tafsirnya Jilid 1, Semarang: Effhar Offset
Semarang,. ,1993
Imam
Syaikh Al Qurtubi, tafsir Al-Qurtuby (10),. Jakarta:PUSTAKA AZZAM,. 2008
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
ReplyDeleteKaos Islami Dakwah
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa