Kebijakan Penyelenggaraan WAJAR
di Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah
Disusun guna memenuhi
Tugas Mata Kuliah :
STUDI KEBIJAKAN DAKWAH
Dosen Pengampu : Hasyim Hasanah
Disusun
Oleh :
Umi
Nur Iswatin (1401016102)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
I.
PENGANTAR
Pendidikan pesantren biasanya digolongkan kedalam pendidikan
keagamaan non-formal yang diakui sebagai bagian system pendidikan nasional.
Pesanren jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncl di
Indonesia merupaka pendidikan yang tertua dan dianggap sebagai budaya produk
Indonesia yang indigenus. Pendidikan ini semuala merupakan pendidikan agama
islam yang di muali sejak munculnya masyarakat nusantara pada abad ke-13.
Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teraatur dengn
munculnya tempat-tempat pengajian. Bentuk ini kemudian berkembang dengan
pendirian tempat-tempat menginap bagi para siswa (siswa) hingga akhirya disebut
dengan pesantren. Dalam struktur pendidikan nassional, pesantren merupakan mata
rantai yang sangat penting. Hal ini tidak hanya karena sejarah kemunculan yang
relatif lama, tetapi juga karenaa pesantren telah secara signifikan ikut andil
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah
Kalialang ini didirikan KH Said Al-Masyhad pada tahun 1994. Kiai Said mendirikan
pesantren ini karena melaksanakan wasiat dari gurunya, KH Muhsin Syafii usai ia
mondok pada kiai besar tersebut di Bululawang, Malang, Jatim. Misinya melakukan
syiar Islam di KotaSemarang.
Waktu itu, kata Kiai Said, dirinya membangun
sebuah langgar di atas tanah seluas 10 m2 yang agak terpencil dari rumah-rumah
warga Kalialang. Santrinya baru beberapa anak muda warga sekitar.
Nama Roudlotus Saidiyyah dipilih
berdasarkan petunjuk gurunya, yaitu Simbah KH Marwan, Jragung, Demak dan Romo
Kyai Muhsin Syafi’i Malang.
Karena berdiri di era modern, Kiai Said pun mengadopsi sistem modern untuk pesantrennya. Ia membuat berbagai terobosan yang maju. Bahkan ada kesan kontroversial. Yakni dengan nama tambahan Islam Terpadu (IT) di setiap jenjang pendidikan nonformal di pesantrennya. Biasanya, identitas IT melekat pada sekolah yang didirikan orang non NU, padahal Kiai Said adalah tokoh tulen Nahdlatul Ulama. Tetapi dia sengaja memilih label itu untuk menyaingi lembaga sekolah IT non NU. Seiring Berjalannya waktu, pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah mendirikan pendidikan formal tingkat SMP. Yaitu SMP Roudlotus Saidiyyah. Meskipun awalnya hanyalah sepuluh orang saja, namun semakin berkembang hingga ratusan siswa.
Karena berdiri di era modern, Kiai Said pun mengadopsi sistem modern untuk pesantrennya. Ia membuat berbagai terobosan yang maju. Bahkan ada kesan kontroversial. Yakni dengan nama tambahan Islam Terpadu (IT) di setiap jenjang pendidikan nonformal di pesantrennya. Biasanya, identitas IT melekat pada sekolah yang didirikan orang non NU, padahal Kiai Said adalah tokoh tulen Nahdlatul Ulama. Tetapi dia sengaja memilih label itu untuk menyaingi lembaga sekolah IT non NU. Seiring Berjalannya waktu, pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah mendirikan pendidikan formal tingkat SMP. Yaitu SMP Roudlotus Saidiyyah. Meskipun awalnya hanyalah sepuluh orang saja, namun semakin berkembang hingga ratusan siswa.
II.
IDENTIFIKASI
Memang pendidikan agama yang sangat dasar sangatlah penting,
terutama pada masa
perkembangan anak didik. Di Pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah ini tercatat
bahwa santri yang ada didalamnya tergolong mulai usia dini atau usia pra TK
hingga tingkat menengah keatas. Pada zaman yang modern ini tidaklah mungkin
hanya mendalami ilmu agama tanpa mengetahui pendidikan formal yang semestinya,
karena para pemuda adalah geerrasi penerus bangsa, kita harus tau bagaimana
penyelesaian massalah masalah yang ada dalam negara kita ini.
