Thursday, October 17, 2019

kebijakan dakwah


Kebijakan Penyelenggaraan WAJAR
 di Pondok Pesantren  Roudlotus Saidiyyah
Disusun guna memenuhi
Tugas Mata Kuliah : STUDI KEBIJAKAN DAKWAH
Dosen Pengampu : Hasyim Hasanah

download (3)

Disusun Oleh :
Umi Nur Iswatin                    (1401016102)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017

I.                   PENGANTAR
Pendidikan pesantren biasanya digolongkan kedalam pendidikan keagamaan non-formal yang diakui sebagai bagian system pendidikan nasional. Pesanren jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncl di Indonesia merupaka pendidikan yang tertua dan dianggap sebagai budaya produk Indonesia yang indigenus. Pendidikan ini semuala merupakan pendidikan agama islam yang di muali sejak munculnya masyarakat nusantara pada abad ke-13.
Beberapa abad kemudian penyelenggaraan  pendidikan ini semakin teraatur dengn munculnya tempat-tempat pengajian. Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para siswa (siswa) hingga akhirya disebut dengan pesantren. Dalam struktur pendidikan nassional, pesantren merupakan mata rantai yang sangat penting. Hal ini tidak hanya karena sejarah kemunculan yang relatif lama, tetapi juga karenaa pesantren telah secara signifikan ikut andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah Kalialang ini didirikan KH Said Al-Masyhad pada tahun 1994. Kiai Said mendirikan pesantren ini karena melaksanakan wasiat dari gurunya, KH Muhsin Syafii usai ia mondok pada kiai besar tersebut di Bululawang, Malang, Jatim. Misinya melakukan syiar Islam di KotaSemarang. Waktu itu, kata Kiai Said, dirinya membangun sebuah langgar di atas tanah seluas 10 m2 yang agak terpencil dari rumah-rumah warga Kalialang.  Santrinya baru beberapa anak muda warga sekitar. 
Nama Roudlotus Saidiyyah dipilih berdasarkan petunjuk gurunya, yaitu Simbah KH Marwan, Jragung, Demak dan Romo Kyai Muhsin Syafi’i Malang.
Karena berdiri di era modern, Kiai Said pun mengadopsi sistem modern untuk pesantrennya. Ia membuat berbagai terobosan yang maju. Bahkan ada kesan kontroversial. Yakni dengan nama tambahan Islam Terpadu (IT) di setiap jenjang pendidikan nonformal di pesantrennya. Biasanya, identitas IT melekat pada sekolah yang didirikan orang non NU, padahal Kiai Said adalah tokoh tulen Nahdlatul Ulama. Tetapi dia sengaja memilih label itu untuk menyaingi lembaga sekolah IT non NU. Seiring Berjalannya waktu, pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah mendirikan pendidikan formal tingkat SMP. Yaitu SMP Roudlotus Saidiyyah. Meskipun awalnya hanyalah sepuluh orang saja, namun semakin berkembang hingga ratusan siswa.

