PROBLEMATIKA KOMUNIKASI ANTAR
PRIBADI
I.
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaaksi antar manusia.
Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan,
kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagian besar interaksi
antara manusiaa berlangsung dalam situasi komunikasi antarpribadi. Lalu apakah
komunikasi antarpribadi itu?
Langkah awal untuk memahami karakteristik unik dari komunikasi
interpersonal adalah dengan melacak makna dari interpersonal, yang
dimana “inter” yang berarti “antara” dan kata “person” yang
berarti orang. Jadi komunikasi interpersonal secara umum terjadi diantara dua
orang. Seluruh proses komunikasi terjadi diantara beberapa orang, namun banyak
interaksi tidak melibatkan seluruh orang didalamnya secara akrab. Komunikasi
ada dalam rangkaian impersonal menuju interpersonal.
Kebanyakan proses komunikasi tidak terjadi secara personal.
Terkadang, kita tidak menganggap orang lain sebagai lawan bicara namun
diberlakukan sebagai objek benda. Misalnya kita menganal orang lain, namun
berinteraksi sekadar basa basi daripada berkomunikasi secara akrab. Contohnya
ketika kita menyapu halaman rumah di pagi hari, saya bertemu dengan tetangga
sebelah rumah, kami mengobrol tenang cuaca dan pekerjaan rumah. Melalui
percakapan tersebut kami menghargai keberadaan satu sama lain, tapi kami tidak
menjalin hubungan yang terlalu akrab. Hanya dengan beberapa orang yang
benar-benar dipercaya, kita dapat berkomunikasi secara akrab.
Adapun komunikasi antarpribadi dalam definisi ini merupakan proses
pengiriman atau penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok
kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik (feedback). Dalam
definisi ini setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian-bagian
yang terintregasi dalam tindakan komunikasi.
Adapun problem komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada
yang tidak beres. Problem komunikasi menunjukan adanya masalah yang dalam.
Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi,
dan penerima. Hambatan komunikasi antara lain adalah , Kurangnya perencanaan
dalam komunikasi, Perbedaan persepsi, Pesan yang tidak jelas, Prasangka yang
buruk, Transmisi yang kurang jelas, Tidak ada kepercayaan,Perbedaan status, pengetahuan,
bahasa.
Dalam hal ini saya mengambil permasalahan Komunikasi Antar Pribadi
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah permasalahan antar sahabat,
yang diamana hal ini memang sering terjadi. Sahabat itu pasti identik dengan
keakraban dan kebersamaan. Tapi enggak jarang juga bertengkar. Biasanya
masalah- masalah tersebut antara lain adalah , Sahabat yang suka bohong, Sahabat
yang tidak dapat pegang rahasia, Sahabat yang pacaran melulu, Sahabat yang suka
nyontek, Sahabat yang suka meremehkan orang, Sahabat yang suka mengadu domba, Sahabat
yang datang saat ada butuhnya saja
Jika kita sudah mulai dekat dengan seorang teman yang akhirnya
menjadi dekat dan sebagai sahabat kita, tidak dipungkiri bahwa sepenuhnya kita
akan percaya dengan dirinya, namun jika dia terbiasa tidak konsisten dengan apa
yang dia katakan, tidak dapat menjaga rahasia, bahkan menjatuhkan kita didepan
orang lain atau bahkan hanya menjadikan kita bahan bualan atau memanfaatkan
kita maka hal yang tidak di pungkiri lagi adalah konflik yang datang, seperti
halnya yang saya alami dengan sahabat saya.
Pertemanan kita membuat kita semakin dekat dan dapat diakatakan
sahabat, namun lambat laun semakin hari semakin kita saling mengenal tak di
pungkiri konflik-konflik kecil sering terjadi diantara kita, hingga akhirnya
jarak yang benar-benar terjadi diantara kita. Karena apa, karena saya merasa
dia selalu merasa dirinya yang paling benar, paling baik, dan paling diatas
daripada temen lainnya termaksud saya. Awalnya saya hanya berfikir positif
bahwa itu hanya salah paham saya. Namun hal itu selalu terjadi dan selalu
terulang kembali. Namun saya tetap berusaha untuk terus memaafkan, karna
perlunya saling memahami antar teman.
II.
PERMASALAHAN
Mungkin dari beberapa masalah diatas, masalah yang saya hadapi
dengan sahabat saya adalah sahabat yang suka meremehkan orang dan yang mungkin
datang saat ada butuhnya saja, namun dalam kisah ini saya lebih condong pada
sahabat yang selalu meremehkan orang .
III.
PEMBAHASAN
Ini adalah permasalahan yang terjadi di posisi saya berada di
bangku kuliah, awal pertama saya berteman dengan siapa saja yang satu kelompok
OPAK dengan saya, sebut saja namanya
Putri, awalnya saya tidak mengenal dekat siapa dirinya, namun waktu mulai berlalu
saya pun dekat dengan dirinya, karena ternyata kita juga, lambat laun kita pun
semakin beteman dekat, bahkan benar-benar menjadi teman baik. Mungkin awal mula
yang membuat kedekatan kita saat pertama kali saya dikenalkan dengan
kekasihnya, dan kita ngobrol bareng bahkan saya sampai diantar pulang kerumah,
karena memnag posisi kampun dengan rumah tidak jauh seperti teman-teman
lainnya.
Waktu berjalan, kita benar-benar kompak dalam hal apapun, sampai
akhirnya yang tadinya kita berdua, kita bergabung menjadi berempat. Seperti
layaknya anak remaja, kita mempunyai barang yang bisa terlihat sama, gelang,
baju dan sebagainya, kita berempat benar-benar menjadi teman baik, pergi main
bersama dan banyak hal lainnya yang kita lakukan bersama. Hingga acara malam tahun
baru saat itu kami adakan acara bersama kecil-kecilan, bersamaan dengan
surprise kecil buat teman kami yang paling kecil karena bersamaan dengan ulang
tahunnya.
Kita memang sering bersama, terkadang kita terpisah antara dua
jalan, aku dengan Putri, dan 2 teman yang lain juga bersama. Jadi bisa
dikatakan aku lebih sering dengan putri, dan satu lagi, kita berempat ada dalam
Organisasi yang sama. Ini awal mula saya merasa dilecehkan dengan dirinya.
Waktu iu kita sudah di pasrahi sebagai panitia acara, saat itu dia berposisi di
bagian bendahara yang dipasrahi segala urusan keungan, sedangkan saya di bagian
konsumsi. Hari itu saya diminta untuk membeli air mineral, dan setelah
membelinya, ternyata diluar dari reng-rengan awal, dan saya terpaksa untuk
meminta kembali uang yang kurang dengan Putri, dan saya menjelaskan apa yang
terjadi, namun dia malah balik menyalahkan saya dan menjatuhkan saya di hadapan
pacarnya. Namun atas kejadian ini saya hanya diam dan berfikir positif
bahwasanya dia hanya bercanda.
Hal serupa sering kali saya alami jika kita sedang berada didepan
pacarnya. Dan permasalahan lain yang membuat saya kecewa dengan dirinya adalah
masalah buku perpustakaan. Saat itu saya berkelompok dengan 6 orang, kita pun
bagi tugas ada yang meminjam buku dan ada yang mengerjakannya. Karna saya yang
bertugas untuk mengerjakan, maka buku di bawa saya sebagian. Karena buku begitu
banyak, maka tidak semua saya masukan tas. Setelah mengerjakan tugas, saya dan
Putri makan siang di warug dekat kampus. Kami menikmati makan siangnya, setelah
makan siang, saya yang bayar (dengan uang masig- masing) dan Putri yang
membantu membawa satu buku kelompok saya sekalian dengan buku-bukunya sendiri.
Sesampainya di rumah saya baru ingat kalau bukunya di bawa satu
oleh putri, saya meminta Putri untuk membawanya besok pagi, namun paginya Putri
baru bilang kalau bukunya tertinggal di Musholla kampus. kami pun mencarinya
namun tidak ada, kami juga kembali ke warung tempat kami kemaren makan siang,
namun juga sudah tidak ada, kami mencari ketempat-tempat yang kemarin kita
tuju, namun juga tidak kami temukan. Wal hasil buku tersebut hilang.