Memang pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah ini membatu
santri-santri nya untuk mengemban pendidikan formal, hanya santri SMP saja yang
bisa mendapatkan keleluasaan membagi waktu antara pondok dan sekolah, karena
letaknya masih dalam satu lingkup, namun untuk pelajar tingkat TK, SD dan
SMA/SMK harus sekolah diluar pondok karena memang belom tersedianya di dalam
pondok pesantren. Untuk tingkat SD memang ada disekitar pondok, namun letak SMK
terletak jauh dari lokasi pondok. Dengan begitu waktu yang harus di bagi dan
digunakan sebaik-baiknya, terlebih untuk siswa SMK yang kegiatan diluar maupun
di pondok memang lebih banyak.
Jadi untuk masalah dan kebutuhannya adalah tidak tersedianya lahan
untuk pendidikan formal didalam pondok, menjadikan santri kurang dalam pengawasan pondok dan mudah terpengaruh
oleh gangguan dari luar yang negatif. Terutama bagi siswa SMA/SMK karna pada
masa ini perkembangan anak lebih pada teman sebayanya.
III.
PEMBAHASAN
Melihat fenomena jaman sekarang, memang perkeembangan siswa didik
harus tetap terawasi tapi bukan dikengkang, bebas tapi bukan berarti tak punya
aturan, jadi mereka harus bisa bebas bertindak namun tetap dalam pengwasan
semestinya, jika dalam sebuah kekeluargaan disebut dengen demokrasi.
Dengan begitu untuk kebijakan yang semestinya adalah dibuat oleh
Kyai pendiri pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah yaitu KH Said Al-Masyhad adalah didirkannya pendidikan
formal tingkat SMA/SMK.
Tidak
tersedianya lahan untuk pendidikan formal didalam pondok, menjadikan santri
kurang dalam pengawasan pondok dan mudah
terpengaruh oleh gangguan dari luar yang negatif. Terutama pada masa ini
perkembangan anak lebih pada teman sebayanya. Terlebih lagi masa sekarang ini
permasalahan yang berkaitan dengan agama dan sosial harus membutuhkan
penyelesaian yang logis, dan kekreatifan seseorang dalam menyelesaikan
permasalahannya.
IV.
ALTERNATIF
Pengembangan alternatif kebijakan menjadi penting untuk dilakukan dalam
proses kebijakan. Pada putusan alternatif ini adalah keputusan dari beberapa
alteratif lainnya. dengan salah satu visinya adalah mengembangkan pendidikan
makan disini bukan hanya pendidikan non formal saja, namun juga pendidikan
formal. Jadi untuk hal tersebut perlu adanya alternatif agar pendidikan formal
dan non formal tetap berjalan, yaitu dengan adanya pembangunan sekolah yaitu di
utamakan dengan pembangunan tingkat SMA sedrajat. Namun sekolah ini tetap
berbasis Islam. Apabila yayasan Roudlotus Saidiyyah sudah mendirikan SMP dengan
berbasis Islam Terpadu, maka tingkat SMA ini pun harus sama yaitu berbasis
Islam Terpadu.
Namun karna sekarang santri juga lebih dilatih untuk skillnya
alangkah baiknya yang di banngun adalah SMK yang tetap berbasis Islam Terpadu,
yang nantinya setelah berdirinya SMK IT ini santri lebih mendalami masalah ilmu
pengetahuan umum, ilmu pengetahuan agama dan juga mengembangkan skill santri.
Jadi stelah santri keluar dari pondok pesantren santri sudah mempunyai bekal
lebih dari perkiraan awal mereka masuk pondok pesantren, santri memiliki bekal
ilmu agama yang nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat untuk mencapai
kebahagiaan di akhirat nantinya, sedangkan ilmu pengetahuan umum dan skill yang
dikembangkan dari kejuruan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam mencapai
kebahagiaan di dunia. Jadi dengan begitu santri menjadi multi talenta yang
dapat mengajak masyarakat menuju kejalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesuai
dengan tujuan visi dan misi dakwah islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
tidak tersedianya lahan untuk pendidikan formal didalam pondok,
menjadikan santri kurang dalam
pengawasan pondok dan mudah terpengaruh oleh gangguan dari luar yang negatif.
Terutama bagi siswa SMA/SMK karna pada masa ini perkembangan anak lebih pada
teman sebayanya.
V.
PENUTUP
Demikian tugas
yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekeliruan dan kesalahan mohon dimaafkan
dan dimaklumi. Semoga tugas selajutnya bisa lebih baik
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
ReplyDeleteKaos Islami Dakwah
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa