Thursday, October 17, 2019

BIMBINGAN KONSELING ISLAM


BIMBINGAN PENYULUHAN
( BIMBINGAN KONSELING ISLAM )
Q.s AL-ISRA’ ([17]: 82)
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah Tafsir Dakwah
Dosen Pengampu Dr. Hj Yuyun Affandi, Lc. M.A.


 


Disusun oleh:

Melinda Dwi Rahayu                          (1401016075)
Rois Abdullah Badruddin Y              (1401016082)
Reza Muhammad Azhar                     (1401016084)
Misbakhul Khoir                                (1401016091)
Hisnatul Fajriyah                               (1401016096)
Dina Rohmatus Saidah                         (1401016101)
Umi Nur Iswatin                                 (1401016102)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
 SEMARANG
2016
I.                   PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada RasulNya Muhammad saw, agar dia menentang manusia dengan nya, yang setiap ayatnya merupakan mukjizat. Al-Qur’an merupakan cahaya yang Allah turunkan kepada RasulNya agar dia mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan Allah yang hama perkasa lagi maha terpuji. Al-Qur’an adalah undang-undang tuhan yang Allah jadikan sebagai syariat yang abadi dan undang-undang untuk selama-lamanya serta lampau yang menerangi. Allah memilih orang-orang tertentu dari hamba-hambaNya. Dia mengaruniai mereka potensi berupa kecerdasan dan daya pemahaman serta menjadikan mereka cinta kepada keimanan, sehingga mereka sangat mencintai kitab Allah, tekun membaca dan memahami penafsirannya. Dengan itu mereka mampu mengungkapkan hal-hal yang masih samar, menjelaskan makna –maknanya kepada manusia serta mendekatkannya kepada hati sanubari hamba-hambaNya. 

II.                RUMUSAN MASALAH

A.    Bagaimanakah Teks al-Qur’an dan Terjemahan Ayat Q.s. Al-Isra’: 82 ?
B.     Bagaimanakah Mufrodat Ayat Q.s Al-Isra’: 82 ?
C.     Seperti Apa Munasabah Ayat Q.s  Al-Isra’: 82 ?
D.    Bagaimana Tafsir Ayat Q.s Al-Isra’: 82 ?
E.     Bagaimana Hukum dari Q.s Ayat Al-Isra’: 82 ?
F.      Apa Hikmah dari Q.s Ayat Al-Isra’: 82 ?

III.             PEMBAHASAN

A.    Bagaimanakah Teks al-Qur’an dan Terjemahan Ayat Q.s. Al-Isra’: 82

ãAÍit\çRur z`ÏB Èb#uäöà)ø9$# $tB uqèd Öä!$xÿÏ© ×puH÷quur tûüÏZÏB÷sßJù=Ïj9   Ÿwur ߃Ìtƒ tûüÏJÎ=»©à9$# žwÎ) #Y$|¡yz ÇÑËÈ  
                        Artinya : dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian ( Q.S Al-Israa’{17} : 82)

B.   Mufrodat kata sulit Ayat Q.s Al-Isra’: 82
 Dan kami turunkan    : AÍit\çRur
                         Penawar                     : Öä!$xÿÏ©
                   Menambah                   :  ƒÌtƒ
                    Kerugian                      : #Y$|¡yz
C.     Munasabah Ayat Q.s  Al-Isra’: 82
Ayat sebelumnya ( Al-Isra’ 81) mejelaskan bahwa  Allah SWT memerintahkan agar nabi Muhammad saw menyampaikan pada orang-orang musyrikin “sesungguhnya telah datang yang hak dan tidak ada keraguan padanya yaituberupa  al-Qur’an, ima, ilmu yang bermanfaat dan hancur lenyap yang bathil yaitu kepercayaan syirik dan segala macam bentuk yang berlawanan dengan kebenaran. Kebatilan itu tidak akan sanggup bertahan lamakarena tidak mempunyai dasar-dasar dan sendi yang kuat.
Ayat ini ( Al- Isra’ 82)  menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad sebagai obat penyakit kejahilan, yaitu syirik dan kesesatan, penyakit ragu-ragu dan penyakit munafiq, yaitu penyakit-penyakit jiwa dan merupakan rahmat bagi seluruh kaum muslmin baik  bagi individu maupun masyarakat yang mau melaksanakan perintah-perintah dan menghentikan larangan-larangan yang tersebut didalamnya. Sehingga mereka masuk surga dan terlepas dari azab Allah.
Ayat sesudahya ( Al-Isra’ 83) dalam ayat ini Allah menerangkan watak dan sifat umum manusia yaitu apabila diberikan kepada mereka nikmat, harta, kekuasaan, kemenangan, dan pertolongan, mereka tidak mau lagi tunduk dn patuh kepada Nya, bahkan mereka menjauhkan diri dari pada Nya, sebaliknya jika ditimpa keukaran, kesengsaraan, kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa dan merasa tidak akan memperoleh keuntungan dan kebaikan lagi. Padahal seharusnya mereka tidak putus asa melainkan tetap beramal dan berusaha dengan mengharapkan pertoongan Allah karena menurut ajaran al-Qur’an bahwa orang yang berputus asa dari rahmat Allah itu berarti mengingkari rahmat Nya.[1]

D.    Tafsir Ayat Q.s Al-Isra’: 82
Pertama : firman Allah SWT  AÍit\çRur Dan Kami turunkan” jumhur membacanya dengan huruf nun, Mujahid membacanya     Dan dia turunkan” dengan huruf ya’. Diriwayatkan oleh Al-Marzawi dari Hafsh. Sedangkan  `ÏB (dari) untuk menunjukkan permulaan tujuan. Juga bisa untuk menjelaskan jenis. Seakan-akan Allah berfirman, “Dan kami menurunkan penawar dari dalam Al Qur’an. “Sedangkan didalam sebuah hadits disebutkan yang artinya,
Barang siapa yang tidak mencari kesembuhan dari Al Qur’an maka Allah tidak akan menyembuhkannya.”
            Sebagian para ahli takwil mengingkari jika من (dari) untuk menunjukkan makna sebagian, artinya sebagianya tidak mengandung kesembuhan.
            Ibnu Athiyah berkata, Hal ini tidak mesti, akan tetapi bisa untuk menunjukkan makna sebagian sesuai dengan penurunannya adalah dijadikan dari AL Qur’an itu sesuatu yang berupa penawar’.Padahal semua yang ada di dalamnya adalah penawar.”
            Kedua: Para ulama berbeda pendapat tentang ‘penawar’ itu menjadi dua pendapat: pertama, penawar hati dengan hilangnya kebodohan dan keraguan. Juga karenaterbukanya penutup hati dari penyakit kebodohan, serta pemahaman akan mukjizat dan perkara-perkara yang menunjukkan kepada esensi Allah SWT. Kedua, kesembuhan dari berbagai penyakit lahir dengan ruqyah dan ta’awwudz dan semacamn yaitu. Telah diriwayatkan oleh para imam –sedangkan lafazh nyamilik Ad-Daraquthni- dari Abu Sa’id Al Khudri, iaberkata” kami di utus oleh Rasulullah dalam suatu pasukan dengan tiga puluh personil penunggang kuda. Lalu kami singgah pada suatu kaum dari kalangan Arab dan kami memohon kepada mereka sudi kiranya memberi jamuan kepada kami, namun mereka enggan. Maka pemimpin kaum itu terkena sengat kalajengking, sehingga mereka datang kepada kami lalu mereka berkata, “Apakahdiantara kalian aada yang bisa meruqyah orang kena sengat kalajengking? “Sedangkan di dalamri wayat Ibnu Qattah, “Raja itu sekarat Lalu aku patahkan, “Ya Aku bisa. Akan tetapi aku tidak akan melakukan hingga kalian semuamemberi kami sesuatu. “Maka mereka berkata, “Kami akan memberi kalian tiga puuh ekor kambing. “Maka aku bacakkan dia surah Al-fatihah sebanyak tuju kali, hingga akhirnya dia sembuh.”
            Dalam Riwayat Sulaiman bin Qattah dari Abu Sa’id, “Maka dia siuman dan akhirnya sembuh. Akhirnya dikirimkan kepada kami hidangan dan juga kambing.Maka kami memakan hidangan itu namun kami enggan memakan daging kambing tersebut, hingga kami datang menanyakan hukumnya kepada Rasulullah SAW, lalu aku sampaikan berita kami kepada beliau sehingga beliau bersabda,
Apa yang menjadikan engkau tahu bahwa surah Al faatiha itu ruqyah?”.Aku jawab, “Wahai Rasulullah, sesuatu menginspirasi hatiku. “Beliaubersabda, “Makanlah, dan beri juga kami daging kambing itu.”
            Dilansir dalam kitab As-Sunandan Al Madiih dari Hadits As-Sariy bin Yahya, iaberkata, “Al Mu’tamir bin Sulaiman menyampaikan hadits kepada kami dariLaitsbiin Abu Sulaimdari Al Hasandari Abu Ummah dari Rasululah SAW bahwa beliau bersabda, “Dengan izin Allah Ta’ala akan bermanfaat dari penyakit kusta , gila, lepra, sakit perut, TBC, demam, dan (gangguan) jiwa, sekiranya engkau menulis dengan kunyit atau dengan ‘masyq’.