Akhirnya kita menghubungi teman kami yang bersangkutang dengan
kartu peminjaman tersebut, dan berjanji
kami yang bertanggung jawab. Saya
pikir benar bahwa kita yang akan bertanggung jawab, awalnya kita bersama sama menghubungi pihak
perpustakaan dan menjelaskan. Kita menyetujui permintaan dari pihak
perpustakaan, namun lambat laun masalah ini tidak selesai malah makin rumit.
Dan di awal pencarian pun dia sepenuhnya menyalahkan saya didepan kekasihnya
lagi, padahal jika diurutkan ini bukanlah kesalahan saya sepenuhnya, kita yang
sama-sama salah,dan lalai.
Mulai saat itu dia tidak lagi mau berurusan dengan masalah
tersebut, hingga saya yang berpontang panting bertanggung jawab sendiri atas
kesalahannya juga. Saat itu setelah saya tau bahwa tanggung jawabnya juga
kurang, dan suka melecehkan saya, saya pun ambil jarak dengan dia, karena bagi
saya jika saya terus-terus begini seolah saya menjadi budak dirinya, dia
berlaku seenaknya sendiri, memang saya akui, mungkin dia bisa berangga diri
mempunyai kekasih yang sudah mapan. Hingga akhirnya saya menyelesaikan masalah
ini sendiri, selama satu semester saya benar-benar ambil jarak. namun bukan
berarti kita jauh sejauh-jauhnya.
Cerita lainnya adalah belum lama ini, karna dia pun sudah menikah
dengan kekasihnnya, dia ambil cuti selama hamil. Saat itu kita benar-benar
merasa miskomunikasi. Saya mendapat kabar bahwa putri sudah melahirkan anaknya,
teman-teman kelas banyak yang dilarang untuk menjenguknya setelah mereka
meminta izin untuk menjenguknya, namun karena saya sebagai teman dekat, saya
dengan kedua teman saya lainnya mengambil rencana lain agar bisa menjenguknya
sebagai bentuk perhatian kami sebagai teman dekat.
Namun dugaan kami benar-benar meleset, niat baik kami bahkan
perjalanan jauh nan rumit kami tidak dinilai baik oleh dirinya saat kita
ditengah kesulitan mencari jalan pulang setelah menjenguk Putri dan anaknya.
Dia sempat melontarkan kata-kata yang tidak enak di hati. Akhirnya saya
mengambil langkah untuk jalan menunggu adanya keajaiban nantinya yang membantu
kami pulang, karena ternyata jika sudah menjelang sore angkutan menuju jalan
keluar sudah tidak ada, kita terpaksa
sampai sore karena kita sampai sudah mendekati waktu ashar. Kami bertiga
benar-benar merasakan kekecewaan yang amat mendalam, jujur hati kami sakit saat
harus mendengarkan lontaran seperti itu. Itu hal yang belum pernah kami temukan
saat kami bertamu dan menerima tamu.
Dalam masalah-masalah diatas,
akhirnya saya benar-benar menjadi jauh dengan dirinya, kita berempat
benar-benar renggang, mungkin bukan hanya karena masalah tersebut saja, karena
mulai semester ini kami benar-benar ada kesibukan masing-masing. Namun saya
tetap berhubungan baik dengan teman-teman yang lain, namun jika dengan Putri
saya benar-benar serasa harus ambil jarak jauh, yaa karena semester ini dia
sudah kembali kuliah lagi.
Begitupun dengan teman yang sekelas dengan Putri yang memiliki
problem tersendiri dengan Putri, mereka juga pada ambil jarak. saya dengan Putri
pun benar-benar jauh, kecuali jika saat pas-pasan hanya tegur sapa, itu cukup
bagi saya. Namun pernah saya sedikit tersinggung dengan statusnya, hati saya
mulai begitu tersentuh, mungkin permasalahan saya menjadi besar karena saya
sendiri, perlahan, saya mulai mendekatinya lagi, dan tetap berkomunikasi
layaknya tidak pernah terjadi masalah selama ini, jika di tanya teman-teman
yang lain “Kok sekarang jauh dengan Putri” saya menjawab “enggak kok,
mungkin karena kita punya kesibukan sendiri dan jarang bareng dalam satu kelas”
saya berusaha agar teman-teman yang lain tidak berfikir negatif, karena
bagaimana pun dia adalah kawan baik saya. Saya juga mengarahkan teman yang lain
jika sedang ada masalah dengan dia, saya bilang untuk memaklumi saja, karena
pada dasarnya kita tidak tau pasti bagaimanya. Memaafkan dan memaklumi perlu
bagi saya, namun saya tetap harus antisipasi agar dia tidak terus seenaknya
menjatuhkan saya.
IV.
ANALISIS
Masalah muncul karena perbedaan antara keinginan dan realita.
Manusia akan berusaha dengan sifat manusiaeinya untuk menyelesaikan
masalah-masalah dalam hidupnya. Permasalahan adalah awal dari pembuatana
perencanaan. Karena perencanaan progam komunikasi yang akan kita buat adalah upaya
untuk menjawab permasalahan yang kita rumuskan.
Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator),
transmisi, dan penerima. Hambatan komunikasi antara lain adalah :
1.
Kurangnya
perencanaan dalam komunikasi ( tidak dipersiapkan terlebih dahulu)
2.
Perbedaan
persepsi
3.
Perbedaan
harapan
4.
Kondisi
fisik atau mental yang kurang baik
5.
Pesan
yang tidak jelas
6.
Prasangka
yang buruk
7.
Transmisi
yang kurang jelas
8.
Penilaian/evaluasi
yang prematur
9.
Tidak
ada kepercayaan
10.
Perbedaan
status, pengetahuan, bahasa.
11.
Distori
(kesalahan Informasi)
Adapun
analisa lainnya yang dapat diambil yaitu :
12.
Perbedaan pendirian dan perasaan antar
individu.
Setiap
orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut
terhadap suatu hal dalam lingkungan dapat menimbulkan konflik sosial
13.
Perbedaan
latar belakang setiap individu
Latar
belakang setiap individu memang berbeda-bada ada yang yang hidup dalam keluarga
miskin atau kaya, ada yang hidup dalam keluarga berpendidikan dan tidak, latar
belakang seperti itu membawa perasaan yang dapat menimbulkan konflik
14.
Perbedaan
sifat atau watak
Sifat
dan watak adalah bawaan sejak lahir manusia yang berbeda-beda setiap individu
yang tidak bisa diubah namun bisa disikapi dengan baik agar tidak menimbulkan
konflik
15.
Mengemukakan
pendapat yang kurang bisa dikemas dengan komunikasi yang baik.
Komunikasi yang kurang dikemas dengan baik dapat menimbulkan salah
paham dan konflik yang bermula dari salah paham. Dalam hal ini kita akan
memahami perlunya mempelajari karakteristik-karakteristik dari efektivitas
komunikasi antarpribadi. Karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi
antarpribadi ini oleh Yoseph De Vito (pespektif
humanistik) yaitu :
1.
Keterbukaan
(Opennes)
2.
Perilaku
Suportif (Supportivennes)
3.
Perilaku
Positif (positiveness)
4.
Empati
(Empathy)
5.
Kesamaan
(equality)
Pragmatis
Meliputi :
1.
Bersikap
Yakin (Confidence)
2.
Kebersamaan
(immediacy)
3.
Menejemen
interaksi (interaction menegement)
4.
Perilaku
ekspresif (ekspressiveness)
5.
Orientasi
paada Orang lain (other orientation)
Adapun sifat-sifat yang tercantum dalam perspertif humanistik yang
dinyatakan oleh Abraham Maslow, Gordon Allport, dan Carl Rogers hanya 3
diantaranya :
1.