II.                IDENTIFIKASI
Memang pendidikan agama yang sangat dasar sangatlah penting, terutama pada masa perkembangan anak didik. Di Pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah ini tercatat bahwa santri yang ada didalamnya tergolong mulai usia dini atau usia pra TK hingga tingkat menengah keatas. Pada zaman yang modern ini tidaklah mungkin hanya mendalami ilmu agama tanpa mengetahui pendidikan formal yang semestinya, karena para pemuda adalah geerrasi penerus bangsa, kita harus tau bagaimana penyelesaian massalah masalah yang ada dalam negara kita ini.
Memang pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah ini membatu santri-santri nya untuk mengemban pendidikan formal, hanya santri SMP saja yang bisa mendapatkan keleluasaan membagi waktu antara pondok dan sekolah, karena letaknya masih dalam satu lingkup, namun untuk pelajar tingkat TK, SD dan SMA/SMK harus sekolah diluar pondok karena memang belom tersedianya di dalam pondok pesantren. Untuk tingkat SD memang ada disekitar pondok, namun letak SMK terletak jauh dari lokasi pondok. Dengan begitu waktu yang harus di bagi dan digunakan sebaik-baiknya, terlebih untuk siswa SMK yang kegiatan diluar maupun di pondok memang lebih banyak.
Jadi untuk masalah dan kebutuhannya adalah tidak tersedianya lahan untuk pendidikan formal didalam pondok, menjadikan santri kurang  dalam pengawasan pondok dan mudah terpengaruh oleh gangguan dari luar yang negatif. Terutama bagi siswa SMA/SMK karna pada masa ini perkembangan anak lebih pada teman sebayanya.
III.             PEMBAHASAN
Melihat fenomena jaman sekarang, memang perkeembangan siswa didik harus tetap terawasi tapi bukan dikengkang, bebas tapi bukan berarti tak punya aturan, jadi mereka harus bisa bebas bertindak namun tetap dalam pengwasan semestinya, jika dalam sebuah kekeluargaan disebut dengen demokrasi.
Dengan begitu untuk kebijakan yang semestinya adalah dibuat oleh Kyai pendiri pondok pesantren Roudlotus Saidiyyah yaitu KH Said Al-Masyhad adalah didirkannya pendidikan formal tingkat SMA/SMK.
Tidak tersedianya lahan untuk pendidikan formal didalam pondok, menjadikan santri kurang  dalam pengawasan pondok dan mudah terpengaruh oleh gangguan dari luar yang negatif. Terutama pada masa ini perkembangan anak lebih pada teman sebayanya. Terlebih lagi masa sekarang ini permasalahan yang berkaitan dengan agama dan sosial harus membutuhkan penyelesaian yang logis, dan kekreatifan seseorang dalam menyelesaikan permasalahannya.

IV.             ALTERNATIF
Pengembangan alternatif kebijakan menjadi penting untuk dilakukan dalam proses kebijakan. Pada putusan alternatif ini adalah keputusan dari beberapa alteratif lainnya. dengan salah satu visinya adalah mengembangkan pendidikan makan disini bukan hanya pendidikan non formal saja, namun juga pendidikan formal. Jadi untuk hal tersebut perlu adanya alternatif agar pendidikan formal dan non formal tetap berjalan, yaitu dengan adanya pembangunan sekolah yaitu di utamakan dengan pembangunan tingkat SMA sedrajat. Namun sekolah ini tetap berbasis Islam. Apabila yayasan Roudlotus Saidiyyah sudah mendirikan SMP dengan berbasis Islam Terpadu, maka tingkat SMA ini pun harus sama yaitu berbasis Islam Terpadu.
Namun karna sekarang santri juga lebih dilatih untuk skillnya alangkah baiknya yang di banngun adalah SMK yang tetap berbasis Islam Terpadu, yang nantinya setelah berdirinya SMK IT ini santri lebih mendalami masalah ilmu pengetahuan umum, ilmu pengetahuan agama dan juga mengembangkan skill santri. Jadi stelah santri keluar dari pondok pesantren santri sudah mempunyai bekal lebih dari perkiraan awal mereka masuk pondok pesantren, santri memiliki bekal ilmu agama yang nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat untuk mencapai kebahagiaan di akhirat nantinya, sedangkan ilmu pengetahuan umum dan skill yang dikembangkan dari kejuruan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam mencapai kebahagiaan di dunia. Jadi dengan begitu santri menjadi multi talenta yang dapat mengajak masyarakat menuju kejalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesuai dengan tujuan visi dan misi dakwah islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
tidak tersedianya lahan untuk pendidikan formal didalam pondok, menjadikan santri kurang  dalam pengawasan pondok dan mudah terpengaruh oleh gangguan dari luar yang negatif. Terutama bagi siswa SMA/SMK karna pada masa ini perkembangan anak lebih pada teman sebayanya.


V.                PENUTUP
Demikian tugas yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekeliruan dan kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi. Semoga tugas selajutnya bisa lebih baik

1 comment:

  1. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
    Kaos Islami Dakwah

    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa

    ReplyDelete

Cerita Nyata

BAPAK HOBI SELINGKUH Cerita ini merupakan pengalaman anak tetanggaku, sebut saja namanya Finsa. Saat ini usianya hampir mendekati 20 t...