            Ketiga:Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW tidak menyukai ruqyah kecuali dengan Al Mu’awwidzaat (ayat atau doa perlindungan). Ath-Thabari berkata, “Ini adalah hadits yang tidak bisaa dijadikan hujjah dalam agama, karena dalam penukilannya ada sanad yang tidak kenal. Jika itu shahih, maka ada kemungkinan salah atau dihapus. Hal itu karena sabda Rasulullah SAW,
“apa yang menjadikan engkau tahu bahwa itu (Al-Fatihah) ruqyah?.”
            Keempat: Para ulama berbeda pendapat bahwa berkenaan dengn nusyrah, yaitu: menulis nama-nama Allah atau ayat-ayat Al-Quran lalu direndam dalam air lalu air itu diusapkan kepada orang atau diminumkan.
            Al Mazari Abu Abdullah berkata,” Nusyrah adalah perkara yang sudah  dikenallua dikalangan ulama. Dinamakan demikian karena dia dilepaskan atau dibebaskan daripenyakitnya. Namun Al Hasan dan Ibrahim AnNakha’ Imelarang cara tersebut (nusyrah).
            AnNakha’Iberkatakut,” Aku takut ika dia tertimpa bala.” Aeakan-akan di berpendapat bahwa apa yang dilakukan terhadap Qur’an itu akan berakhir dengan suatu bala daripada manfaat kesembuhan.
            Al Hasan berkata,” Aku pernah bertanya kepada Anas, lalu ia berkata “Mereka menyebutkan dariNabi Saw bahwa ruqyah itu system.
            Abu Daud telah meriwayatkan dari hadist jabir bin Abdullah, ia berkata, “ Rasulullah SAW pernah ditanya tentang nusyrah lalu beliau bersabda, ‘ itu dari perbuatan syetan’.
            Kelima: Malik berkata, “ tidak mengapa menggantungkan tulisan nama- nama Allah pada leher orang sakit untuk kepentingan memohon berkah dengannya, jika orang yang menggantungkannya tidak bermaksud untuk menolak sihir mata. Jadi, hal ini tidak boleh dilakukan jika belum sama sekali terkena sihir mata itu”.
            Keenam: Firman Allah SWT:للمومنينورحمة “Dan orang rahmat bagi orang-orang yang beriman.”Kebebasan dari petaka, pembersihan segala macam aib, penghapusan semua dosa dan kehendak baik dari Allah SWT untuk memberikan pahala dengan membaca Al Qur’an, sebagaimana yang diriwayatkanoleh At-Tirmidzidari Abdullah bin Mas’ud, iaberkata: Rasulullah SAW bersabda
            “Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah (Al Qur’an) maka baginya satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat (pahalanya). Aku tidak kata kakatan ٲلم satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. “Dikatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih gharib dan telah dijelaskan di atas.
“Dan Al Qur’an itu tidak lah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian, ”karena pendustaan mereka. Qatadah berkata, “Tidaklah seseorang bersanding dengan Al Qur’an melainkan dia akan banggkit meninggalkannya dengan suatu tambahan atau suatu kekurangan, ”Kemudian ia membaca ayat,…….
            “Dan Kami turun kandari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…”
Sejalandenganayatiniadalahfirman-Nya,
 ö@è% uqèd šúïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä Wèd Öä!$xÿÏ©ur ( šúïÏ%©!$#ur Ÿw šcqãYÏB÷sムþÎû öNÎgÏR#sŒ#uä
 Öø%ur uqèdur óOÎgøŠn=tæ ¸Jtã 4
            “Katakanlah: ‘Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin, dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka’…” (Qs.Fushshilat [41]:44)
            Dikatakan, “Penwar dalam macam-macam ibadah fardhu dan hukum-hukum, dengan segala penjelasan di dalamnya.[2]