Keterbukaan
(Opennes)
Dengan
membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Kualitas keterbukaan
mengacu pada sedikitnya 3 aspek dari komunikasi antarpribadi, yang pertama
komunikator antarpribadi yang efektifharus terbuka terhadap orang yang diajak
berinteraksi, kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara
jujur terhadap stimulus yang datang, ketiga menyangkut pada kepemilikan dan
perasaan. Keterbukaan disini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang
dilontarkan adalah memang milik anda dan anda yang bertanggung jawab atasnya
2.
Empati
(Empathy)
Empati
dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memposisikan diri terhadap
apa yang sedang dialami orang lain. orang yang mampu empatik mampu memahami
motivasi dan pengaami orang lain, perasaan dan sikap mereka serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa datang. Perasaan empati ini akan membuat orang mam
pu menyesuaikan komunikasinya.
3.
Perilaku
Suportif (Supportivennes)
Hubungan
antarpribadi yang efektif adalah hubungan yang dimana terdapat sikap suportif
atau mendukung, yang dapat diperlihatkan dengan sikap yang Deskriptif bukan
Evaluativ, Spontan bukan Strategik, Provosional bukan sangat Yakin.
PROBLEMATIKA KOMUNIKASI ANTAR KELOMPOK/ ORGANISASI
I.
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaaksi antar manusia.
Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan,
kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagian besar interaksi
antara manusiaa berlangsung dalam situasi komunikasi antarpribadi. Lalu apakah
komunikasi antar kelompok itu?
Menurut Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (1996) mengatakan,
beberapa ciri utama komunikasi organisasi adalah faktor-faktor struktural dalam
organisasi yang mengharuskan para anggotanya
bertindak sesuai dengan peranan yang diharapkan.
Adapun dalam kelompok, bila sejumlah orang dalam kelompok
mengatakan atau melakukan sesuatu ada kecenderungan bahwa anggota yang lainnya
akan mengikuti, itulah yang disebut konformitas, kemudian jika dalam kehadiran
kelompok akan membuat terhambatnya suatu pekerjaan ini dikatakan dalam
fasilitas sosial, kemudian terjadinya polarisasi yang dimana akan mendorong
ekstrime kelompok dalam gerakan sosial atau politik. Kelompok seperti ini
biasanya menarik anggota-anggotanya yang memiliki pandangan yang sama.
Dalam organisasi biassanya tidak lepas dari masalah-masaah yang
timbul, misalnya masalah akan kurangnya kordinasi, kordinasi dalam progam kerja
misalnya seringkali dalam organisasi terdapat program kerjayang dimana jika
program kerja tersebut tidak ada kordinasi maka akan menimbulkan kekacauan,
selain itu juga koordinasi antar peminpin, masalah pengkaderan, kontrol yang
lemah, macetnya komunikasi anar bidang, progam kerja banyak yang tidak
terlaksana, rapat yang tidak continiu, dsb.
Dari berbagai masalah, maka dalam permasalah dalam Komunikasi Antar
Kelompok atau Organisasi ini saya mengankat permasalahan dalam organisasi yang
saya pijaki tentang pemilihan ketua yang diaman dalam pemilihan ini adalah
pemilihan pemimpin Formal, yang dimana dalam pemimpin fromal ini masa
jabatannya tertentu,sebelum menyalonkan diri harus mempunyai beberapa
persyaratan.
II.
PERMASALAHAN
Dalam hal ini permasalahan yang saya angkat adalah saat pemilihan
ketua baru, namun karena dari para kandidat mereka memiliki dasar yang kuat dan
kurangnya komunikasi yang baik dari awal, dua kandidat terkuat saling bercengkrama, seolah ini adalah sebuah
persaingan yang dimana salah satunya harus ada yang kalah dan yang lainnya
menang.
III.
PEMBAHASAN
Saya memang mengikuti dua kegiatan Organisasi Mahasiswa, yaang satu
tingkat Universitas dan yang sau tingkat fakultas, namun saya lebih saring
berkecimpung dalam Organisasi tingkat Fakultas. Awalnya seluk beluk
permasalahan dalam organisasi tersebut memanglah tidak nampak, namun lambat
laun semakin saya berkecimpung didalamnya saya lebih mengerti daripada
sebelumnya. Terutama permasalahan dalam pemilihan ketua yang di sebut oleh
anggota adalah acara kongres. Awal saya mengikuti kongres saya tidak tau menau,
bahkan kami yang angkatan anak baru pun sempat di bohongi, namun sekeras apapun
dulu saya dibohongi saya tidak pernah setuju dengan dukungan beliau, agar kita
memilih pilihannya agar jadi penerus posisinya menjadi ketua Umum, jika mungkin
iya teman-teman yang lain banyak yang menyetuji, saya tetap pada pendirian
bahwa saya tidak.
Hingga akhirnya beliau terpilih menjadi ketua Umum, saya masih
bersikukuh menolak dalam hati, karna kita sempat diracun dulu sebelum
pemilihan. Karena menghindari kasus yang sama, setahun setelah saya
berkecimpung, diadakan pemilihan ketua lagi, kami seolah ada dalam dua kubu,
antara pembela A dan pembela B. Seolah drajat kepemimpinan dalam organisasi
kami tahun ini sebagai ajang lomba, akan ada yang dinyaakan Menang, dan lainnya
Kalah, memang bukan hanya dua Kandidat saja sehingga kita berada di dua kubu,
ada 4 kandidat, namun calon yang kuat adalah dua ini, antar A dan B.
Sebelum acara kongres tiba, saya sempat menemui dua calon yang
saling bersekutu itu, saya butuh jawaban bagaimana jika nanti salah satu
diantara mereka kalah, dan saya pun mendapatkan jawaban tersebut, agar saya
tidak memandang mereka hanya sebelah mata dan pada akhirnya saya lebih condong
ke satu kubu, meskipun saya memang memilih satu diantaranya. Hingga akhirnya
acara kongres tiba, untuk saling membenarkan AD/ART pun mereka terlihat saling
membenarkan jika mereka sanggup dan menjatuhkan jika lawan tak sanggup, ini
menjadikan panas suasana kongres.
Hingga akhirnya pemilihan pun tiba, dan saat surat suara di bacakan
akhirnya kita tau siapa yang terpilih menjadi ketua, banyak yang kecewa akan
hasil tersebut, dan salah paham pun terjadi. Banyak yang berfikir negatif bahwa
kejadian tahun lalu terulang kembali. Tidak banyak yang memberi selamat pada
ketua baru kita. Satu Mingu berjalan tanpa kejelasan tentang ketua tersebut ,
karena seolah mati tanpa daya, lebih mudahnya orang dalam memilih A namun B
yang menang.
Benar-benar terombang ambing rasanya, namun karena saya merasa saya
adalah sosok yang pingin tau banget, akhirnya saya kembali mncari kebenaran semampu
saya, meskipun pikirn negativ memang menghantui, namun apasalahnya untuk
mencoba meluruskan? Namun usaha saya serasa sia sia,
Dalam menghadapi masalah ini akhirnya ketua kita (bukan ketua baru)
mengambil jalan tengah, yaitu mengadakan kumpul kembali namun hanya antar
pengurus, yang dimana seolah pemilihan ulang, dan dua calon terkuat kita gugur.
Dan wal hasil kita mendapatkan ketua yang sesuai dengan kesepakatan pengurus
bersama, setelah ketua terpilih, akhirnya pembentukan pengurus baru pun terlaksana.
Karena organisasi tidak akan jalan jika tidak ada anggota namun tidak ada
ketua, dan adanya anggota namun tidak memiliki ketua.
IV.
ANALISIS
Ada
beberapa type dalam kepemimpinan diantaranya adalah
1.
Type Kharismatis, yang dimana type ini
memiliki kekuatan energi daya tarik, dan pembawa yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain,sehingga ia mempunyai pengikut yang besar dan
pengawal-penagawal yang bisa dipercaya.
2.
Tipe
paternalistis, yang dimana tipe ini kepemimpinan yang keBapakan, yang dimana
hampir sama dengan Tipe Kharismatis namun perbedaanya terlalu overprotective.
3.
Tipe
Demokratis, ini adalah tipe yang biasa kita temui, dimana tipa ini adalah
berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para
pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan
tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang bai. Kekuatan
kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau individu pemimpin”
akan tetapi keuatan justru terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis mengahargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesi bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota selektif mungkin pada saat-saat dan kondisi tepat.
Adapun hambatan komuniksai dalam Organisasi ada dua.
1.
Faktor
Personal
a.
Orang
Mengamati suatu secara seleksi
Karna
adanay kecenderugan manusia untuk menyeleksi pesan, menjadikan pesan yang
sehaarusnya sampai kepada seseorang tidak diterimanya. Hal ini juga terjadi dalam organisasi
b.
Orang
melihat sesuatu konsisten dengan apa yang mereka punyai
Persepsi
kita mengenai sesuatu dipengaruhi oleh cara kita bicara tentang orang lain,
benda-benda atau kejadian-kejadian . apa yang kita percaya dapat mengubah
persepsi kita
c.
Bahasa
itu sendiri kadang-kadang kurang tepat
Persepsi
kita mengenai orang, benda, kejadian tidaklah selalu pas dan cocok dengan kenyataan
karena kita melihat secara selektif dan kita cenderung melihat apa yang kita
percayai dari orang, benda atau kejadian yang terjadi.
d.
Pesan
yang meragukan sering mngarahkan pada gangguan
Keraguan
mungkin dapat dibatasi sebagai beberapa tingkat ketidak pastian berhubungan
dengan informasi atau tindakan
e.
Motivasi
mungkin mmbangkitkan distorsi pesan
2.
Faktor
Organisasi
a.
Kedudukan
atau posisi dalam organisasi
Anggota-anggota
fungsional organisasi yang menduduki posisi dengan tugas dan otoritas yang
ditetapkan untuk itu akan mempunyai pandangan dan sistem nilai yang berbeda
dengan orang yang memiliki kedudukan yang berbeda.
b.
Hirarki
dalam berorganisasi
Hirarki
hubungan atasan atasan dan bawahan akan mempengaruhi komunikasi seseorang.
c.
Keterbatasan
berkomunikasi
Keterbatasan
yang ditentukan oleh organisasi dimana seseorang boleh berkomukasi dengan yang
lain dan ketentuan siapa yang boleh membuat keputusan mempengaruhi cara anggota
organisasi berkomunikasi
d.
Ketidak
pedulian pemimpin
Sikap
tidak peduli dari pemimpin merupakan hambatan besar dalam organisasi.
Adapun tugas pemimpin salah satunya dalam masalah ini adalah
meyakinkan para anggotanya dengan cara-cara diaantaranya :
a.
Hentikan
pertengkaran yang ada
b.
Jangan
memihak dan menyalahkan pihak lain
c.
Katakan
terus terang kesalahan pribadi
d.
Mulai
mnyampaikan ide dengan ramah tamah
e.
Biarkan
orang lain berpendapat, namun tugas kita memberi pertanyaan dengan memancing
kearah tujuan kita
f.
Bersikap
simpatik terhadap gagasan orang lain
g.
Jelaskan
gagasan kita dengan cermat sehingga dapat dipahami orang lain
h.
Jika
gagal ajak diskusi
V.
KESIMPULAN
Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaaksi antar manusia.
Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan,
kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagian besar interaksi
antara manusiaa berlangsung dalam situasi komunikasi antarpribadi
Masalah muncul karena perbedaan antara keinginan dan realita.
Manusia akan berusaha dengan sifat manusiaeinya untuk menyelesaikan
masalah-masalah dalam hidupnya. Permasalahan adalah awal dari pembuatana
perencanaan. Karena perencanaan progam komunikasi yang akan kita buat adalah
upaya untuk menjawab permasalahan yang kita rumuskan.
Tipe Demokratis, ini adalah tipe yang biasa kita temui, dimana tipa
ini adalah berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang
bai. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada “person atau
individu pemimpin” akan tetapi keuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok.
Kepemimpinan demokratis mengahargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesi bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota selektif mungkin pada saat-saat dan kondisi tepat
VI.
PENUTUP
Demikian
makalah yang dapat saya ajukan sebagai tugas Ujian Akhir Semester, semoga dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca Aamiin.