E.     Hukum dari Q.s Ayat Al-Isra’: 82
            Dari penjelasan ayat ini, kita wajib meyakini bahwa al-Qur’an sebagai penawar bagi jiwa yang sakit karena penyakit hati dan merupakan rahmat bagi seluruh kaum muslmin baik  bagi individu maupun masyarakat yang mau melaksanakan perintah-perintah dan menghentikan larangan-larangan yang tersebut didalamnya. Sehingga mereka masuk surga dan terlepas dari azab Allah.
F.      Hikmah dari Q.s Ayat Al-Isra’: 82
a.       Al-Qur’an merupakan narasumber utama dan pertama bagi bimbingan konseling Islamnya
b.      Bimbingan Konseling Quran mendahulukan keseimbangan antar kebahagiaan dunia dan akhirat.
c.       BKQ bertujuan ibadah dan mencari Rido Allah
d.      BK yang bertentangan dengan al-Qur’an tidak akan medapatkan ketenangan dan keberhasilan.
e.       Asas BKQ adalah untuk merubah obyek dakwah ke arah yang lebih baik
f.       BK yang tidak memiliki prinsip keadilan kurang efektif.[3]

IV.             KESIMPULAN
      Allah SWT menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad sebagai obat penyakit kejahilan, yaitu syirik dan kesesatan, penyakit ragu-ragu dan penyakit munafiq, yaitu penyakit-penyakit jiwa dan merupakan rahmat bagi seluruh kaum muslmin baik  bagi individu maupun masyarakat yang mau melaksanakan perintah-perintah dan menghentikan larangan-larangan yang tersebut didalamnya. Sehingga mereka masuk surga dan terlepas dari azab Allah.
      Para ulama berbeda pendapat tentang ‘penawar’ itu menjadi dua pendapat: pertama, penawar hati dengan hilangnya kebodohan dan keraguan. Juga karenaterbukanya penutup hati dari penyakit kebodohan, serta pemahaman akan mukjizat dan perkara-perkara yang menunjukkan kepada esensi Allah SWT. Kedua, kesembuhan dari berbagai penyakit lahir dengan ruqyah dan ta’awwudz dan semacamn yaitu. Telah diriwayatkan oleh para imam –sedangkan lafazh nyamilik Ad-Daraquthni- dari Abu Sa’id Al Khudri, iaberkata” kami di utus oleh Rasulullah dalam suatu pasukan dengan tiga puluh personil penunggang kuda. Lalu kami singgah pada suatu kaum dari kalangan Arab dan kami memohon kepada mereka sudi kiranya memberi jamuan kepada kami, namun mereka enggan

V.                PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, semoga isi dalam makalah ini dapat memberikan pemahaman dalam khasanah intelektual kita. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi Yuyun,Tafsir Kontemporer ayat-ayat dakwah,Semarang: Karya Abadi Jaya,2015.
Hafidz Dasuki, Al Qur’an Dan Tafsirnya Jilid 1, Semarang: Effhar Offset Semarang,. ,1993
Imam Syaikh Al Qurtubi, tafsir Al-Qurtuby (10),. Jakarta:PUSTAKA AZZAM,. 2008



[1] Dasuki Hafidz, Al Qur’an Dan Tafsirnya Jilid 1, Semarang: Effhar Offset Semarang,1993. Hlm 638-640
[2] Syaikh Imam Al Qurtubi, tafsir Al-Qurtuby (10),Jakarta:PUSTAKA AZZAM, 2008. Hlm 784-797
[3] Yuyun Affandi,Tafsir Kontemporer ayat-ayat dakwah,Semarang: Karya Abadi Jaya,2015. Hlm 127

1 comment:

  1. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
    Kaos Islami Dakwah

    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa

    ReplyDelete

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...